Chapter 14

39 2 0
                                    




Tiga minggu setelah kepulangan mereka dari negri sakura tempat acara penghargaan itu diadakan, Jeonghan akhirnya dijadwalkan untuk melakukan operasi terhadap pergelangan kakinya.

Ditemani oleh kedua orang tuanya, Jeonghan menjalani operasi pergelangan kakinya dengan baik. Sepanjang operasi berlangsung, ia yang masih sadar akibat hanya sebagian dari tubuhnya yang dibius membuat kepalanya mulai dihinggapi berbagai hal.

Beberapa minggu terakhir, hubungannya dengan Seungcheol bisa dikatakan lebih intens dari sebelumnya. Dikarenakan jadwal yang kosong dan Seungcheol yang menolak pulang ke kampung halamannya untuk menemani Jeonghan sebelum ia dioperasi.

Sebelumnya Jeonghan memang meminta Seungcheol untuk tidak ikut menemaninya pada saat operasi karena akan menimbulkan banyak kecurigaan dari manajer. Mereka juga mulai menjaga jarak ketika berada diluar karena mereka merasa manajer Shin mulai curiga mengenai hubungan mereka.

Kemudian kepalanya mulai dilewati memori memori selama kebersamaannya selama ini bersama Seungcheol. Hatinya terasa diremas. Ia sangat mencintai Seungcheol. Ia hanya ingin Seungcheol seorang dan tidak ingin orang lain menjadi pasangannya seumur hidup. Rasa cintanya begitu dalam sehingga begitu sakit ketika mengingat bahwa hubungan mereka ini sedang melayang. Tidak memiliki tumpuan selain perasaan cinta satu sama lain.

Pandangannya mulai buram. Air matanya mulai menetes deras sembari ia memandang kearah lampu operasi.

"Ah Tuan.. apakah sakit?" ucap perawat yang berada disebelahnya.

Jeonghan menggeleng dan berusaha tersenyum kepada perawat yang mulai mengusap air matanya. Ia kemudian berusaha untuk mengingat kenangan kenangan yang ia miliki bersama Seungcheol.

Kenangan sejak mereka pertama kali berjumpa, tentang mereka yang saling melindungi, tentang Seungcheol yang mengatakan cintanya didepan air mancur taman didekat dorm mereka dulu, tentang Seungcheol yang selalu memperhatikannya dan memastikan keamanan serta keselamatannya. Tentang ciuman pertama mereka, tentang mereka yang saling memeluk ketika tidur.

Semua kenangan yang ia lalui bersama Seungcheol terlalu manis. Sangat manis sampai air mata mulai menggenang dipelupuk matanya. Hatinya selalu teriris ketika membayangkan kenangan manis itu.

Ia tidak ingin kenangan itu berakhir. Itu yang selalu memenuhi kepalanya. Ia ingin bersama dengan Seungcheol.

****

Setelah kurang lebih empat jam berlalu, akhirnya Dokter selesai melakukan operasi pada pergelangan kakinya dan tak lama kemudian Jeonghan dibawa ke ruang perawatan.

Berhari hari ia berada didalam ruang rawat itu bersama sang ibu. Terkadang dalam sehari ada tiga atau empat member yang membuat panggilan video dengannya untuk mengecek keadaannya. Dan pada malam hari ketika sang ibu pulang, ia akan melakukan panggilan video dengan Seungcheol yang sedang ada di kampung halamannya sampai Jeonghan tertidur.

Tepat dua minggu setelah ia melakukan operasinya, Jeonghan diperbolehkan untuk pulang. Namun ia menolak untuk ikut sang ibu pulang ke kampung halamannya sehingga sang ibupun ikut merawat Jeonghan di apartemennya. Dan ketika sudah lewat satu bulan, Jeonghan meminta ibunya untuk pulang karena ia yang sudah bisa berjalan sendiri dengan menggunakan tongkat secara perlahan.

Terkadang Seungkwan yang saat itu sedang beberapa kali menghadiri acara mampir ke apart mereka atau Jisoo datang untuk mengecek kondisinya. Hingga suatu hari pintu rumahnya berbunyi dan memperlihatkan sang kekasih yang datang dengan tangan penuh plastik makanan.

"Kok kamu gak bilang udah nyampe Seoul?" ucap Jeonghan merengut

"Hehehe sengaja biar surprise. Duh kok akunya disambut cemberutan sih. Senyum dong" ucap Seungcheol sembari mendekat dan merengkuh tubuh Jeonghan setelah ia meletakkan seluruh bawaannya di meja makan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Wins All || Cheolhan/Jeongcheol AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang