Chapter 4

21 4 0
                                    




Lima hari setelah kepulangan keluarga Hani ke Seoul, Hani memutuskan untuk mengajak Jishu yang kemudian turut mengajak Taeseok untuk bertemu di sebuah kafe yang tidak jauh dari kediaman Hani. Mereka berbincang santai sembari membahas mengenai pekerjaan sampingan mereka masing masing.

Taeseok yang merupakan model brand sepatu dan tas dengan merk yang sangat terkenal di Seoul. Maka dari itu, wajah Tae seringkali terpampang dijalan maupun di area perbelanjaan mewah. Taeseok mengenal Jishu dan Hani karena pernah melakukan pemotretan bersama untuk majalah beberapa kali. Jishu sendiri lebih sering bertemu dengan Tae karena ia bekerja sebagai asisten fotografer tempat Taeseok sering melakukan pemotretan.

Walaupun Hani hanya merupakan model brand kecantikan skala kecil, tapi beberapa influencer atau aktor/aktris mengenal Hani sebagai cucu dari seorang idol terkenal pada masanya. Ditambah wajah Hani yang begitu mirip dengan seorang Yoon Jeonghan mampu membawa beberapa orang merasa kembali kemasa kejayaan grup itu dengan hanya melihat wajah Hani yang terpampang di media sosial atau majalah.

****

Hani terbangun dari tidurnya. Beberapa hari terakhir, Hani seringkali bermimpi mendengar suara yang mengucapkan kata kata berulang kali.  Hari ini, Hani bahkan terbangun saat langit masih gelap. Jam menunjukkan pukul 3 subuh. Hani kemudian duduk dan mengambil gelas air dimeja samping tempat tidurnya. Mimpi itu tidak seram sama sekali. Bahkan Hani hanya mendengar suara berat yang menggema. Seperti gumaman seseorang yang sedang berbicara. Kemudian Hani terbangun ketika mendengar kalimat yang akhir akhir ini memenuhi kepalanya.

Berjanjilah.. temukan aku walau dikehidupan selanjutnya...

Suara siapa itu? Mengapa suaranya selalu bergema didalam mimpi Hani? Setiap bangun dari mimpi itu, dada Hani terasa ditusuk dan disertai dengan lelehan hangat yang turun melalui pipinya. Sejujurnya Hani cukup lelah dengan perasaan tidak nyaman yang menghampirinya akhir akhir ini.

Hari ini ntah kenapa kepalanya cukup berdenyut. Hani berfikir mungkin akibat dari bangun yang terlalu cepat. Padahal tadi malam saja Hani baru bisa tertidur pukul 12 lewat. Kemudian Hani memutuskan untuk kembali memejamkan matanya.

Yoon Jeonghan..

Hani kembali membuka matanya sesaat setelah ia mendengar suara berat itu. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini suara itu justru memanggil nama yang tidak asing baginya. Yoon Jeonghan. Kakeknya. Tubuh Hani terasa kaku. Ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya dan ntah mengapa ia merasa air matanya terus mengalir membasahi kedua pelipisnya. Dadanya berdetak sangat kencang. Kemudian Hani mencoba menenangkan dirinya dan kembali memejamkan matanya. Suara itu, lagi lagi menggema dikepalanya bahkan ia belum merasa telah tertidur. Ini bukan mimpi.

Kemudian Hani membuka matanya perlahan. Dadanya berdetak sangat kencang ketika sadar ia sedang berada ditempat yang bukan kamarnya. Ia bisa menggerakkan tubuhnya. Hani lalu berdiri dan melihat kearah sekitar. Ruangan ini adalah kamar dengan satu tempat tidur. Hani dapat melihat jendela yang mengarah keluar. Diluar sana terlihat pemandangan gedung gedung dan jalanan dari atas. Seperti berada dikamar sebuah apartemen. Kemudian Hani melangkah keluar dari ruangan itu. Diluar ruangan itu, terdapat satu sofa yang menghadap kearah TV yang terletak disamping pintu kamar tempat ia terbangun.

Hani mengedarkan pandangannya. Ruangan ini kosong. Seperti tidak ada penghuninya. Hani dilanda perasaan takut dan dada yang tak berhenti berdetak kencang. Tiba tiba, kepalanya berdenyut sangat kencang dan ia menutup mata sembari memegang kepalanya.
Ketika denyut itu hilang, Hani tersentak kaget ketika membuka matanya. Ia tidak lagi berada di apartemen itu, melainkan dirumah yang ia kenal. Rumah kakek neneknya. Disana, Hani berada didepan bangunan berwarna putih dengan pintu kayu yang terbuka. Perlahan Hani melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan itu.

Love Wins All || Cheolhan/Jeongcheol AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang