Kumala dan Dumandi telah sepakat, bahwa rencana pelarian diri ini hanya mereka yang tahu. Mohini si pemarah sempat mencurigai gerak-gerik Dumandi yang mengatakan, "Mala bersedih setelah mengetahui tentang ayahnya kemarin. Ia memilih mengurung diri tak ingin di ganggu siapapun" ucapnya sedikit gugup. Mohini memicingkan matanya curiga, meneliti tubuh Dumandi yang penuh akan perhiasan.
"Begitu?" ucapnya dingin kemudian berlalu pergi. Dumandi mendesah lega. Ia berharap Kumala dapat pergi tanpa hambatan apapun. Ia merasa kasihan padanya, jiwa yang malang.
Disisi lain, Kumala sedang mengendap di belakang pohon dekat gerbang Bawana. Terlihat barong raksasa yang ukurannya berkali lipat lebih besar dari barong penjaga pintu kediaman Judis sedang mengintai apapun di hadapannya. Cari mati jika Kumala melewati gapura yang di jaga dua barong! ia bergerak gelisah, menunggu barong itu pergi. Dumandi berkata akan membuat mereka menjauh sebentar.
Sebenarnya, ia bisa saja berubah menjadi kabut untuk melewati gerbang seperti sebelumnya. Tapi, barong itu pasti melapor pada Judis! terlebih lagi, tak dapat izin sebelumnya.
"Dumandi, kau lama sekali!" geramnya gemas, terus menatap barong yang berwajah garang.
Saat sedang fokus, tak sengaja matanya menangkap sosok lain. Wanita anggun bermahkota emas dengan selendang merah sedang menari di luar gapura. Kumala yakin, wanita itu sedang menatap ke arahnya dari kejauhan. Ia mengerutkan kening, apakah barong tidak melihat sosok itu? mengapa hanya diam saja? tidak becus!
Seiring wanita itu menari, hatinya ikut tergerak. Tangan nya tiba-tiba terayun cantik membelai selendang kuning, persis seperti yang wanita itu lakukan. Tubuhnya mulai menekuk mengikuti alunan gamelan yang serasa tepat berada di kupingnya.
"Raden Ayu..."
Tubuhnya terasa panas. Matanya terpaku ke arah wanita itu dan perasaan aneh mulai muncul. Semacam perasaan rindu yang teramat dalam memancar dari pandangan wanita ber-selendang merah. Kerinduan itu dapat dirasakan oleh Kumala. Ia terus menari, mengayunkan selendangnya dengan perasaan campur aduk. "Siapa dia?" tanyanya dalam hati.
"Raden Ayu.."
Kumala merasa terpanggil. Kakinya melangkah sendiri mendekati gapura. Sebelum keberadaannya diketahui barong, selendangnya tiba-tiba melilit lengan Kumala kencang!
"Agh!" erang nya tertahan. Musik di telinganya tiba-tiba menghilang. Ia mencoba mencari sosok wanita tadi, tapi sudah tak terlihat lagi. Kumala kebingungan, tapi sekaligus bersyukur secara tak langsung selendang telah menyelamatkan dirinya.
Kumala menatap selendang kuning dengan perasaan aneh.
Bug!!
Tanah bergetar. Kumala segera kembali sembunyi di belakang pohon, memperhatikan kedua barong itu masuk ke dalam istana dan meninggalkan gapura. Kesempatan emas di depan mata! ini pasti ulah Dumandi yang telah memancing barong pergi! ia segera berlari keluar setelah dirasa barong masuk lebih dalam.
Kaki kecilnya harus berusaha lebih banyak di banding kaki barong yang besar dan panjang. Tepat sebelum satu langkah menuju alam Dunya. Mohini muncul di belakangnya dan berteriak,
"MALA!!"
Kumala terkejut tanpa menoleh. Tanpa harus dilihat, ia sudah tahu suara itu milik siapa! mengapa Mohini bisa tahu bahwa ia akan kabur? atau hanya kebetulan sedang lewat saja? Melihat atasannya yang berteriak kencang, kedua barong yang asalnya ingin pergi langsung putar balik ikut mengejar Kumala.
Ia telah berhasil melewati gapura. Yang asalnya gelap, menjadi terang! jika malam di alam Bawana, maka siang di alam Dunya. Suara burung berkicauan dimana-mana. Kumala menoleh ke belakang untuk memastikan. Gapura yang asalnya terlihat besar dan tinggi, digantikan dengan pohon beringin raksasa. Atau yang biasa manusia bilang, 'Portal Ghaib.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Diajeng
FantasiaFantasy - Sejarah Kumala Jyotika Bhanuresmi lahir di keturunan darah biru. Ibunya mati karena sakit. Atmojo, sang ayah mengetahui takdir buruk putrinya ini, hingga para leluhurnya memerintahkan Atmojo untuk menitipkan Kumala di alam Buwana agar terh...