[ Epilog ]

5 0 0
                                    

Setelah beberapa hari mereka di sana, dan sudah menyelesaikan misinya . Sudah saatnya, mereka ber delapan pulang ke jakarta. Walau masih kepengen di sana untuk beberapa hari kemudian, namun, pak Burhan sudah menelfon mereka untuk kembali ke jakarta. Mau tak mau, mereka harus pulang pagi ini.

Mereka juga sudah mengemasi barang barangnya dari tadi malam.pagi pagi sekali, mereka sudah bangun untuk pulang hari ini. Butuh sembilan jam perjalanan ke jakarta. Oleh sebab itu, mereka juga harus berangkat pagi. Karena mereka berangkatnya pagi, para warga juga sudah berkumpul di kediaman mbah Datok. Mereka juga menyiapkan buah tangan untuk para detektif itu. Sebagai ucapan terima kasih. Karena sudah membantu para warga untuk mengusir makhluk ghaib itu.

Tepat pukul 06.00 WIB, mereka sudah siap berangkat. Dan, sudah di temani mbah Datok untuk keluar rumahnya. Seketika, mereka Kaget. Kenapa ada para warga berdatangan di rumah mbah Datok?. Namun, itu hanya sesaat, setelah mbah Datok menjelaskan tujuan mereka datang ke sini.

" Wes do siap kabeh iki? " tanya pak Joko mengawali pembicaraan.

" Sudah pak " jawab Gibran.

" Iki, ono buah tangan ngga e awakmu kabeh. Matersuwon yo , wes gelem silahturahmi mene, maaf e, tak nek kene gak nyaman, akeh gangguan e, lan kurang fasilitas " ujar pak Joko. Ia menepuk pundak sebelah kiri Gibran, dan menunjuk ke bingkisan tersebut.

" Ah, enggak kok pak , Kami yang justru harus minta maaf, jika ada salah tingkah dan ucapan kami di sini, dan kami juga sudah merepotkan para warga . Saya mewakili teman teman saya, saya memohon maaf sebesar besarnya " .ia mengajak jabatan tangan dengan pak Joko. Pak Joko pun menyalaminya, dengan senang hati.

" Mbah, matersuwon nggeh, sampon ngijini kito ten mriki, lan sampon ngajari kito ngaji. Matersuwon nggeh mbah, ngapunten sanget, seumpami kito ngrepotke mbah Datok, lan ndamel mbah Datok emosi kaleh kito sedanten, ngapunten nggeh mbah.... " tutur Aldi dengan bahasa kromo. Ia pun memeluk erat tubuh Mbah Datok.

Dengan senang hati, mbah Datok memeluknya, dan menepuk nepuk pundaknya. " Iyo nang, aku yo seneng kok, kue kabeh ngancani aku nek kene. Matersuwom yo, wes gelem nbantu mbah " ujarnya.

" Enggeh mbah " jawab Aldi. Ia pun melepas pelukanya. Dan menatap kagum ke mbah Datok.

" Matersuwon maleh, sampon ngajari kulo banyak hal mbah " tambahnya lagi. Mbah Datok pun menepuk kedua pundaknya secara bersamaan.

" Sami sami " . Balas mbah Datok. Mereka pun menyalami para warga satu persatu, dan mengucapkan selamat tinggal.

Sebelum berpisah, ia sempatkan untuk menunggu mbah Datok memberi pesan. Siapa tahu, ada pesan yang mau di sampaikan mbah Datok kepadanya.

" Cong, aku pesen nek awakmu kabeh, seng wes kedaden, gawe pelajaran yo, ojo di ulangi maneh kesalahan e, nek endi nggon, kudu reti peraturan e. Kene urep nek ndonyo ki rak dewe'an, ojo se enak e dewe ! " pesan mbah Datok. Mereka ber delepan, menghadap ke mbah Datok, dengan para warga di belakangnya.

" Kedaden itu apa? " tanya Gibran ke Aldi yang berada di sebelahnya.

" Kejadian " jawab Aldi . Mereka pun memangguk secara bersamaan.

" Ooh " selorohnya.

" Lan, ojo lali !! , NGAJI !!! Ngaji kui wajib kanggo kue kabeh. IKU KEWAJIBAN !! Ogak mong wong islam tok. Seng non muslim yo do ngaji agamane dewe dewe !! , ben awakmu gak gelo nek akhirat besok !! " lanjut mbah Datok.

" Baik mbah " jawab mereka secara bersamaan. Tak ada dari mereka yang berani mengangkat pandanganya. Semuanya menunduk patuh mendengarkan ceramah dari mbah Datok.

" Insyaallah, kita akan sering sering ke sini, untuk mencari ilmu sama mbah datok " jawab Gibran memberanikan diri.

" Iyo, lawang omahku bakal kebukak teros kanggo awakmu kabeh " . Mereka pun mendongakan kepala, dan tersenyum lebar setelah mendengar jawaban dari mbah Datok.

" Kui wong loro, gepano karo depano, ojo lali, kue yo kudu nduwe agomo ! . Terserah, ape melbu agomo opo wa e!. Penteng nduwe agomo ! . Kue kabeh ki ono seng ngurepno! Wajib nggawe menungso iman karo tuhan e dewe dewe! "

" Iya mbah " jawab mereka kompak. Devano mengerjabkan mata sejenak.

" Wes, do nbalik o, engko ndak ke dalon mulehmu! " printah mbah Datok.

" Enggeh mbah " sahut Aldi. Mereka pun menyalami mbah Datok. Bahkan, ada juga yang memeluknya .

Gibran mengawali langkahnya menuju mobil. Sebelum pergi, mereka sempatkan untuk melambaikan tangan ke warga. Para warga pun membalasnya dengan melambaikan tangan juga. Setelah kepergian mereka, para warga pun pulang ke rumah masing masing.

Di pertengahan jalan , Gevano mengawali pembicaraan di tengah tengah kesuyian " Gue baru sadar, bahwa, agama islam itu, sakral. Dan banyak golonganya. bahkan,para jin ada juga ada yang islam. Mulai sekarang, gue mau masuk islam lah " .

Seketika, teman temanya menoleh ke arahnya. ia pun mengerutkan dahi, dan mengangkat kedua pundaknya " kenapa pada kaget gitu? " tanya nya heran.

" Lo beneran mau masuk islam? " tanya Aldi menyakinkan lagi . Kebetulan,Ia berada di sebelahnya.

" Beneran lah! " pekiknya. Tanpa aba aba, Aldi langsung memeluknya dengan erat.sampai sampai, Gevano susah untuk menghirup nafas. Dan menepuk nepuk bahunya dengan keras.

" Lepasin gue !! " kesalnya. Aldi pun melepas pelukanya. Lalu mengajaknya berjabat tangan.

"Mau ngapain lo? " heran Gevano.

" Lo mau masuk islam kan? Ayo , gue tuntun baca syahadat " ajaknya dengan girang.

" Lo ajah jarang sholat, mau islamin orang! Ogah lah !! Gue mau sama pak ustadz ajah!! " cetus Gevano Menepis kasar tangan Aldi.

Aldi pun merasa kesal, lalu membuang muka ke depan, dengan bibir yang cemberut .
Sedang teman temanya, hanya terkekeh, dan menggeleng nggelengkan kepala melihat tingkah mereka berdua.

" Kamu juga ikut masuk islam Dev? " tanya Gibran ke Devano. Mereka berada di depan.

" Dari awal, memang gue udah ada niatan masuk islam. Islam itu, terlihat tentram dan damai. Dan, islam itu banyak mengajarkan hal hal yang baik untuk umatnya. Dan, islam itu, tidak membebani umatnya. Gue juga mau masuk islam bareng abang " jawabnya.

" Syukurlah kalau begitu " seloroh Gibran. Mereka pun ikut senang dengan dua temanya yang akan masuk islam.

" Banyak pelajaran dalam pengalaman ini. Hal yang tidak pernah terfikir oleh ku sebelumnya. Di mana aku di pertemukan dengan istana jin. Dari kejadian ini , aku sadar, bahwasanya, manusia harus mempunyai etika . Sebagai manusia, kita juga harus berhati hati di mana pun tempat kita berada. Kita hidup di dunia ini bukan sendiri saja. Mereka juga berhak untuk mendapatkan perlakuan baik dari manusia. Dan, kita juga tak boleh seenaknya sendiri .kita hidup, harus ada peraturanya. Setelah ini, aku akan lebih berhati hati lagi ketika melakukan sesuatu " . Kata Galuh di dalam hatinya.

Tak hanya Galuh yang berkata seperti itu, satu persatu di antara mereka mengakatan hal yang sama di dalam hatinya.

TAMAT

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perang Dua Alam  [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang