Part 16

327 22 2
                                    

Hyuna bilang anak itu ingin menginap dirumah nenek Lee -ibu Felix- karena besok hari minggu maka Felix memperbolehkannya, jadi mereka mengantar Hyuna ke kediaman Lee sejak sore tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hyuna bilang anak itu ingin menginap dirumah nenek Lee -ibu Felix- karena besok hari minggu maka Felix memperbolehkannya, jadi mereka mengantar Hyuna ke kediaman Lee sejak sore tadi.

Kakek Lee -kakek Felix- sangat menyayangi Hyuna, beliau selalu menyiapkan banyak mainan baru atau sepatu dan baju baru, entah bagaimana beliau mengira-ira apa kesukaan cucu buyutnya itu, tapi Hyuna selalu menyukai apapun yang diberikan kakek buyutnya.
Felix dan Hyunjin pamit pulang setelah makan malam.

"Dengar, Nana harus menurut disini ya, nanti malam tidur dengan nenek, jangan nakal, okay?"
Nasihat Felix pada putrinya yang diangguki mantap oleh Hyuna.

"Besok Nana akan diantar kakek dan nenek pulang, jadi Papa tidak menjemput ya."
tambahnya.

"MM!"
jawabnya singkat dan jelas

"Ma, titip Hyuna ya."
Ucap Felix pada Mama-nya.

"Ku tenang saja, Hyuna anak yang cerdas, tidak akan merepotkan lagi pula kekekmu sangat antusias setiap kali putimu datang, biarkan mereka bermain."

"Bilang pada kakek, jangan terlalu memanjakan Hyuna, nanti kebiasaan meminta apapun pada kakek buyutnya, Ma."

"iya iya nanti Mama bilang pada kakek."

Tiiin Tiiiinn....

Bunyi klakson mobil Hyunjin menginterupsi keduanya.

"Sayang, Papa pulang ya."
ucapnya lalu mengecup kening putrinya, Hyuna hanya mengangguk lalu melambaikan tangan kecilnya pada Felix. Setelah Felix masuk mobil, Hyunjin berseru lada putrinya.

"Princess, bye bye."

"Bye Ayah."

Kendaraan itu meninggalkan kediaman keluarga Lee untuk kembali ketempat tinggal mereka. Ditengah perjalanan pulang mereka, Hyunjin tiba-tiba memarkirkan mobilnya di salah satu minimarket 24jam.

"Sebentar, Babe."
katanya lalu turun dari mobil dan masuk ke toko tersebut.

Tak lama kemudian pria itu kembali dan meletakkan satu kantong plastik khas mini market dikursi belakang.

"kau beli apa?"

"Keperluan."
jawabnya singkat lalu mengemudikan mobil kembali.

Felix sedikit menyercitkan dahinya. Keperluan apa yang suaminya beli di mini market hijau itu.

Butuh sekitar 25 menit saja untuk sampai dirumah, saat turun dari mobilnya, Hyunjin tak lupa membawa kantong plastik belanjanya tadi.

Hingga memasuki elevator Hyunjin tidak mengatakan apapun tapi wajahnya penuh senyuman yang menurut Felix terlihat mengerikan.

"Sebenarnya apa yang kau beli?"
Felix mulai penasaran sekarang.

Lagi-lagi Hyunjin hanya memberinya senyuman dari telinga ketelinga-nya. Felix jadi geleng-geleng ngeri dengan tingkah suaminya itu.
Saat mereka memasuki penthouse. Felix dikejutkan dengan Hyunjin yang tiba-tiba menggendongnya.

"Ah Tuhan!! Apa yang kau lakukan!"
Felix menepuk bahu Hyunjin sedikit keras, bukan kesal dia hanya terkejut.

"hehehe.. Ayo mandi bersama."

"Jangan aneh-aneh."

"Mumpung sipengganggu kecil tidak dirumah."
Ucapnya masih dengan senyum konyol diwajahnya.

Felix melebarkan matanya, ia sudah merasakan gundukan besar dibokongnya.

"Babe, ayolah. ya? ya? aku sudah membeli keperluan kita. temani aku bermain sampai pagi, okay?"

Ah ini dia 'keperluan' yang baru Hyunjin beli tadi, sekarang Felix paham.

"Turunkan aku."
Kata Felix datar.

"Tidak. Ayo kita awali dengan mandi bersama."
Hyunjin berkata sambil menuju kamar mandi didalam kamar utama.

"Turunkan aku dulu, aku harus melepas pakaian."

"Cium aku, maka kuturunkan kau."
Felix memberikan kecupan dibibir Hyunjin.

"Oh ayolah sayang, bukan begitu."

Hyunjin masih mendongak karena sekarang posisi wajah Felix tentu lebih tinggi dari wajahnya. Felix hanya menghela nafas pasrah. Percuma menolak keinginan suaminya kalau sudah begini. Toh memang benar, Hyuna sedang tidak ada, jadi mereka bisa menikmati waktu intim berdua tanpa takut terdengar atau tertangkap basah putrinya.

Jadi Felix mengalungkan tangannya pada leher suaminya dan mulai mencium ranum tebal sang dominan.
Dan tak lama kemudian terdengar suara dua kulit yang saling beradu dari dalam kamar mandi, kemudian disusul desahan dan geraman yang akhirnya memenuhi ruangan.

Bagitulah Sabtu malam mereka habiskan hingga minggu pagi.






Mencapai hal yang manis tentu butuh banyak perjuangan dan pengorbanan, tidak ada yang instan.
Hidup akan selalu penuh cobaan, apalagi dalam hubungan, maka jagalah komunikasi dengan pasangan.




••••••••••••••••••••••••
END
••••••••••••••••••••••••

Us (Hyunlix) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang