𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈
•
•
•
•
•
Michelle buru-buru keluar dari dapur, menjawab sambil mencoba menjaga ketenangan."Iya, Ma! Aku di sini!" ucap Michelle
Saat Michelle tiba di ruang tamu, Shaka dan Nadira-Mama dan Papa sudah masuk dengan raut wajah lelah setelah seharian bekerja. Mereka langsung menatap Juan yang duduk di sofa dengan pakaian ganti yang jelas bukan miliknya. Juan, yang merasa sedikit canggung, berdiri dan tersenyum sopan.
Papa Michelle mengangkat alis sambil melihat ke arah Juan. "Oh, ada tamu rupanya"
Michelle merasa sedikit gugup, tapi berusaha menjelaskan dengan tenang.
"Ini Juan, Pa, Ma. Teman sekolahku. Kami kehujanan sepulang sekolah, jadi aku ajak dia ke sini buat ganti baju dan nunggu hujan reda""Oh, begitu. Hujan deras sekali tadi. Baik kamu ngajak temanmu ke sini, Michelle" ucap Bunda tersenyum, sambil menatap Juan.
Juan merasa lega melihat senyum ramah dari mama Michelle. Dia membungkuk sedikit sebagai tanda hormat. "Terima kasih sudah mengizinkan saya berteduh di sini, Tante, Om. Maaf kalau merepotkan" ucap Juan
Papa tertawa kecil sambil menepuk bahu Juan. "Ah, nggak apa-apa. Yang penting kalian nggak sakit. Hujan seperti ini memang bahaya kalau dibiarkan"
Michelle tersenyum lega. Setelah itu, Mama dan Papa Michelle masuk ke kamar mereka, meninggalkan Michelle dan Juan di ruang tamu. Michelle merasa lega karena situasi berjalan lancar, meski sempat ada sedikit kecanggungan.
"Lihat? Mereka baik, kan? Nggak perlu canggung" bisik Michelle
Juan tertawa pelan lalu mengangguk. "Iya, ternyata aku terlalu khawatir. Makasih udah bantuin."
Setelah beberapa waktu berlalu, Mama dan Papa Michelle kembali dari kamar mereka, tampak lebih segar setelah berganti pakaian kerja. Mereka duduk di ruang tamu bersama Michelle dan Juan, tampak ingin lebih mengenal teman putri mereka.
"Jadi, Juan, kamu sering main ke sini? Baru kali ini Tante lihat kamu" ucap Bunda, tersenyum ramah.
Juan tersenyum canggung, merasa sedikit terintimidasi, tapi tetap berusaha bersikap sopan.
"Nggak, Tante. Ini pertama kalinya. Biasanya aku dan Michelle cuma ngobrol di sekolah" jawab Juan
"Oh, begitu. Kamu sekolah di mana, Juan? Satu sekolah sama Michelle, ya?" tanya Papa
"Iya, Om. Kami satu sekolah" jawab Juan
Suasana mulai mencair, dan percakapan berjalan lancar. Bunda Michelle, penasaran tentang latar belakang Juan, mulai menanyakan tentang keluarganya.
"Kalau boleh tahu, Juan, kamu tinggal sama siapa di rumah? Ada saudara atau orang tua?" tanya Bunda
Pertanyaan itu membuat Juan terdiam sejenak. Senyumnya perlahan memudar, dan matanya tampak sedikit murung.
"Aku tinggal sama ayah dan kakak... Ibuku sudah meninggal saat aku lahir." jawab Juan dengan nada pelan.
Ruangan menjadi sunyi sejenak. Rasa bersalah menyelimuti wajah Mama dan Papa Michelle, menyadari bahwa mereka telah menyentuh topik yang sensitif. Michelle menatap Juan dengan penuh simpati.
"Oh... maafkan Tante, Juan. Tante tidak tahu..." ucap Bunda, merasa menyesal.
Juan menggeleng pelan, mencoba tersenyum meski rasa sedih masih menyelimuti hatinya. "Nggak apa-apa, Tante. Itu sudah lama sekali... Aku sudah terbiasa. Kakakku selalu ada buat aku, dan Ayah... ya, kami berusaha melanjutkan hidup" ucap Juan
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Senja | Tamat
Teen FictionTakdir bekerja dengan cara yang tak terduga. Michelle tak pernah menyangka bahwa pertemuannya dengan seorang pria bernama Juandra Mahesa di sekolah akan mengubah hidupnya. Juandra, dengan senyum manis yang selalu ia tampilkan. Di balik sikapnya yang...