The Confrontation

718 116 32
                                    

Siang guys.

Aku nanti mau slow it down lagi ya. Masih menulis, aku mau ngegoa lagi.

Happy reading. Have a nice day!
Mumu from Milklove!

 Have a nice day! Mumu from Milklove!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Milk telah menunggu bangun Istrinya dari pingsan—padahal baru ditinggal sebentar saja, si dia malah menghilang dari tempat tidur yang harusnya ditempati untuk keduanya.
Ia sempat berbalik badan—celingukan, ingin membuka pintu mungil yang tembus langsung buat bisa masuk kamar Love di depannya. Tapi keberanian itu tak bisa diterjang saat keraguan datang.

Kata hati mengibar kencang, kalau mungkin saja. Love—Istrinya. Masih kaget, dan belum langsung menerima situasi baru ini untuk mereka.

Segalanya mungkin butuh waktu. Jadi Milk akan menghargai apapun nanti penerimaan Love atas semua ini.

~~*~~

Sementara yang dirasakan oleh pihak perempuan?

Dia masih dalam keadaan kebingungan.

Sebab, ia ingat sebagian kenangan, kejadian, dan status mereka sebelum kecelakaan. Meski masih lemah, tumpukan memori itu sedikit kembali pada semula, terima kasih karena alat setrum yang jadi bumerang bagi dirinya sendiri.

Love saat ini, cuman tersisa banyak bengong-melongo seperti bocah kehilangan akal—duduk di depan meja riasnya sambil menopang kepala. Setelah kembali ke apartemennya tanpa kasih tahu si Empunya. Ia mesti kembalikan dirinya sendiri lagi.

Saat ini, kepalanya pening, dan mandi air dingin kurang menyadarkan otaknya yang sederhana.

Milk dan dirinya, punya hubungan putus-sambung. Putus karena ulah sang Bapak, menyambung karena satu sama lain tak ingin berpisah.
Seperti keadaan sekarang, dirinya yang lupa, dan cuman Milk yang ingat. Perjuangan untuk memulai dari awal lagi memanglah pahit dan butuh kesabaran.

Apakah itu sebabnya Milk bertingkah selayaknya makhluk luar angkasa? Agak kelainan sedikit.

Haduh, dalam situasi seperti ini. Bisa-bisanya Love masih membully Milk yang hampir menangis darah karena betapa susah membuatnya jatuh cinta.

Haha, lucu juga sih, kalau diingat setiap usaha yang dia lakukan demi mendapat semua perhatiannya.
Eh, kenapa Love malah senyum-senyum begini di depan cermin.

Sial.

Love mengibas angin untuk mengubah ekspresi konyol barusan. Berdehem keras hanya untuk mengembalikan tingkah. Jangan tiba-tiba senyum di depan kaca, takut Milk datang dari pintu lemari sana dan menganggapnya gila.

Sudah-sudah, Love. Bagaimana kalau tidur saja dan melupakan hari ini? Kayak, mungkin saja apa yang terjadi beberapa jam lalu, cumanlah mimpi di malam hari. Dan status pernikahan antara Milk dan dirinya cumanlah sebuah fantasi.

A Thin LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang