Bukan Sang Pemimpi (Bagian Tiga)

46 6 12
                                    

"Tinta Pena Tuhan"

Story By: Laskar Ibnu Sina

Pada suatu hari, Tuhan menggubah sebuah kisah baru untuk menjadi ujian pada dimensi yang baru diciptakan-Nya. Alkisah Satan, sang api yang telah dikutuk begitu membenci penghuni Syurga. Dia begitu murka hingga meninggalkan semua golongan dan berkeliling dunia untuk mencari senjata pemusnah sangat kuat bernama Kronos.

Begitu jauh dan sulit perjalanan yang Satan lalui dengan rasa hampa. Lalu pada suatu malam ia menebang pohon yang kayunya akan ia buat menjadi sampan untuk mengarungi samudera menuju ke sebuah tempat yang ia merasa itulah tempat senjata Kronos yang luar biasa itu tersimpan. Namun baru saja ia hendak membuat sampan itu ... seorang gadis jelita muncul menghampiri dan menemaninya.

Awalnya Satan tidak mengacuhkan, namun usaha gadis itu tak kenal jemu. Gadis bermata jernih itu tahu amarah Satan lebih besar dari dua gunung dan api tak bisa disiram dengan api. Oleh karena itu sang gadis kemudian berusaha menjadi air dingin yang mampu memadamkan gelora berkecamuk.

Dan gadis itu akhirnya menemukan cara untuk membuat Satan takluk. Dia memakai kekuatan sempurna nan kekal yang berasal dari Tuhan serta lebih kuat dari Kronos: Kekuatan Cinta.

Satan yang pada akhirnya luluh takluk kepada kekuatan itu akhirnya memohon pada sang gadis agar jangan pernah meninggalkannya. Tapi satu hal yang belakangan diketahui Satan, gadis jelita itu bukanlah seseorang biasa melainkan Sang Dewi yang sedang mencari sayapnya.

Sayap itu jatuh dalam lava bumi ketika ia sedang mengitari cakrawala dan Satan menemukan sayap itu sebelum ia menebang pohon untuk dijadikan sampan guna menjadi alat transportasi perjalanan menuju Kronos.

Satan yang kini dipenuhi cinta, seketika memberikan sayap tersebut walau ia tau jika Sang Dewi telah mendapatkannya, ia harus langsung pulang ke langit karena bumi bukanlah tempat yang pantas untuknya.

Tapi Sang Dewi juga tak bisa melanggar janji kepada Satan untuk tidak meninggalkannya, sehingga Sang Dewi memilih tidak memakai sayapnya untuk pulang ke Nirwana. Satan pun tersanjung pada kesetiaan Sang Dewi yang telah menaklukkannya tetapi bersedia memenuhi keinginan Satan. Karena itu ia memutuskan berhenti mencari Kronos dan pulang ke Surga bersama Sang Dewi.

Sang Dewi sebenarnya kurang menyetujui karena ia sadar akan mendapat hukuman berat. Bagaimanapun juga, Satan telah terkutuk sebelumnya. Baik Sang Dewi maupun Satan sama-sama akan celaka jika berani kembali kesana bersama-sama.

Namun Satan meyakinkan Sang Dewi bahwa semua akan baik-baik saja dan ia yakin Tuhan akan memaafkan dan mengizinkan Satan untuk kesempatan memperbaiki diri sehingga mereka pun tetap mengukuhkan niat untuk kembali ke langit bersama.

Dan benar saja saat hampir sampai menuju Arasy, Satan merasakan tubuhnya sakit luar biasa melebihi rasa kematian akibat kutukan yang dulu adalah akibat dari pengingkaran yang dia buat sendiri. Meski begitu Satan tetap bersikukuh terbang bersama sang Dewi.

Hingga sampai di penghujung pintu langit, Satan yang menyadari tak bisa mematahkan keadaan akhirnya melepas genggaman tangannya dan mendorong sang Dewi menembus langit sementara tubuhnya sendiri kemudian perlahan sirna terbakar nestapa.

Sesungguhnya, Satan tahu ia tak akan pernah bisa kembali ke Syurga setelah pengkhianatan luar biasa yang dilakukannya pada Tuhan. Akan tetapi demi cintanya kepada Sang Dewi, ia meyakinkan sang Dewi tak ada hal buruk yang terjadi meski menjelajahi langit bersama-sama.

Sang Dewi yang juga teramat menyayangi Satan kemudian menjadi begitu berduka. Dan untuk melipur hati Sang Dewi, Tuhan memerintahkan malaikat langit menurunkan hujan di seluruh belahan dunia.

Kalkulus MinusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang