Hai guys! Masih nunggu ceritaku? Ini udah up wkwk...
Sebenernya aku tuh mau up kemaren, tanggal 29 agustus siang. Tapi pas ku periksa lagi malah ceritannya kehapus setengah, padahal cuma tinggal up.
Nih wp malah bermasalah, alurnya lupa lagi. Jadi aku bikin alur baru lagi, semoga aja nyambung oke? Walau ku tau cerita ini gak nyambung🗿
Di kantin.
"Tristan mau pesen apa, hm?" tanya Kelvan
"Um, terserah... tapi jangan pedes, Tristan gak bisa makan yang pedes-pedes!" jawab Tristan polos.
"Bin, pesen kek biasa." ucap Kelvan datar sambil menyodorkan 5 uang berwarna merah.
"Wokeh!" sahut Bintang senang sembari mengambil uang itu.
"Hehe, mayan. Kalo lebih buat gue," batin Bintang.
"Van, ikut gue!" ucap Bintang sembari menarik kerah Naufal
"Eh, anjir! Gak usah tarik-tarik, gue bukan kucing!" kesal Nufat, namun di hiraukan oleh Bintang.
"Udah, diem!" ketus Bintang, masih menarik Naufal.
Naufal hanya bisa pasrah.
"Hai, gue boleh gabung gak?" tanya seorang gadis.
"Em, boleh kok!" sahut Tristan polos.
"Thanks!" Gadis itu duduk di kursi kosong.
"Kenalin, nama gue Arabella Bunga Tisounya." ucap gadis itu memperkenalkan diri.
"Coki, antagonis wanita kah?" tanya Tristan di dalan pikirannya.
[ He'em, gadis itu antagonis wanita! ]
"Halo, Ella! Nama Tristan tuh Tristan Raditya Fernandez Alexander!" balas Tristan sembari tersenyum manis.
"Ella?" tanya Ara.
"Em! Itu nama kesayangan Tristan buat Ella!" sahut Tristan antusias.
"Kyaa, imutnya~" batin Ara.
"Ehem ... salam kenal, Tya!" ucap Ara lembut.
"Em!" Tristan mengangguk. "Ella udah pesen?" tanya Tristan polos.
"Ah, lagi di pesenin temen Ella!" jawab Ara menahan gemas.
"Ooo,"
Tak.
Tak.
Suara sesuatu di taruh di meja.
"Noh, makanan klean!" ucap Bintang menaruh nampan berisi lima mangkuk bakso dan dua es teh.
"Nih minumnya," lanjut Naufal, menaruh nampan berisi dua mangkuk bakso dan lima es teh.
"Eh, Ra? Ngapain di sini? Biasanya nempelin si Erland!" sahut Bintang.
"Terserah gue dong!" ucap Ara ngegas.
"Eyy, slow dong!" ucap Bintang mengangkat kedua tangannya.
"Ck, gak jelas lo! Pantesan jomblo dari lahir!" ketus Ara.
"Gak usah bahas itu juga kali!" kesal Bintang.
"Makan!" Tekan Oliver dingin.
"Huh!"
"Halo, Mamank!" teriak seorang gadis.
"Bukan temen gue!" lirih Ara yang masih nisa di dengar.
"Astagfirullah, jahat amat gak ngakuin gue temen lo!" ucap gadis itu lebay.
"Lo buddha anjir!" sahut Naufal.
"Jijik anjir!" ucap Ara memasang ekspresi jijik.
"Ck! Nih punya lo!" ucap gadis itu cemberut.
"Dih, bebek lo?!" sahut Ara sembari mengambil makanannya.
Gadis itu tak menjawab dan malah duduk di kursi kosong.
"Omo-omo! Ada bocil! Kenalin, aku Velina Victoria!" ucap gadis itu.
"Halo, Elin! Aku Tristan Raditya Fernandez Alexander!" sahut Tristan.
"Kyah! Kawaii!" sahut Veli gemas.
"Hehe~" Tristan menyengir.
Mereka pun memakan makanan mereka masing-masing.
[ Triatan, kamu dapet misi! ]
Sebuah suara robot terdengar di telinga Tristan.
"Misi apa, Coki?" tanya Tristan.
Ding!
Misi:
- Bertamu ke kediaman Oliver dan berkenalan dengan keluarganya.Hadiah:
- Apartement mewah.
- Sepeda listrik.Hukumanm
- Mimisan
- Pingsan dua hari.
- 70% Kecantikan di turunin.[ Terima ] or [ Tolak ]
"Terima!"
Tristan melihat ke sekeliling, ia melihat seorang gadis menuju meja.
"Coki, tuh cewe si protagonis kah?" tanya Triatan.
[ Iya, dia protagonis. Tapi jiwanya bukan, dia sama seperti kamu. Tapi gak punya sistem, cuman modal protagonis dan ingatan tentang novel ini. ] jawab Coki acuh tak acuh.
"Oh, kalo gitu dia bakal berubah dong?" ucap Tristan.
[ Betul, sekarang dia jalang di sebuah bar. Padahal keluarganya cukup di bilang kaya, karena sebelum bertransmigrasi ke tubuh protagonis wanita. Dia seorang pelacur, dia udah ... ketagihan? ] ujar Coki.
"...."
"Ketagihan apa?" tanya Tristan.
[ Seks. ] jawab Coki datar.
"... oh,"
[ .... ]
.
.
.
.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tristan Raditya Fernandez
FantasyTristan Raditya Fernandez Seorang pria berumur 16 tahun, yang duduk di bangku kelas 3 SMA Tristan memiliki wajah tampan dan cantik sekaligus, tingginya hanya 171 cm Tristan di sukai oleh banyak orang, karena Tristan terkenal baik, polos dan tidak so...