"Tak disangka kita bertemu lagi disini"
"Ya, tak disangka aku akan bertemu lagi dengan landak ini"
"Sialan, kau benar-benar tahu cara membuat ku kesal"
[Name] tertawa, dia meletakkan salah satu tangannya pada pinggangnya dan menaikkan alisnya. "Kau ke kota ini untuk apa? Untuk memberikan para pembalap serbuk Auobyss?"
Vettel memutarkan bola matanya dia menyilangkan tangannya pada dadanya, gadis didepannya benar-benar membuatnya naik darah.
"Tak hanya itu, kau sadar bahwa dirimu belum berkembang sama sekali kan?"
"Lalu itu bukan urusan mu"
"Dengan serbuk Auobyss kau tidak akan tertinggal lagi.. apa kau akan terus tertinggal oleh teman-teman mu? Terutama soal dia.."
[Name] bertanya-tanya, untuk apa Vettel peduli soal itu? Apa lelaki itu berusaha untuk memanipulasinya? Wajar saja sih dia adalah karakter antagonis dari animasi sebenarnya.
"Aku tahu rasanya, rasa saat seseorang menjadi lebih kuat padahal kau memulai duluan.. rasa saat melihat teman-teman mu berkembang.. sementara kau tertinggal jauh"
----
[Name] meringis saat dia duduk ditanah, pedang Mon tertancap disampingnya.
Dia kehilangan fokusnya karena terus memikirkan ucapan Vettel.
"Rasa saat seseorang menjadi lebih kuat padahal kau memulai duluan"
Kata-kata itu terus berputar-putar dikepalanya, seolah-olah menghipnotisnya.
"Kau harus konsentrasi, kau ingin menjadi kuat kan?" Ucap Chen memandang muridnya perlahan berdiri dan menarik pedangnya yang tertancap ditanah.
"Sekali lagi"
"Tidak, kita akhiri latihan ini.. terutama hari sudah mau gelap. Ingat aku hanya akan melatih seseorang yang sehat, bukan yang sakit ataupun terluka"
----
"Ibu lihat kau mulai berhenti bermain keluar, apa para remaja rendahan itu berhenti berteman denganmu?"
"Iya.."
Sang ibu membelakkan matanya, dia memang meminta putri nya untuk menjauhi teman-teman nya. Tapi dia tak menyangka bisa secepat ini.
"Begitu kah? Bagus, kau harus bersosialisasi dengan derajat yang sama seperti mu" ucap sang ibu tangannya bergerak meraih cangkir tehnya.
"Dan kau *"*"*, kau seharusnya seperti kakakmu. Selalu peringkat pertama dan lebih mementingkan akademik daripada non-akademik.. kau seorang gadis, kau seharusnya bersikap anggun" sang wanita memandang putri kedua nya.
"Tapi bu, setidaknya aku masuk tim voli dan--"
"Jangan banyak alasan, hanya karena kau ikut turnamen bukan berarti itu menjadi masa depan yang cerah. Nilai mu saja dibawah kkm semua, memalukan"
*"*"* Terdiam akan semua ucapan menusuk dari ibunya, dia benar-benar suka saat dibandingkan dengan kakaknya yang lebih baik darinya.
"Bu, aku setidaknya sudah berusaha lagipula nilai hanyalah ang-"
"Jadi kau menganggap nilai itu adalah angkat? Aku pikir aku telah mendidik mu dengan baik, ternyata aku salah.."
"Maaf Bu.."
Bagaimana dengan tanggapan sang putri pertama? **** Kelihatan nya dia sama sekali tidak peduli saat adiknya dimarahi dan dinasehatinya oleh ibu mereka.
Tentu saja itu membuat sang adik kesal, kakaknya selalu saja membelanya tapi kenapa sekarang tidak?
----
Entah hari berapa **** lewati tanpa teman-temannya, dan rasanya hampa.
Dia selalu mengawali hari dengan senyuman dan candaan. Tapi untuk kali ini sayangnya tidak, dia harus mengawali hari tanpa senyuman sama sekali.
Pada jam istirahat, **** membawa makan siangnya ke kafetaria. Dia mencari tempat duduk yang kosong.
Matanya menemukan teman- tidak mantan teman-temannya tengah mengobrol dengan tawaan. Entah apa yang mereka bicarakan, rasanya **** ingin ikut bergabung dengan mereka.
Tapi untuk apa **** ikut bergabung, setelah apa yang dia lakukan pada mereka?
"Hey ****, ayok ikut bergabung dengan teman-teman ku" Bianca memegang bahu **** dan membawanya kesalah satu tempat duduk.
Tempat duduk itu dipenuhi oleh para remaja-remaja yang lumayan terkenal, atau sebut saja kalangan atas. Dimana mereka adalah anak-anak dari pengusaha sukses, pengacara, kepolisian, bahkan seorang pejabat juga.
Benar-benar kalangan kelas atas semua kan?
Cocok untuk sang gadis yang sempurna.
----
"Kau bisa masuk angin jika kau berpakaian seperti itu" ucap Chen memandangi muridnya duduk diteras rumahnya tanpa jaket hanya memakai kaos pendek.
Padahal ini sudah malam dan otomatis suhu udara mulai berubah.
[Name] reflek memakai kembali jaket. "Guru juga memakai baju lengan pendek, nanti masuk angin loh"
Chen duduk ditempat kosong samping [Name]. "Aku sudah kebal"
Dan sesuai perkiraan nya, [Name] menggeser dirinya menjauh agar tidak terlalu dekat pada Chen.
"Untuk pertama kalinya aku melihat mu memakai kaos pendek"
"Kau tidak merasa jijik?"
Chen menaikkan alisnya. "Jijik? Untuk apa?"
"Kau sudah melihat dibalik jaket ku ini, kau tidak merasa jijik?"
"Aku lebih merasa jijik pada orang yang mudah menyerah daripada hal itu"
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life In Monkart World
LosoweMonkart x Fem!Readers [ ON GOING! ] [ Monkart ©® SAMGAnimation ] [ Story ©® @Itsluna_07 ] --- Seorang gadis bernama [Name] dia mengira bahwa dirinya akan masuk ke alam lain, tapi siapa sangka dia malah berada didunia lain Dunia itu adalah dunia yan...