Member Blue Amethyst dan Viona (Bagian Dua)

93 14 4
                                    


Ada sebuah hari yang takkan kulupakan ketika kami berunding untuk penambahan karakter dalam chord musik di lagu yang berjudul 'Mural yang Indah' yang merupakan lagu pertama buatan personil Blue Amethyst

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada sebuah hari yang takkan kulupakan ketika kami berunding untuk penambahan karakter dalam chord musik di lagu yang berjudul 'Mural yang Indah' yang merupakan lagu pertama buatan personil Blue Amethyst. 

Saat itu semua anggota kesusahan menyampaikan pendapat ke Viona karena tidak kuat akan pesona Viona yang entah mengapa hari itu lebih dari biasanya.

"Vie ... kayaknya kalo kita nambahin beat disini bakal terasa kaya se ..." Dea hilang fokus saat melihat Viona menaikkan dua alisnya sambil tersenyum polos menyimak Dea.

"Aduh... jangan pasang tampang gitu kek ... gue gak mau jadi lesbi gara – gara ngeliat muka elo kek gini!" Pekik Dea.

Dea adalah perempuan tomboy berambut emo sepundak dan sering bergaya androgini. Awalnya kukira Dea memiliki suara sopran. Tapi aku dibuat takjub ketika mendengar suara kontralto nya saat menyanyikan lagu Indonesia Raya di upacara bendera.

Giliran Tommy bicara.

"Vie ... dari pada dibuat beat, kayaknya coba gaya musiknya di ..." 

Viona menatap Tommy dan yaaap ... Tommy pun terkena genjutsu Viona.

Tommy sendiri punya sisi aneh yang tak dimiliki siapapun: terobsesi dengan bentuk hidung. Menurutnya, bentuk hidung mempengaruhi sifat karakter seseorang.

"Kalian tahu nggak? Hidung itu bisa menjelaskan karakter manusia tauk." Kata Tommy membuka sesi perkuliahan absurd-nya.

"Hah masa sih?" Tanyaku tidak mengerti.

"Lo percaya, Les?" Dea bertanya balik kepadaku, tapi lebih kepada nada mengejek Tommy sebetulnya.

"Heh cewek kekar, tolong diam ya anda. Saya mau menjelaskan kepada murid baru yaitu Mister Laskar. Bahwasanya memang benar hidung menjelaskan karakter. Seperti lubang hidung besar, hasil riset membuktikan bahwa kebanyakan orang yang hidungnya begitu biasanya serakah dan pelit. Lalu hidung pesek menandakan orang itu pekerja keras dan jarang memikirkan diri sendiri." Tommy menjabarkan ilmunya.

"Sesat banget ngga sih? Hahahahaha." Dea menertawakan Tommy terbahak – bahak.

"Eh ... gue sudah bikin jurnal soal itu ya. Bahkan laku terjual di website ilmu pengetahuan. Lo liat gitar gue itu? Itu dari hasil jual jurnal di website kalo lu mau tau." Tommy tampak tidak terima dengan perkataan Dea.

Aku tak menyangka sisi lain Tommy yang ternyata bahkan pernah membuat suatu jurnal hubungan hidung dan karakter orang berdasarkan logikanya yang aneh dan entah mengapa itu laku.

"Jurnal idung kucing lo ga bikin sekalian, Tom?" Dea semakin parah mengejek Tommy. Belum mau mengalah si Nona Garang satu itu.

"Kalo soal itu, mungkin gue perlu kolaborasi sama Audrey. Tapi yang gue catat baik - baik adalah bentuk hidung Viona 'The Wonder Girl'." Ujar Tommy dengan serius.

Kalkulus MinusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang