8. PAPRANGAN

34 2 0
                                    

"Darma! Darma kau dimana?" paniknya meraba-raba sekitar penuh kerisauan. Entah apa yang terjadi padanya, ia sama sekali tak bisa mendengar apapun selain gemericik gelang kaki yang mendekat. Samar-samar ia mendengar kain yang terseret bebatuan. Tunggu! batu? tempat yang ia pijak sekarang tiba-tiba dipenuhi bebatuan. Ia membeku, hanya bisa menunggu kedatangan sosok misterius yang terus mendekat. Suara gelang kaki itu terdengar semakin jelas, hingga-suara itu berhenti tepat di hadapannya. Ia merasakan hembusan nafas di keningnya, kemudian mendongak ke atas.

Cahaya lembut bersinar dari arah timur, memperjelas pandangannya. Pria berwajah lembut dengan seulas senyum menatapnya senang. Setiap lekuk wajahnya terlihat halus membuat perasaannya yakin bahwa orang ini bukan orang jahat. Mata coklatnya yang terkena mentari pagi menyala indah dengan pakaian kerajaan. Siapakah dia?

"Selamat datang, Raden Ayu..." ucapnya dengan suara berat disusul langkahnya yang mundur menghasilkan pergesekan bebatuan. Kumala mengitari sekelilingnya, yang ternyata masih berada di candi Prambanan. Bedanya, Prambanan yang ia lihat sekarang jauh lebih megah dan luas seperti yang ia lihat dalam penglihatannya. Mentari pagi berwarna oranye membuat komplek candi terlihat seperti surga.

"Siapakah?" gumamnya ragu menelisik pria dihadapannya dengan hati-hati. Belakangan ini, ia banyak berkenalan.

"Sri maharaja Rakai Pikatan mpu manuku. Raja ke-tujuh dari kerajaan Mataram Kuno," balasnya sopan kemudian sedikit menunduk tanda hormat. Melihat raut wajah kebingungannya, Rakai Pikatan melanjutkan perkenalan.

"Kami telah menantikan kedatanganmu. Saya adalah pendiri sekaligus penjaga Prambanan," lanjutnya membuat Kumala teringat sesuatu. Walaupun selama ini ia terkurung di alam Bawana, ia sama sekali tidak tertinggal mengenai zaman manusia. Jangan lupakan bahwa ia makhluk kayangan berusia ratusan tahun. Ia faham betul era Sriwijaya, kedatangan bangsa barat, hingga masa kini yang telah menggunakan layar pipih untuk apapun. Memang tidak mengikuti secara langsung hingga turut ke alam Dunya, tetapi tentunya alam Bawana mengawasi. Ia sering melihat roh manusia yang tertusuk tombak hingga berubah tertusuk peluru. Atau yang lebih konyol, mati karena terlalu lama bermain game.

Kumala tersenyum setelah mengingat siapa Rakai Pikatan. Raja yang penuh cinta akan istrinya. Manusia berdarah biru pertama yang mengukir sejarah mengenai romansa beda agama. Kisah mereka begitu harum hingga rasa toleransi agama Hindu dan Budha melambung tinggi pada masanya.

"Kau kah?" Kumala masih terkejut tak percaya. Ia jadi merasa bodoh ketika menangisi kisah Roro Jonggrang dihadapan Maha Bayudarma. Padahal, sebenarnya ia tahu siapa pemilik candi Prambanan. Sri maharaja Rakai Pikatan. Tunggu! siapa pemilik sebenarnya? ia mengerutkan kening kala menyadari sesuatu.

"Lantas... Maharaja Tri Senda Dali?" dengan nada menagih, ia begitu kesulitan mencerna begitu mengingat perkataan Bayudarma sebelumnya.

"Izinkan saya mengulangi. Saya adalah pendiri dan penjaga candi Prambanan," Jawabnya dengan nada tegas membuat Kumala mengerti. Ia hanyalah pendiri dan penjaga, bukan pemilik. Seperti yang Babad katakan sebelumnya, pasti ada dalang dibelakang layar yang menginginkan candi dibangun.

"Jadi, kau mendirikan candi untuk apa?" ia ingin meneliti sesuatu lebih dalam tak ingin berbasa-basi. Didalam kisah mereka, Rakai Pikatan membangun candi Prambanan yang beraliran Hindu sebagai tanda kecintaan kepada agamanya. Namun, setelah melewati ini semua, Kumala merasa ragu.

Rakai Pikatan mengangkat alisnya sedikit terkejut diberi pertanyaan yang begitu menohok. Sebagai manusia yang lama menyandang status tinggi, egonya merasa tertantang. "Entahlah. Mungkin, aku hanya ingin menunjukan kebesaranku," jawabnya membuat Kumala tersulut kesal dengan nadanya yang arogan.

"Tidak perlu berbelit-belit," jawab Kumala pedas.

"Raden Ayu telah bertanya, aku hanya menjawab," dengan nada arogan semakin menegakkan tubuh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DiajengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang