"ketika seorang penulis mengabadikan seseorang dalam ceritanya, hanya ingin mengatakan bahwa dia telah di cintai atau di sakiti secara hebat oleh tokoh di dalam cerita itu, sehingga namanya abadi di dalam setiap lembar tulisannya."
-Ayesha Nindia Taleetha-
Hari demi hari sudah berlalu terasa sangat sunyi bagi Ayesha, semenjak mengetahui Revan telah berselingkuh dan saat itu juga hubungan mereka kandas, Ayesha semakin hari semakin membenahi ibadahnya, sholatnya mulai terisi, walau kadang subuh atau isya beralasan ketiduran, dan walau sampai saat ini gadis itu belum memakai hijab dan masih memperlihatkan rambut indahnya.
Hari ini tepat acara class metting di adakan di sekolah Tunas Bangsa, setelah kompak berlatih satu kelas, kini murid XII IPS 3 sudah siap menampilkan sebuah pertunjukkan.
"Selanjutnya, dari kelas dua belas IPS 3, akan menampilkan sebuah drama kartun, berjudul pengembala biri-biri dan serigala," ucap seorang OSIS perempuan di tengah lapangan yang luas itu.
Suara gemuruh dan teriakan dari para siswa-siswi menyambut pertunjukan yang akan di bawakan oleh kelasnya Ayesha. Jeda beberapa menit sudah muncul siswa bernama Rangga yang membuka pertunjukan itu dengan memakai kaos putih polos, topi yang terbuat dari bambu, serta celana hitam yang di lingkari dengan sarung.
"P-pada zaman dahulu, ada seorang gembala biri-biri, setiap hari dia akan menjaga biri-biri di tepi bukit," ucap Rangga mengawali drama salah satu animasi kartun itu.
Setelahnya, Rangga menyingkir ke samping lalu siswa-siswi lainnya mulai memasuki lapangan dengan perannya masing-masing, juga juga dengan beberapa kreasi yang menjadi bagrond drama itu.
Vio maju pada posisi paling depan sambil membawa tongkat untuk memainkan perannya. Lalu musik dari drama itu terdengar untuk mengiringi pertunjukan itu.
"Saya gembala biri-biri..."
"Semua di jaga rapi-rapi..."
"Sudah di bawa makan mari..."
"Boleh berehat senang hati..."
Usai giliran Vio selesai, ia duduk di tepi, lalu di susul tiga siswa yang sudah memakai bunny hat di kepalanya serta hody warna pink, di antaranya Ayesha, Kevin, dan Rio.
Mbek...mbek...
Dari arah kanan, mereka bertiga mulai masuk sambil berjalan ala biri-biri.
"Kami biri-biri si jaji..."
"Hari-hari makan rumput je..."
"Jalan bersama atas bukit..."
"Nikmati indahnya dunia..."
Telah menyelesaikan lirik bagian mereka, ketiganya berada di tengah-tengah lukisan rumput besar yang terbuat dari kardus. Ayesha dan Rio bersembunyi di baliknya, dan Kevin mengucap lirik bagiannya.
"Saya kambing yang paling sehat..." Kevin langsung bersembunyi dan di susun Rio yang berdiri.
"Die kata saya terlembekk...." Rio kembali masuk dan terakhir giliran Ayesha.
"Saya kambing yang paling cantik..."
"Saya suka....saya suka..."
Selesai dengan beberapa penggal lirik itu, semua siswa-siswi yang terlibat disana menampakkan diri sembari mengucapkan lirik bersama.
"Mari-mari dengar cerita kami..."
"Kisah pengembala dan biri-biri...."
Demikianlah kelas itu menunjukkan sebuah pentas seni jeri payah beberapa hari terakhir ini. Tak luput dari gemuruh tawa, teriakan, serta tepuk tangan dari seluruh sekolah dan para guru yang ikut terhibur dengan penampilan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA YANG KU CARI
Teen FictionTerlahir dari rahim seorang pelacur bukanlah kemauan Ayesha, namun nyatanya kesalahan yang di perbuat orang tuanya sudah menjadi takdir yang begitu menyakitkan untuknya, tak bernasab dan mendapat kutukan sedari lahir benar-benar menyiksa hidup gadis...