Part 31 - Crazy Obsession

664 30 1
                                    

Happy reading

🥂🥂


Luna menatap ke depan dengan tatapan kosong, seperti mayat hidup. Kondisi mental dan fisiknya sangat memprihatinkan. Wajahnya yang pucat masih menyisakan bekas air mata di pipinya, memeluk erat kedua lututnya dengan tangan yang tampak gemetar. Raut wajahnya terlihat sangat lelah, pipinya sedikit cekung.

Bukan Nathaniel memberinya makanan sedikit tapi sangat banyak yang isinya berisi sayur-sayuran hijau membuat Luna ingin muntah ketika melihatnya. Seperti kambing saja.

Nathaniel telah memberinya makan dengan penuh perhatian. Namun, makanan yang disajikan penuh dengan sayur-sayuran hijau itu- hanya membuat Luna merasa mual. Dia tidak bisa menahan diri ketika melihat sayuran itu, dan setiap kali Nathaniel menyuapinya, dia langsung memuntahkannya kembali.

Tentu saja ketika Nathaniel keluar dari kamar, barulah Luna memuntahkannya ke kamar mandi.

Kondisi emosional dan fisiknya semakin memburuk. Luna tidak hanya kehilangan nafsu makan, tetapi juga merasa tertekan secara mendalam. Pikiran dan perasaannya terguncang hebat, terutama setelah kejadian beberapa hari lalu yang hampir merenggut nyawanya. Luna hampir mati jika saja Nathaniel, kakak gila nya itu tidak berhasil menyelamatkannya dan membawanya kembali ke permukaan.

Flashback - on

Luna meronta-ronta dan berteriak, "Lepasin! Kak Gio! lepasin! Luna mau pulang!"

Nathaniel tidak menghiraukan teriakan Luna. Nathaniel melangkah keluar dari kamar menuju lantai bawah- dimana kolam renangnya berada. Di halaman mansion, suasana terlihat mencekam. Hanya ada dirinya dan Luna di sini, mungkin dengan beberapa binatang buas di sekitar, mungkin.

Nathaniel mendekati kolam renangnya yang tampak segar dan dalam, kedalamnya sekitar tiga belas kaki. Tanpa ragu, dia membuang Luna ke dalam kolam.

Byur!

Tubuh Luna terhempas terjun ke dalam air dengan keras. Luna segera mulai meronta-ronta, kepalanya berusaha muncul di permukaan untuk mencari udara. "K-kak Gio! T-to-longin L-luna!" teriaknya panik.

"To-l-longin l-luna-" Luna berusaha memanggil dengan suara gemetar namun Nathaniel hanya berdiri di tepi kolam, tampak tenang menatapnya datar seolah tidak terganggu dengan teriakan Luna. Nathaniel mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya, menyalakannya, dan menghisapnya dengan santai. Asap rokok mengepul keluar dari mulutnya memperhatikan Luna dengan dingin, tidak menunjukkan tanda-tanda ingin membantu.

"Tolongi-n, L-lu- na!!" Luna terus meronta, kepalanya sekali lagi menyembul keluar dari permukaan air.

Keheningan malam pecah oleh bunyi air yang bergemericik. Luna berusaha keras untuk tetap bertahan, tetapi kekuatan tubuhnya mulai melemah. "L-lu-na, tidak b-bisa b-berena-" Suaranya semakin lemah, hingga akhirnya tubuh mungil Luna mulai tenggelam, kepala dan tangannya tidak lagi terlihat di permukaan air.

Hening.

Melihat tidak ada lagi usaha dari Luna, akhirnya ia mematikan rokoknya dengan menginjaknya hingga padam. Dia meregangkan otot lehernya, hingga terdengar suara 'krek' saat tulangnya bergerak.

Dengan gerakan cepat, Nathaniel membuka kemeja yang dipakainya dan melemparkannya sembarangan. Dia kemudian melompat ke dalam kolam.

Byur!

Nathaniel segera mengangkat tubuh dingin Luna dari dalam air, membawa tubuhnya yang lemas ke pinggir kolam. Dia dengan lembut membaringkan Luna di tepi kolam, membiarkan tetesan air dari rambutnya jatuh ke wajah pucat Luna. Nathaniel membelai lembut pipi Luna yang halus dan dingin, dan dengan lembut mencium bibirnya yang pucat.

Crazy ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang