SJG 4 [Mau nenen]

12.7K 27 0
                                    

Putri langsung mengenakan bajunya kembali, dia pun mengelap memewnya dengan tisu yang berada di sana. Bandi terlihat diam saja, nafasnya masih memburu.

“Kamu mau ke mana, Put?”

“Mama, papa sama Vani lagi di bawah. Mas harusnya tadi curiga, siapa yang ngintip kita? Itu adekku, Mas! Nanti gimana kalau dia laporan ke mama papaku, aku mau ke kamar dulu!”

Putri meninggalkan Bandi yang terdiam, namun pria itu hanya menghela nafasnya. Putri ke luar dari kamar Bandi, terdengar ada suara yang ramai dari lantai bawah. Putri masuk ke dalam kamarnya dan langsung mengunci pintu.

[Mbak, kok kamu gitu sih? Aku laporin sama mama ya.]

Baru saja Putri merebahkan dirinya di atas kasur, pesan dari Vano membuatnya terbelalak kaget.

“Gila! Kenapa mas Bandi ngelakuin ini ke aku sih, huh?! Mana ada yang ngintip lagi, Vano, moga aja kamu gak bener-bener laporin gak ini ke Mama sama Papa. Mbak gak tau lagi harus gimana nanti? Lagian ini di luar kendali mbak,” gumam Putri dengan nada yang melemah.

[Vano, jangan laporin ke mama sama papa y. Lagian kamu ngapain sih kok tiba-tiba nyusul ke sini? Bareng mama papa lagi.]

Putri menggigit bantalnya kesal, adiknya itu tidak membalas pesannya dan hanya membacanya saja.

Tok tok tok.

Dengan langkah gontai Putri membuka pintu kamarnya. Dia terkejut karena yang datang Vano, “Kamu —”

“Disuruh turun ke bawah sama Mama Papa. Katanya Mbak ada ketinggalan berkas buat pendaftaran kuliah.”

“Vano, kamu belum laporin ke mama sama papa kan?”

Vano mengangkat bahunya acuh dan meninggalkan Putri. Putri mengikuti langkah adiknya dari belakang, ternyata di bawah sudah ada Bandi juga.

“Ma, Pa. Kan aku minta buat kirim lewat ekspedisi aja, kenapa malah jadi kalian yang ke sini?”

“Adik kamu itu, katanya dah kangen sama kamu. Kalau misalkan kalian berdua mama sama papa taruh di apart dan kalian berdua sekolah di kota bagaimana?”

“Loh, Bi. Mending juga keduanya tinggal di sini, lagian muat juga kok rumahnya.”

“Aku pengen tinggal di apartemen aja bareng mbak Putri. Mama sama Papa gak keberatan kan?”

Putri menatap Vano dengan takut-takut. Putri sangat yakin jika adiknya itu pasti sudah sangat marah karena melihat kakaknya di E W sama pria yang berstatus sebagai sepupunya, dan juga Vanontadi melihatnya.

“Pikirin besok aja bagaimana? Mama sama Papa Bandi juga belum pulang, nanti biar diskusiin dulu. Tapi maaf, Tan. Kan kamar tamu tinggal 1 sekarang, Vano tidur bareng siapa?”

“Aku mau tidur bareng mbak Putri aja,” sahut Vano seraya mendempet ke arah Putri.

***

Putri merebahkan dirinya di kasur, dia meneguk ludahnya sendiri. Vano saat ini sedang mandi, sehingga membuat Putri bisa memikirkan kata-kata untuk merayu adiknya.

Cklek.

Terdengar suara pintu kamar mandi yang terbuka dan menampakkan Vano dengan hanya mengenakan bokser, rambutnya terlihat basah.

“Dek, ngapain sih telanjang dada kayak gitu?! Cepet pakai baju sana!”

“Loh, mbak kenapa marah? Kan tadi Mbak juga telanjang di depan Mas Bandi,” sindir Vano yang langsung mencantelkan handuk di hanger.

“Jangan dibahas, Dek.”

“Mbak tuh aneh, baru tinggal di sini udah mau di E W sama mas Bandi. Aku aja dari dulu nahan tuh, karna sadar.”

“Dek …. Jangan dibahas, itu tuh gak sengaja aja.”

“Gak sengaja? Tapi kamu sampek nikmatin kayak gitu, Mbak! Aku juga mau!”

“Hah?!” Putri dibuat cengo dengan apa yang diucapkan adiknya. Vano baru saja lulus SMP, namun dari tampang dan proporsional tubuh, mampu membuat Putri terangsang.

“Apaan sih, Dek! Gak usah macem-macem ih.”

“Mbak, mau nenen.”

sepupuku jago goyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang