10. If you hurt me

2 2 0
                                    

Masalah kemarin terselesaikan dengan kata maaf dan termaafkan, sadar kami masih saling membutuhkan jadi marah lebih lama pun gak bisa, lebih jelasnya aku lebih butuh Sadam, ketergantungan ku ke Sadam itu buat aku gak bisa marah lebih lama,

Kata Sadam untuk menebus kesalahannya dia mau ngajak aku ketempat wisata kolam renang,

Ah, beberapa hari sebelumnya aku udah pernah bilang ke dia kalau aku mau berenang,

Salahnya kami malah dateng kesorean, sejam lagi tempatnya tutup,

"Gimana? Masih mau masuk? Sisa sejam katanya"

"Mau, boleh ya?"

"Iya boleh"

Setelah berganti pakaian aku nyuruh Sadam buat lebih cepat, aku gak sabar mau nyebur, aku suka air

"Adam ihh cepetan"

"Pelan pelan Ra, licin"

Tempat ini luas banget ada banyak kolam dan banyak wahana, aku milih buat berenang di sudut jauh dari jangkauan keramaian,

"Kamu bisa berenang?" Tanya Sadam

"Gabisa hehehe"

"Dasar"

"Tapi aku bisa ngambang tau, nih liat"

"Bahasanya, mengapung sayang"

"Sama aja kan??"

"Beda lah... Hurufnya"

Aku mengabaikan perkataan Sadam yang menyebalkan,

Seperti kata Sadam aku mengapung di atas kolam sambil menutup mata, rasanya tenang,

"Kok kamu bisa??"

"Emang Adam gabisa?"

"Gabisa, bisanya berenang"

"Dihhh"

Karna waktu yang terbatas kami memutuskan buat berkeliling melihat semua wahan disetiap sudut,

"Adam"

"Hm?

"Misal nanti kepalanya berisik coba deh kayak Aira tadi, ngapung diatas air, natap langit atau tutup mata, Adam bakal ngerasa tenang kayak lagi melayang... Eh tapikan Adam gak bisa ya?" Ledek ku

"Nanti Adam belajar... Mau mie gak?"

"Maulaaa"

"Corndog?"

"Mauuuuu"

Walaupun cuma punya waktu sejam buat main air aku senang karna bisa berenang sama Sadam, salah satu wishlist aku "berenang sama Sadam, entah di pantai atau di kolam"

Dikarenakan sudah mau magrib kami mutusin buat langsung balik, sesampainya dirumah ternyata mama belum balik kayaknya bakal sampai malem,

"Yang, mau ee"

"Lapor pak rt sana"

"Beneran ih"

"Kan tinggal ke kamar mandi sayangku cintaku sadamku"

"Hehehe bentar ya"

Sadam emang gak langsung balik, dia nunggu mama dateng baru dia balik,

Sedari tadi aku memperhatikan ponsel Sadam yang sedang di cas, ada rasa ingin membuka tapi ada rasa segan,

Sadam gak pernah larang aku buat mainin ponselnya malah dia sering ngasih ponselnya ke aku,

Dengan sedikit cemas aku buka ponsel Sadam, semoga apa yang dipikiran aku, semoga mimpi buruk yang beberapa kali datang, semoga feeling perempuan yang gak pernah meleset itu semuanya salah, iya semoga salah,

SadamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang