Chapter 03 ; Alamat Rumah

21 2 0
                                    

"Duhh, kira-kira bakal dibales gak ya?" Monolog Gendis.

Tiba-tiba Gendis mendapatkan sebuah notifikasi dari Instagrem, ternyata itu adalah balasan dari Julian. Sontak, Gendis langsung membulatkan matanya karena terkejut, tangannya pun ikut sedikit bergetar.

"Lah dibales? Gimana ya? Gila banget gila... Mau gak mau harus dibuka sih..."

Gendis pun segera mengetuk logo notifikasi pada layar handphone nya, dan langsung melihat balasan dari Julian sekaligus membalas pesan darinya.

Gendis pun segera mengetuk logo notifikasi pada layar handphone nya, dan langsung melihat balasan dari Julian sekaligus membalas pesan darinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada balasan lagi, Gendis berpikir bahwa Julian sudah tertidur karena waktu sudah menunjukkan pukul 02

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tidak ada balasan lagi, Gendis berpikir bahwa Julian sudah tertidur karena waktu sudah menunjukkan pukul 02.00 WIB. Gendis juga memutuskan untuk tidur karena esok Gendis masih harus pergi ke sekolah.

ׄ▭ׅ ▬ׄ ▭ׅ ▬ׄ ▭ׅ ▬ׄ ▭ׅ ▬ׄ ▭ׅ ▬ׄ

Keesokan paginya, saat menunjukkan pukul 6 kurang Gendis belum bangun juga. Alhasil ibundanya lah yang harus membangunkan Gendis.

"Gendis bangun. Ini udah siang loh?" Ucap ibundanya dengan nada lembut.

"Gendis masih ngantuk bun... Bentar lagi yaa?" Balasnya dengan setengah sadar.

"Lihat jam mu dis, udah jam enam kurang enam menit doang. Kamu mau bangun jam berapa?"

"MAKSUD? BUNDA JANGAN BERCANDA DONG AH!" Gendis pun terkejut setelah mendengar apa yang ibundanya katakan.

"Loh ngapain bunda bercanda, daritadi bunda bangunin kamu tapi kamu nya gak bangun-bangun. Kamu pasti semalem tidur malem banget kan?" Ucap ibundanya apa adanya dan berdasarkan fakta.

Gendis tak menjawab apa-apa lagi, memang benar adanya bahwa Gendis memang tidur larut malam. Gendis pun segera beranjak dari tempat tidurnya dan langsung menuju ke kamar mandi.

"Dasar anak muda." Tutur bunda Gendis sembari membereskan tempat tidur Gendis.

ׄ▭ׅ ▬ׄ ▭ׅ ▬ׄ ▭ׅ ▬ׄ ▭ׅ ▬ׄ ▭ׅ ▬ׄ

Setelah beberapa saat, Gendis pun selesai membersihkan diri dan sudah nampak rapi dengan seragam sekolahnya. Gendis pun segera turun kebawah untuk mengambil sarapannya.

"Bundaaa, Gendis udah selesai nih." Ucap Gendis dari kejauhan sembari berjalan menuju ke arah bundanya.

"Kamu ngga mau sarapan dulu?" Tanya Ibundanya.

"Engga bun, nanti keburu telat. Gendis bawa ke sekolah aja deh ya?"

Ibundanya paham, Ia pun hanya mengiyakan perkataan anak semata wayangnya itu. "Yaudah gapapa, hati-hati dijalan ya Gendis."

"Okee bun siap!" Balasnya sembari ternyata dengan mencium tangan ibundanya.

ׄ▭ׅ ▬ׄ ▭ׅ ▬ׄ ▭ׅ ▬ׄ ▭ׅ ▬ׄ ▭ׅ ▬ׄ

Saat Gendis hampir sampai dihalte bus, Gendis melihat bus tersebut sudah sedikit melaju dan menyebabkan Gendis panik setengah mati. Tak pantang menyerah, Gendis berlari dengan lebih kencang berusaha mengejar bus tersebut. Untung saja ada salah satu penumpang yang menyadari hal tersebut dan langsung mengatakan hal itu kepada si supir bus.

"Pak, tolong agak dipelanin sedikit, ada yang mau naik itu dibelakang. Kasian, kayaknya mau ke sekolah." Pinta penumpang itu.

"Oh iya dek siap." Balas si supir.

"Busnya pelan, syukur banget ya tuhan!" Ucap Gendis dan segera menuju ke bus tersebut. Hingga pada akhirnya Gendis berhasil menaiki busnya.

"Ma- makasih banyak pak." Gendis berterimakasih kepada supir bus tersebut walau sedikit ngos-ngosan.

"Makanya, lain kali tuh bangun lebih awal." Balas penumpang tadi.

"Kak Yesaya? Kok tumben naik bus?" Rupanya Gendis mengenali penumpang tersebut.

"Iya, soalnya bosen gua naik motor terus." Balas Yesaya apa adanya.

Beberapa saat kemudian, mereka pun telah sampai di sekolah mereka atau yang kerap disebut SMAN GA. Terlihat banyak sekali siswa dan siswi yang sedang menuju keruang kelas mereka masing-masing. Disinilah Lunatha dan Gendis bertemu kembali.

"DORRR GENDIS!" Teriak Lunatha yang bermaksud untuk mengagetkan Gendis.

"Apa Luna?" Balas Gendis dengan ekspresi datar. Rupanya Gendis tak terkejut sama sekali.

"Kok kamu ngga kaget sih?" Tanya Lunatha dengan raut muka sedikjt kecewa.

"Udah terbiasa tau! Jantung aku pun udah mulai kebal kayaknya." Balas Gendis.

"Oh iya dis, kamu udah dm si Julian belum?" Tanya Lunatha tiba-tiba.

"Udah sih..."

"Wow..." Lunatha sungguh kagum dan memberi Gendis tepuk tangan. "Tapi dibales gak?" Lanjut Lunatha.

"Dibales kok Lun." Balas Gendis sembari memberi sedikit anggukan.

"Congrats deh, siapa tau dengan begini kalian bisa deket." Lunatha mulai menggoda Gendis lagi.

"Ngga usah ngawur ya kamu." Balas Gendis sedikit kesal.

"Iya-iya, yaudah yuk masuk." Ajak Lunatha.

Setelah mereka masuk kedalam ruang kelas, selang beberapa saat guru pun akhirnya masuk kedalam ruang kelas, dan mulai mengabseni para siswa.

Saat setelah selesai mengabseni para siswa, Gendis menyadari sesuatu. Gendis tak mendengar gurunya menyebutkan nama Julian. Gendis pun reflek menoleh ke pojok belakang tepat Julian duduk. Memang benar tidak ada yang menempatinya. Itu berarti Julian tidak masuk hari ini.

"Oke anak-anak, ibu ada kabar baik nih. Hari ini kalian bener-bener full jam kosong karena guru bakal ada sosialisasi di aula sampai pulang sekolah. Tapi sangat amat dimohon untuk tidak membuat keributan ya, syukur-syukur kalau kalian mau belajar materi-materi setiap mapel hari ini." Himbau guru tersebut.

"Kalau begitu, ibu pamit dulu." Lanjut guru tersebut.

"Baik, terimakasih bu." Ucap para siswa dengan serentak.

Karena bosan, Gendis dan Lunatha memutuskan untuk pergi keluar dari kelas dan segera menuju ke taman. Tak lupa mereka membawa beberapa snack untuk mereka makan. Saat itu pula, Gendis berpapasan dengan Saskara dan Yesaya. Karena penasaran mengapa Julian tidak masuk sekolah hari ini, Gendis pun langsung menanyakan hal tersebut kepada Saskara.

"Kak Saskara!" Teriak Gendis dan langsung menghampiri Saskara.

Yang merasa terpanggil pun segera menoleh ke belakang. "Iya, ada apa Dis?"

"Kalau boleh tau, Julian hari ini kenapa ngga masuk kak?" Tanya Gendis.

"Si Julian sakit." Jawab Saskara apa adanya.

"Gitu ya... Semoga cepat sembuh deh. Oh iya kak, omong-omong maaf kalau keliatan lancang, aku boleh minta alamat rumahnya ngga?"

"Alamat rumah? Buat apa?" Tanya Saskara penasaran.

"Kemarin guru sejarah ku ngasih tugas kelompok, kebetulan aku sama Julian satu kelompok kak. Niatnya hari ini aku mau tanya alamat rumah sama dia, ternyata ngga masuk." Jelas Gendis.

"Oh, rumah kita deket apartemen besar disana, nanti lu lurus sedikit terus ada gang masuk aja. Gerbang rumah kita warna putih."

"Oke, makasih ya Kak. Kalau gitu Gendis sama Luna duluan." Balas Gendis lalu meninggalkan Saskara dan Yesaya.

Matilda [ Lee Juyeon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang