"APA? APPA MAU MENGADPSI ANAK?""Turunkan nada suaramu, Lee Haexhan!" Sentak seorang pria paruh baya dengan tatapan tajamnya.
"Appa serius? Kenapa tiba-tiba?" tanya si sulung dalam keluarga.
"Jadi appa mengumpulkan kami mendadak malam-malam begini hanya untuk informasi tidak penting begini? Asal appa tau, ini membuang waktu ku saja." Celetuk Jaemin dengan berdecih di akhir.
"Appa bercandaan mu tidak lucu, ngomong-ngomong." Tambah Jeno dengan tatapan dingin yang ia layangkan pada pria berkepala empat itu.
Siwon------sosok yang dipanggil appa memijat pangkal hidungnya pelan. "Anak-anak." Ia menghela napas sejenak. "Appa tidak bercanda. Appa serius, okay?" Lanjutnya.
"Lalu------------dimana anak yang akan ayah adopsi itu?"
"Ah dan juga dimana eomma? Kenapa aku tak melihatnya sejak tadi?" tamya Mark, si sulung keluarga Lee.
"Eomma akan datang bersama dengan anak yang akan appa adopsi."
Clek
Pintu ruang keluarga itu terbuka bertepatan dengan selesainya sang kepala keluarga bicara.
"Eomma? Kemana saja?" tanya Haechan penasaran namun tak lama dahinya mengerut kala mendapati sosok lain di belakang ibunya yang begitu asing.
"Siapa itu eomma?"
"Dia yang akan memjadi saudara baru kalian."
"Appa yakin?" tanya Jaemin dengan tatapan meremehkan ke arah lelaki mungil yang senantiasa menunduk hormat ke arah mereka semua seolah tak ingin menampakkan wajahnya.
Hal itu membuat Haechan tersenyum miring sebab ia yakin wajah sosok yang ingjn diapdopsi kedua orang tuanya pasti buruk rupa.
"Penampilannya saja sudah kelihatan orang susah, appa mengadopsinya hanya kasihan kah?" tanya Haechan santai namun berhasil menyulut emosi wanita paruh baya yang disebut eomma itu.
"Haechan, eomma tidak pernah mengajari mu sombong seperti itu. Dan kau juga Jaemin jaga tatapanmu." Peringat Yoona.
"Bibi! Tolong ke sini!" Panggilnya dengan sedikit berteriak.
"Iya nyonya? Butuh bantuan apa?" tanya seseorang yang baru saja datang dengan sapu ditangannya.
"Tolong antarkan Renjun ke kamarnya di lantai dua, bantu dia bebersih ya bi." Lalu ia berbalik menatap pemuda mungil yang masih senantiasa menunduk. "Nak, kamu ke kamar dulu ya bersihkan dirimu lalu istirahat. Jika butuh sesuatu panggil eomma atau bi dina ya?" ucapnya lembut sambil mengelus rambut panjang itu.
Lelaki yang dipanggil Renjun itu mengangguk kecil lalu berlalu meninggalkan keluarga Lee bersama dengan bi Dina.
Setelah memastikan anak yang baru ia adopsi menjauh, Yoona menatap keempat anaknya satu per satu.
"Nama aslinya Huang Renjun, tapi sekarang sudah Lee Renjun."
Haechan mendecih. "Jadi dia sudah resmi menjadi anggota keluarga Lee? Seriously?" tanyanya tak percaya.
"Ada apa dengan respon mu itu Haechan? Kau tidak menyukai saudara baru mu?" tanya Siwon yang membuat anak bungsu keduanya memutar bola mata.
"Memang sejak kapan aku bilang suka? Apakah appa dan eomma sudah berdiskusi dulu dengan kita semua sebelum mengadopsi dia?"
Melihat anaknya emosi, Yoona mendekati bungsu kedua Lee itu lalu mengelus pundaknya. "Haechan sayang, maafkan eomma dan appa ya? Ada suatu alasan yang membuat kami berdua tidak bisa berdiskusi dahulu dengan kalian soal ini."
"Cih, omong kosong." Decih Haechan.
"Alasan apa?' tanya Jaemin.
Wanita paruh baya itu menghembuskan napas pelan. "Eomma tidak bisa mengatakan itu sekarang. Nanti jika waktunya sudah tepat, eomma pasti akan menceritakan pada kalian."
"Bulshit!" Sentak Jeno lalu berdiri dari duduknya.
"Jeno! Duduk! Jaga sopan santun mu pada orang tua." Titah Siwon yang mau tak mau dipatuhi oleh sulung kedua keluarga Lee itu meski napasnya memburu karena menahan amarah.
"Appa hanya minta satu pada kalian. Jaga Renjun dengan baik, ya?"
BRAK
Dengan wajah penuh emosi, Haechan membanting buku tebal di hadapannya lalu menatap nyalang ke arah appa nya. "Menjaganya? Cih! Aku tidak akan pernah sudi! Sejak awal, aku tidak bilang setuju jika appa dan eomma mengadopsinya!" Setelahnya ia keluar dari ruang keluarga dengan membanting pintu.
Melihat kelakuan anak bungsu keduanya, sepasang suami istri itu saling menatap.
"Apa kalian juga akan seperti Haechan?" tanya Yoona pasrah sambil mendudukkan dirinya di kursi yang sebelumnya ditempati pemuda berkulit tan.
"Aku memang tidak setuju. Tapi jika appa mengatakan alasannya mungkin aku akan berpikir ulang."
Yoona menghela napas kasar lalu menatap suaminya lewat tatapan meminta izin. Setelah mendapat anggukan setuju, ia berganti menatap ketiga anaknya satu per satu.
"Renjun eomma adopsi dari panti asuhan yang sudah hangus terbakar."
"Hangus terbakar?" tanya Mark bingung.
Yoona menunduk dalam menahan tangisnya lalu kembali menatap putra sulungnya. "Panti asuhan yang sengaja dihanguskan karena banyak korban kekerasan di panti teraebut."
"Korban kekerasan?" Kali ini Jeno ikut beetanya dengan wajah penasaran.
"Pemilik panti itu selalu melakukan kekerasan pada anak-anak yang di panti tanpa memandang umur."
"Kekerasan apa yang eomma maksud?" Tambah Jaemin."Jangan bilang----"
Yoona mengangguk lemah. "Benar apa yang kau pikirkan Jaemin."
"Dan Renjun termasuk korban kekerasan itu?" tanya Mark lagi yang memnuat Yoona mau tak mau mengangguk membenarkan.
Setelahnya ketiga Lee bersaudara itu saling menatap.
"Eomma yakin, anak-anak eomma adalah putra yang cerdas. Jadi eomma mohon, jaga Renjun ya? Perlakukan dia dengan baik, sudah cukup penderitaan yang ia terima hingga hari ini."
Memjaga seseorang yang baru saja menjadi saudara mereka?
Apakah Lee bersaudara bisa memenuhi permintaan istri dari Lee Siwon?
Halooo! Ini cerita yang aku buat di waktu luang. Semoga suka yaa? Jangan lupa vote dan comment! Love u guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved
Hayran KurguTentang Renjun yang menjadi anggota baru di dalam lingkaran Lee. #brothership #renjun #nctdream