Chapter 10

377 55 5
                                    

[Name] memandang sirkuit yang tengah dipersiapkan untuk turnamen, pikirannya kemana-mana bahkan tak peduli teman-temannya tengah berbincang.

"Hey kau bisa kesurupan jika melamun terus" ucap Michael dia berpindah untuk duduk disamping [Name], dan gadis itu menggeser dirinya menjauh beberapa senti dari lelaki itu. sesuai yang dia perkiraan gadis

"Nih" Michael menyodorkan sekaleng minuman yang masih dingin, [Name] menerima pemberian nya. Selagi gratis kenapa tidak diterima?

"Makasih"

"Jadi kemana saja kau selama ini selain menyusul Jin?"

"Melakukan aktivitas membosankan, latihan, latihan, latihan dan latihan.." Michael terkekeh mendengar itu, gadis disampingnya selalu saja membuatnya tertawa.

"Begitukah?"

"Ya, dan aku lihat kau jadi semakin berkembang.."

"Tidak seperti ku.."

"Satu hal lagi, kenapa kau tidak mengikuti turnamen ini? Maksudku ini jadi peluang untuk--"

"Aku punya alasan ku sendiri" potong [Name], dia bahkan tidak membiarkan Michael menyelesaikan ucapan nya sama sekali.

Sang lelaki terdiam, dia penasaran akan alasan tersebut. Tapi setelah [Name] memotong ucapannya sudah jelas bahwa gadis itu tak ingin membicarakan hal seperti itu. Jadi Michael memutuskan untuk diam saja.

"Jujur aku lupa akan alur dari cerita aslinya.. aku terlalu fokus dengan latihan sampai lupa akan alurnya"

----

"Aku rasa kau lebih baik istirahat"

"Apa yang terjadi dengan tubuhku..?"

"Tunggu-- kau akan pergi? Kau baru saja disini selama beberapa hari, kenapa terburu-buru?"

"Kau harus konsentrasi, kau ingin menjadi kuat kan?"

"Ada banyak hal yang terjadi dalam hidupku"

"Kau terlalu memaksakan dirimu, bagaimana jika kau sakit? Atau terluka semakin parah?"

"Sialan.."

"Padahal aku yang mulai duluan! Kenapa malah dia mendahului ku!?"

"Aku.. masih belum cukup"

----

"Ugh, suara apa itu? Itu terdengar seperti suara ku dan yang lain"

[Name] mengecek kembali pendengar nya, bahkan sesekali dia memasukkan jari kelingkingnya pada telinganya.

Apa mungkin dia hanya salah dengar?  Tapi bagaimana bisa suara-suara itu mirip seperti dia dan teman-temannya?

"[Name] apa kau mau mencobanya?" Tawar Sena kepada gadis disampingnya.

Pada siang itu, Jin meminta bantuan kepada Rydin agar dia bisa mendengar bisikan Sylph. Tapi sepertinya itu pilihan yang buruk.

Mereka semua harus melihat Jin dan Draka diikat dibagian kaki pada jembatan, bahkan diterjunkan kebawah.

"Aku menolak, lagipula memangnya dengan ini dia bisa mendengar bisikan itu?" Tanya [Name] ragu akan cara Rydin agar bisa mendengar bisikan Sylph. Sesekali dia terkekeh melihat wajah ketakutan dan teriakan Jin.

"Hey jangan remehkan caraku, aku juga melewati tahap seperti ini"

"Terdengar sebuah kebohongan"

----

"Sungguh aku tak percaya akan lelaki itu"

Mereka kembali melihat pemandangan dimana Jin dan Draka terikat pada layang-layang raksasa, dengan posisi mereka berada di tebing.

"Sama, memangnya ini yang harus dilakukan agar bisa membaca arah angin?" Tanya Laura mengerutkan keningnya, setelah mendengar ucapan [Name] di jembatan dia juga mulai ragu.

Sena menggelengkan kepalanya dan berucap. "Aku juga tak yakin"

----

"Ow! Itu sakit!"

"Kau benar-benar ceroboh" Laura sehabis menempelkan plester pada pipi Jin.

"Hey kalian" Michael mendekati teman-temannya, matanya melihat sekeliling seolah-olah mencari sesuatu atau seseorang. "Apa kalian melihat Robin?"

"Kami pikir dia bersama mu"

"Dia tak ada bersama kami begitupun dengan Chicky"

"Dia pasti akan baik-baik saja, terutama di tempat aman seperti kota ini"

Mereka mulai berpikir jika kota ini lumayan berbahaya terutama dibagian ujung tebing dan jembatan, bisa saja tersandung lalu terjatuh, atau kemungkinan besar terbawa angin yang kencang.

Alih-alih ikut berpikir negatif [Name] melirik kearah Michael dimana dia terbatuk-batuk dengan mengelus tenggorokannya.

"Aku rasa kau lebih baik istirahat" ucap [Name] berkacak pinggang, memandang kearah temannya yang entah kenapa batuk nya itu semakin parah.

"Aku baik-baik saja, hanya batuk biasa lagipula aku harus mencari adikku"

----

"Robin! Kemana saja kau?"

"Kak Michael, aku mendengar nya dengan jelas.. aku bisa mendengar bisikan Sylph!"

Akhirnya setelah mencari kemana-mana mereka berhasil menemukan Robin. Michael menatap tak percaya kepada adiknya.

"Robin.."

"Dia pasti menemukan cara rahasia untuk membaca arah angin" ucap Rydin dengan meletakkan salah satu tangannya pada pinggangnya. Yang lainnya kembali terkejut.

"Sang roh angin dikenal tidak terduga, mustahil untuk mengetahui kapan atau dimana dia tiba-tiba memutuskan untuk muncul"

"Aku terlambat stau langkah setelah semua latihan itu!?"

"Setidaknya kau berkembang.."

Jin menaikkan alisnya kebingungan akan ucapan dari gadis rambut pendek itu. "Apa maksud mu--"

"Robin, aku mengandalkan mu untuk menunjukkan kepada ku seberapa kuat kemampuan barumu"

"Tentu saja!" Kedua kakak beradik White itu berjabatan tangan.

"Apa yang terjadi dengan tubuhku..?"

To be continued
Anjay kangen gak?

5 Oktober 2024

New Life In Monkart World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang