"Ayo, ris"
Haris menatap bingung kearah Jeje. "Ayo kemana?"
"Dokter. Gue mau periksa penyakit lu"
"Kurang ajar, lu kata gue penyakitan"
Jeje merotasikan matanya malas.
"Gue udah ada janji sama bang apin" ucap Haris sambil mengotak-atik hp nya.
Jeje yang tadi sudah berdiri pun mendudukkan kembali dirinya disamping Haris.
"Mau kemana?" Tanyanya.
"Ke rumah kakeknya bang apin"
"Ngapain?"
Haris menyimpan hp nya kedalam saku kemejanya, lalu menatap Jeje.
"Gatau" jawabnya sambil mengendikkan bahu.
"Ikut"
"Terserah"
Haris bangkit dari duduknya, berjalan santai menuju gerbang. Merasa tidak ada tanda-tanda Jeje disampingnya, Haris berbalik mendapati Jeje yang masih duduk menggodai adik tingkat yang lewat.
"BURUAN, JE! BANG APIN UDAH DI DEPAN"
Jeje segera berlari mengejar Haris yang sudah jauh didepannya.
"Jangan mati dulu, ris. Lo belum dapetin Febi" celetuk Jeje tiba-tiba.
Haris terkekeh pelan. "Pengen banget lu gue mati?"
"Ya engga. Cuman kalo lo mati, Febi biar gue yang gebet" ucapnya dengan wajah songongnya.
"Ambil aja" ucap Haris acuh.
"Anjir! Ini bukan elu, ris. Lu beneran mau ninggalin gue ya?" Tanya Jeje dramatis sambil memegangi tangan Haris.
"Apaan anjir kagakk!" Tepis Haris.
"Disaat keadaan genting kayak gini gue gak mikirin cewek. Hidup gue lebih penting, emak gue juga belum gue daftarin umroh"
/Masyaa Allah mas Haris :')
Keduanya melanjutkan jalannya sampai tiba di sebelah mobil hitam yang platnya sangat mereka hapal. Haris segera membuka pintu disebelah kemudi, dan Jeje masuk di bangku belakangnya.
"Hai, Abang apin" sapa Jeje dengan senyum Pepsodent.
Ghavin terkekeh. "Hai adek-adeknya Abang"
"Rumah kakek lu jauh, bang?" Tanya Haris saat setelah memakai sabuk pengaman.
"Lumayan. Kalian kalo capek, tidur aja"
"Bang, boleh minta beliin takoyaki dulu gak? Laper" ucap Haris sambil nyengir.
Jeje menatap Haris, lalu beralih menatap Ghavin. "Turutin aja, bang. Lagi buang perangai tuh anaknya"
"Huss. Mulutnya!" Tegur Ghavin, lalu menjalankan mobilnya.
"Mau ngapain bang, kerumah kakek lu?" Tanya Jeje kepo.
"Liat aja nanti, mwehehehe" jawab Ghavin tersenyum lalu tertawa aneh, menatap Jeje dari spion mobil.
"Jangan-jangan lu mau jebak kita ya? Terus kita di bius pas udah sampai di rumah kakek lu, terus kita dimutilasi, terus organ kita di ambil buat lu jual" tuduh Jeje bertubi-tubi membuat Ghavin cekikikan.
"Berisik, je! Teras terus teras terus" ucap Haris sambil memijat pangkal hidungnya.
"Tuh takoyaki nya. Sana beli" Ghavin menepikan mobilnya, lalu memberikan selembar uang berwarna pink kepada Haris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tumbal Kost Seruni (SACRIFICE) | TREASURE ✔️
TerrorKehidupan ke-12 pemuda didalam suatu bangunan yang dinamakan "Kost Seruni" yang penuh dengan keceriaan dan gelak tawa kebahagian yang sudah digariskan oleh takdir. Namun bagaimana jika teriakan kebahagiaan itu berubah menjadi teriakan ketakutan, dan...