DISCLAIMER - 100% fiction - OCC - written by ; hawky
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.☘︎ ݁˖
"Ini betulan?"
"Bukannya gaya rambut Lee Zin sporty?"
"Rambutnya sudah tumbuh lagi?"
Di kelas fashion sekarang terheran-heran karena rambut Zin, sedangkan Zin yang kini di bicarai sedang asik menyisir rambutnya.
"Lee Zin... Botak!" Ha Neul mengangkat wig Zin, yang membuang sang empu marah.
"Kau gila, Park Ha Neul!!" Zin marah
Kepalanya botak. Karena berkelahi saat main ke Chunryang, rambutnya di cukur habis.
Terjadi perkelahian kecil antara Zin dan Ha Neu, Hyungseok tersenyum karena melihat perkelahian kecil temannya itu.
"Kenapa mereka?" tanya (Name) yang kini sudah berada di samping Hyungseok.
Hyungseok tentu saja terkejut dengan kehadiran gadis Uchiha tersebut.
"Kamu membuat ku terkejut! (Name)." Hyungseok sambil mengelus dada.
Sebelum sempat Hyungseok menjawab pertanyaan (Name), semuanya mata teralihkan ke arah pintu.
Terlihat disana Hyundo dan satu murid lagi yang mengusir seorang pria tua.
"Ku... mohon! 5 menit saja! 5 menit saja!" pria tua itu terus-terusan memohon, pria itu sambil membawa poster.
"Kalian temannya Yeongmi, kan? Apa bapak boleh tahu kapan terakhir Kalian berhubungan dengannya? Apa ada sesuatu yang Yeongmi katakan sebelum dia kabur?" pertanyaan pria itu tak di jawab, pertanyaan itu mendapatkan perkataan yang tak mengenakan.
Bapak itu bersujud, Hyungseok tiba-tiba berkata yang membuat teman-temannya terdiam, dan membuat suasana di kelas hening.
"Kalian... jangan tertawa." Hyungseok berkata dengan ekspresi wajah yang serius.
Hyungseok mengulurkan tangannya ke depan ayah Yeongmi. "Kalau bapak... tidak keberatan, biar kami bantu cari." Hyungseok tersenyum, di belakangnya ada Jay dan Vasco yang berdiri dengan eskpresi tersenyum juga.
(Name) hanya menyimak hal tersebut, ia sekarang duduk di lemari penyimpanan belakang. Seraya Hyungseok berinteraksi dengan ayah Yeongmi (Name) berdiri dari duduknya dan berjalan menuju ke pintu keluar kelasnya.
Hyungseok melihat (Name) yang mau ke luar, lalu dia bertanya. "Mau kemana, (Name)?"
"Kamar mandi." (Name) dengan nada dingin, pandangannya tak ke arah Hyungseok.
***
(Name) mencuci muka di wastafel, ia mengangkat wajahnya, ia melihat pantulan wajahnya sendiri di kaca wastafel.
"Pertarungan dan kematian, aku tak merasakan satu saja yang akan terjadi. Namun... keduanya. Apa yang akan terjadi."
***
Malam harinya... kini (Name) bersama dengan Hyungseok, Jay, dan Vasco. Sebenarnya mereka sudah melarang (Name) untuk ikut kedalam masalah seperti ini.
Namun, keras kepala (Name) tak bisa dilunakkan begitu saja. Semakin ditekan, semakin ia melawan, seolah dunia harus bertekuk lutut pada keinginannya. Tak ada yang bisa menghentikan langkahnya, kecuali dirinya sendiri.
Sasuke saja yang merupakan kakaknya, tak bisa melunakkan keras kepada adik perempuan itu. Apalagi orang lain.
Ketiga laki-laki tersebut tak bisa menatap (Name) lama-lama, jika mereka menatap (Name) lama-lama mereka akan pingsan. Pasalnya (Name) kini mengenakan pakaian seperti Ace di Alabasta.
"(Name) kamu tidak kedinginan?" Hyungseok bertanya dengan pandangan ke arah lain, namun (Name) bisa melihat pipinya yang merah.
"Tidak." (Name) menjawab sambil membenarkan outer yang di kenakan ya, outer itu di desain sama seperti milik Ace.
"(Name), jika kamu kedinginan bilang aku, ya. Aku akan meminjamkan jacketku kepadamu." kata Vasco dengan riang dengan kedua pipi yang bersemu merah.
(Name) mengangguk, (Name) melirik ke arah Jay yang sedari tadi memperhatikan wakizashi yang ia bawah.
"Kamu tertarik dengan wakizashi ku?" (Name) bertanya kepada Jay, Jay dengan cepat menggelengkan kepalanya.
(Name) membawa wakizashi yang di letakan di kain unggu eggplant yang ia kenakan di pinggangnya, di samping kanan.
***
"Kenapa bocah-bocah ini ada di sini?" tanya Hobin yang sedang berdiri tak jauh dari (Name) dan lainnya.
"Justru kami yang ingin bertanya, kalian ada urusan apa di Gangdong?" Hyungseok bertanya.
"Si telinga besar yang suka bersama kalian sudah mati?" Hobin bertanya.
"Aku tak ada waktu meladeni kalian. Aku harus mencari hostel tau." kata Tae Lee.
"Bum Jae sedang menikmati masa remaja." Hyungseok menjawab lertanya Hobin.
"Hostel.....?" beo Vasco.
"Menikmati masa remaja? Apa itu?" (Name) bertanya.
"Se... sepertinya berkencan dengan perempuan salah satunya." Hyungseok gugup menjawab pertanyaan (Name).
Sedangkan (Name) ber-oh ria.
Hobin melihat ke arah (Name). "Huh? Seriusan kau memakai heels? Kau tak akan bisa bertarung sambil menggunakan heels. Jangan berbuat konyol."
Perkataan Hobin di abaikan oleh (Name).
***
Setelah pertemuan itu, mereka berlari masuk ke jalan rodeo. Mereka berkumpul dengan tujuan berbeda-beda, malam ini... akan menjungkir balikan Hostel A.
Jumlah mereka yang menghancurkan sebuah crew... hanya 6 orang! Bukan. 7 orang! Tapi mereka tak tahu... hal apa... yang menantikan mereka disana.
***
Apakah ini pertarungan hidup atau mati? Tapi... jika pertarungan ini benar antara hidup dan mati, siapa yang akan tumbang?!
(Name) berlari dengan pikiran yang kacau.
Apakah dia temanku? Tidak... mereka keluargaku. Jika temanku ada yang terbunuh, aku tidak akan pernah memaafkan orang yang membunuhnya.