11. rion

4 2 0
                                    

                              Happy Reading...

                                            *

                                            *

                                            *

                                            *

                                     VOTE 🌟

Netra hitam itu mengerjap erjap, melihat jam didinding yang sudah menunjukkan pukul enam. Matahari juga sudah tampak mengintip dari gorden untuk menampakkan sinarnya. Rion segera bangkit dari tempat tidur nya dan segera beranjak kekamar mandi.

15 menit menghabiskan waktu nya di kamar mandi, rion segera menggunakan dinas putih abu-abu nya, jika kalian berpikir rion akan menggunakan seragam dengan rapi, maka kalian salah. Seperti kebanyakan anak laki laki, yang tidak suka memasukkan baju nya kedalam blus, begitu juga dengan rion yang menggunakan seragam nya dengan asal.

Dia segera turun ke lantai bawah untuk sarapan, sebenarnya ini masih terlalu pagi, ia akan berangkat ke sekolah sekitar jam 7 lewat. Bel berbunyi saat jam setengah delapan sedang kan jarak antara tempat tinggal rion dengan sekolah tidak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu 15 menit jika mengendarai sepeda motor.

"Tumben tuan muda turun sepagi ini!"
Sahut bi inah, rion memang sangat jarang turun ke bawah jam segini, karena jika ia bangun pagi, ia akan lebih memilih bermain handphone nya di kamar nya.

"Pengen aja bi"

Bi inah mengangguk, kemudian dia kembali melayangkan pertanyaan pada rion.

"Den rion mau di buatin sarapan?"

"Enggak bi, nanti sarapan nya bareng yang lain aja, gue juga belum lapar lapar bangat."
Rion memang tidak mengubah kosakata nya dirumah, ia tetap menggunakan logat lo, gue,  tapi bukan berarti dia tidak sopan. Ia tetap sopan jika berbicara dengan yang lebih tua.
Dan bi inah yang mendengar  hanya mengangguk.

5 menit kemudian, satu persatu keluarga rion pun turun kebawah untuk sarapan.

"Pagi anak mama"
Sapa mama rion padanya.

"Pagi ma, papa dimana ma?"

"Papa lagi ganti baju"

"Pagi semua nya, shelly anak paling cantik, paling baik, udah datang". Teriak Shelly adik sepupu rion menggema  di ruang makan. Shelly adalah sepupu rion dari bali, dia datang berkunjung ke rumah rion karena mama rion yang meminta nya untuk datang ke Jakarta.

"Shel, kapan lo datang ke rumah gue?"
Tanya rion heran, pasalnya dia tidak mendengar kabar jika Shelly akan berkunjung.

"Lo gak perlu tau kalo gue mau ngunjungi om sama Tante." Sinis Shelly.

"Wahh, sekarang lo udah berani yah shell, dulu lo aja paling takut sama gue."

"Iss buat apa gue takut sama orang kayak lo."

"Aduh, ini kenapa pada ribut si"
Tanya papa rion yang sudah turun dari kamar nya di lantai satu.

"Tuh pa, mereka berdua udah jarang bertemu bukannya akrab malah berantem." Jawab mama rion.

Bukannya Rion dan shelly saling membenci, tapi setiap bertemu mereka akan kebanyakan cekcok atau adu mulut. Rion yang terlalu pencicilan, dan shelly yang terlalu bar bar.

"Udah udah langsung sarapan aja, rion mau berangkat."  Lerai papa rion dan meminta mereka untuk segera menikmati sarapan nya.

"Pa, ma ruon berangkat yah"

"Iya, hati hati yah sayang"
Sahutan dari orang tuanya tidak dibalas lagi .

******

Rion telah sampai di parkiran sekolah, ia segera membuka helm nya dan pergi meninggalkan parkiran menuju kelasnya. Sepanjang jalan, banyak yang mencuri curi pandang ke arah nya, bahkan ada juga yang terang terangan menatapnya. tapi dia mencoba mengacuhkan walaupun sebenarnya dia sedikit risih.

"Wah, tumben lo datang pagi, abis kerasukan apa lo."
Pertanyaan itu si lontarkan si wakil ketua kelas vito namanya.

Rion yang mendengar kan berdecak kesal, perasaan tadi pagi juga dia ditanya hal seperti itu. Apakah segitu terkejut nya mereka melihat nya datang lebih pagi. Memang itu adalah hal yang langka, karena dia biasanya akan sampai di sekolah saat 2 menit lagi bel akan berbunyi.

"Terserah gue"
Akhirnya hanya itu jawaban yang terlontar dari mulut rion.

Beberapa menit kemudian siswa siswi mulai berdatangan dan kelas nya pun sudah semakin ramai. Rion sedari tadi hanya asik menggunakan ponsel nya, jadi dia todak sadar bahwa sahabat sahabat laknat nya itu sudah datang.

"Ehh, lo uda lama ion?"
Tanya liam dengan ekspresi terkejut. Sedangkan liam segera mengalihkan tatapannya dari layar ponsel berniat untuk menjawab pertanyaan liam.

"Gak terlalu lama sihk, sekitar 10 menit yang lalu."

"Demi apa??,  apa penyebab seorang rion sampai datang pagi ke sekolah?" Liam men dramatis dengan ekspresi alay nya.

Liam lagi lagi berdecak kembali, ia sungguh heran kenapa dari sekian banyak pertanyaan hanya itu itu saja yang di tanyakan pada dirinya.

""Lo abis dapat uang kaget ya?"
Tuduh liam ke Rion.

"Apaan sihk lo, emang kenapa kali gue datang pagi pagi."

"Yah kaget aja njirr, biasa nya lokan raja nya telat."

"Ahh sialan lo"

Setelah perdebatan mereka selesai, terdengar seseorang yang menendang pintu kelas dengan kuat. Lantas tatapan semua pengisi kelas itu terarah kepada 2 orang itu.
Satu orang tampak menyengir menunjukkan gigi putih nya yang tampak rapi, dengan tatapan polos seolah tak merasa bersalah membuat pengisi kelas itu terkejut.

Sedangkan yang kedua hanya berdiri di belakang si Pelaku dengan wajah datar nya. Tapi dahinya langsung menyergit dengan tatapan heran.

"Lo, udah nyampe? Tumben lo datang duluan dari kita." Ucap dua orang itu bersamaan.

Yang di tanya segera melayangkan tatapan tajam kepada kedua sahabatnya, seolah mengisyaratkan
Mereka untuk diam. Mereka adalah Delon dan Arno.

Dan melihat rion yang kesal seketika seluruh penghuni kelas itu meledakkan tawanya.

"HAHAHA"

"HAHA"

Tawa itu menggema di ruangan kelas mereka. Sedangkan Delon dan arno masih diam di pintu.
Dan pada akhirnya mereka melayangkan pertanyaan yang sama, yang membuat seluruh siswa di kelas nya kembali meledakkan tawa Mereka.






Segini dulu
Vote 🌟


LOST SMILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang