SJG 1

20.7K 38 1
                                    

Terdengar suara alunan musik yang menggema di telingaku. Aku membatin, siapa sosok yang menyetel musik secara berulang kali. Kuintip pintu yang sedikit terbuka hingga menyisakan celah, mataku mengerjap beberapa kali. Dia, Putri. Sepupuku yang entah sejak kapan berada di rumahku.

Kubuka pintu perlahan, membuat Putri yang sedang keasikan bergoyang menatapku.

“Mas Bandi? Eh, maaf, Mas. Pasti Putri berisik ya? Apalagi masih pagi-pagi gini,” ucapnya dan langsung memelukku.

Kurasakan gundukan yang menekan dadaku, hari masih pagi, tapi mendapatkan hal seperti ini membuatku konak juga. Aku mengendurkan pelukannya, “Kamu sampek di sini dari kapan, Put? Kok aku baru liat kamu?”

Putri dan aku tinggal di lain daerah, aku di Jakarta, sedangkan Putri berasal dari Surabaya.

“Mas ini, semalem aku dateng loh, Mas. Kamu aja yang udah tidur duluan,” sahutnya.

Aku menganggukkan kepalaku, kutelusuri penampilannya yang tampak seksi.

“Kamu jadinya kuliah di sini, Put? Aku —”

“Iya, Mas. Aku ambil kuliah bareng kamu, aku udah bilang kok sama Tante. Kamu gak masalah kan, Mas, kalau sekelas bareng aku?”

“Enggak lah. Justru bagus, aku bisa ngawasin kamu nantinya. Walau umur kita sama, tapi kamu itu tetep adeknya mas.”

Aku mencolek hidungnya yang bangir. “Ibuku ke mana, Put? Kok rumah sepi banget?”

“Ah, Tante lagi pergi tadi, Mas.”

Aku hanya menganggukkan kepala dan berlalu begitu saja. Ogah aku lama-lama di kamar tamu, ketemu Putri bikin aku konak aja. Syukur-syukur kalau dia mau diajak main, kalau enggak? Yang ada aku sendiri yang kesiksa.

Hari ini hari minggu, kayak bisanya aku cuma dudukan di balkon kamar sambil ngudud. Bayangan tubuh kemolekan Putri membuat juniorku berdiri dengan tegak, aku meneguk ludahku.

Ah, sial! Ngapain coba aku malah kepikiran bodi mulusnya Putri. Inget, dia itu sepupuku.

Aku mencoba mengingatkan diriku sendiri. Namun sebuah tepukan di bahuku mampu membuatku berjingkat kaget.

“Mas ih, kok malah ngelamun? Aku udah panggilin dari tadi loh.”

Ternyata Putri yang menepuk pundak ku, aku dapat melihat belahan dadanya karena Putri berada di hadapanku.

Sial! Posisi sekarang malah bikin aku kepengen nerkam dia, pingin aku emut putingnya sampek dia ngedesah.

“Mas! Kok malah tambah ngelamun?” tanya Putri yang sudah duduk di sampingku.

Aku menghela nafas panjang. “Kenapa, Put?” tanyaku, mencoba untuk menetralkan detak jantungku.

“Mas, boleh minta tolong pegangin HP aku gak? Aku pengen goyang nih, buat tiktok.”

“Boleh, mau ke kamar tamu lagi aja?”

“Gak ah, Mas. Aku pingin di sini aja, pemandangannya indah. Apalagi ada burung,” ucapnya seraya sedikit melirik ke arah selangkanganku.

Aku gak tau juga dia ngelirik ke arah sana apa gak? Tapi sungguh, tatapannya bikin kontiku semakin konak. Ngilu-ngilu sedep.

“Mana hapenya, Put.”

“Ini, Mas.”

Putri memberikan hapenya padaku, aku mulai merekam apa yang dia inginkan. Aku merekam sambil duduk, sedangkan kamera kuarahkan pada pantat dan tubuhnya yang sedang bergeal-geol.

Dug!

Mataku terbelalak, tiba-tiba dia duduk di pangkuanku. “Mas, matiin rekamannya.”

“Udah kok, kamu kenapa tiba-tiba duduk di pangkuan mas?”

“Gak papa, Mas. Aku pingin liat hasil videonya tadi.”

Aku membuka ponselnya dan kita menonton video yang baru aku tangkap tadi, entah sengaja atau tidak, aku merasa jika Putri sedikit menggerakkan pinggulnya.

“Put,” panggilku.

“Apa, Mas. Ih, aku kangen banget sama kamu, Mas. Udah lama.gak ketemu, terakhir pas SMP.”

“Iya. Kamu sering upload video kayak gini ke tiktok?”

“Sering, Mas. Emangnya kenapa? Banyak yang like juga kok. Kalau Mas mau liat lebih banyak, geser aja galerinya. Aku mau bikin jus dulu, boleh kan aku manfaatin fasilitas di sini?”

“Boleh lah, ini hapenya mas bawa gak papa?”

“Gak papa, Mas.”

Setelah aku melihat Putri pergi ke lantang 1, aku mulai geser-geser galeri hapenya. Dahiku mengerut saat mendapati foto dengan pose menantang.

Semakin kugeser, pakaian yang sedang dikenakan oleh Putri ditanggalkan. Aku gak tau kalau Putri akan sebinal ini, aku mengirim beberapa fotonya ke WA ku. Setelah itu aku menghapus chat di hapenya agar Putri tidak mengetahui sikapku.

Aku yang penasaran membuka aplikasi video. Terdapat folder yang bertuliskan ‘Fantasiku’, aku langsung mengirimkan semua video yang berada di sana pas udah liat 1 video Putri lagi mainin putingnya sendiri.

“Mas, ini jus — Mas gak buka aneh-aneh kan?”

Kulihat wajahnya yang panik. “Enggak, Put. Tadi mati hape kamu, kayaknya eror.”

Kudengar Putri yang menghembuskan nafas lega.

“Ini jus buat, Mas. Tante sama Om kok belum pulang-pulang ya, Mas?”

“Paling nginep di hotel mereka, emang sering kayak gitu sih, gak kaget aku.”

Kulihat Putri yang mengotak-ngatik hapenya, aku hanya diam.

***
Malam pun tiba, papa dan mamaku gak pulang ke rumah. Aku keingetan dengan video yang kukirim dari hape Putri. Kuputar video tersebut.

Anjir! Gilak, dia lagi nyep*ng?

Konti siapa nih yang diisep sama dia? Bikin pingin ngoc*k aja. Bodo amat lah, ngoc*k aja. Lagian gak bakalan ada yang liat ini.

Aku nonton sambil ngeluarin konti, bayangin lagi nyetubuhin Putri. Gila juga rasanya aku punya sepupu modelan kayak Putri. Bikin auto berdiri konti kesayangan aku.

“Ah! Put, isep nih! Isep konti kakak sepupu kamu, binal banget kamu, Put. Hobi kamu threesome ya, Put. Ah! Ah!”

Cklek.

Kulihat sosok Putri yang lagi berdiri di ambang pintu berbarengan dengan pej*h yang ke luar dari ini konti. Aku terkapar lemas, kulihat Putri yang menatapku dengan tatapan syoknya. Aku bingung, kira-kira dia bakalan marah gak ya? Kalau tau kakaknya liat video binalnya sambil colay.

sepupuku jago goyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang