𝐩𝐫𝐨𝐥𝐨𝐠

80 20 67
                                    

Langit gelap yang di hiasi bulan purnama menyinari malam itu, Michelle bersama Ayara dan Mahesa tengah menunggu keadaan Juan yang abis kecelakaan diluar ruang UGD. Tak berapa lama, dokter pun keluar dari ruang itu, lalu Juan di tutupi kain putih dibawa oleh suster.

"Maaf, saya tidak bisa menyelamatkan nyawa saudara Juan karena dia telah kehabisan banyak darah"

Mendengarkan hal itu, Michelle langsung membuka kain yang menutupi tubuh Juan tersebut, dia tidak percaya bahwa Juan telah pergi dari dunia ini.

"Juan, ayo bangun. Jangan pergi ninggalin aku"

"Udah, chel. Ikhlasin Juan ya"

"Maaf nona, jasad ini akan kami bawa ke ruang untuk di autopsi"

"Tuhan, kenapa mengambil dia terlalu cepat?"

"Sabar ya, chel. Kamu harus kuat menerima kenyataan"

Mahesa merasa menyesal setelah kehilangan Juan, air matanya jatuh membasahi pipinya.
"Maafin papa, selama ini papa selalu kasar sama kamu"

"Papa, udah jangan nangis lagi disini ada Aya bersama papa"

Tangisan semakin keras, isakan terdengar dari luar ruangan. Michelle menghampiri Papanya Juan sedari menunduk.

"Om, saya mau kasih surat buat om dari Juan. Saya menemukan di laci belajar saat saya main ke rumahnya, om"

Mahesa mengambil surat tersebut lalu membuka isi surat tersebut. Dia pun semakin merasa bersalah kepada Juan setelah membaca surat tersebut.

Apa isi surat tersebut?? Ayo ikutin kisah pertemuan antara Michelle dan Juan yang dipenuhi plot twist

Kita dan Senja | TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang