Battle From The Opposite

1K 105 51
                                    


Selamat siang minggu guysss😂😂😂

Congrats!

YOU GOT THE DOUBLE UPDATE TODAY!

Double updateku bisa bisa bahaya tapi.

Karena abis ini aku bakal ngilang lagi wleee😝😝 rasainnn😝😝

Karena abis ini aku bakal ngilang lagi wleee😝😝 rasainnn😝😝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Loverruk, susu na!🤣🤣😂😂



Milky sana, Milky sini.

Panggilan Love pada Milk, yang kini tanpa malu. Telah tersebar ke seluruh Kru Film.

Mereka awalnya saling lirik satu sama lain, kadangkala bergosip secara diam-diam. Apakah mereka jadian betulan? Ataukah dalam proses pendekatan? Ataukah memang karena lagi syuting bersama saja?
Entahlah, semua tingkah keduanya cuman jadi bola liar. Kesana kemari tapi tak ada jawaban. Bahkan ketika salah satunya berani tanya sama Namtan.

Si manajer cuman bilang;

“Kalau mereka saling suka ya, biarin. Kan sama-sama lajang.”

Iya, juga sih. Jawaban itu benar, dan hampir membungkam seluruh orang. Kecuali Richard yang terlihat mellow, lebih dari sifat pendiamnya. Menyadari kalau hatinya bakal tak berbalas. Bahkan ketika belum mengungkap perasaan.

“Lebih baik kau lupakan saja. Kamu itu tampan dan baik. Bisa cari yang lain, aku bisa kenalkan kamu sama yang cantik-cantik.” Manajer barunya, yang setahunan ini bersama. Sudah tahu kalau artisnya memang naksir berat sama Love.

“Belum tentu aku suka sama yang cantik.” Richard menghela napas dari duduknya. Melihat Ratih, manajer baru yang lebih muda dari sebelumnya.

“Bukannya kamu suka Love karena dia cantik?” Ratih mengangkat satu alis, iya kan? Lelaki mah, suka saja sama yang cantik-cantik. Pintar-bodohnya belakangan. Yang penting cantik.

“Dia bukan cuman cantik, tapi juga—“

“Yang jelas dia cantik. Makanya kamu langsung suka sama dia. Eh, ternyata dia juga baik, kamu jadi makin suka sama dia. Intinya dia cantik. Makanya kamu suka Love.” Ratih memutar kedua bola mata. Lelaki tabiatnya memang begitu. Banyak alasan blablabla. Richard yang baik pun, tetap saja makhluk berbatang selayaknya. Sebelas dua belas dengan kaumnya yang lain.

Kalau yang lain lagi pada ngomongin Susu-Cinta. Keduanya malah lagi berdebat cuman gara-gara Milk, minum jamu menstruasi Istrinya karena iseng.

“Itu jamu buat perempuan, kamu itu kalau gila jangan diborong semua kenapa!” Love jarang sekali bicara keras. Bahkan orang lain tak pernah mendengarnya berteriak selain saat sedang berekting.

Jadi ketika melihat Cinta marah-marah sama yang jangkung seperti Milk, rasanya seperti melihat Biji Cabe sama Tomat Matang. Mengintimadasi sedikit, tapi tidak pengaruh sama sekali.

A Thin LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang