☀️sembilan🌻

139 13 22
                                    

Sudah terhitung dua minggu lebih thorn tidak menghubungi solar dan begitu pula sebaliknya. Dia galau sendiri dengan ketidak hadiran solar di hari harinya.

Setelah kejadian itu, Solar benar benar menjauhinya. Tidak pernah menghampiri atau menyapanya lagi, tidak pernah menemaninya menunggu sang kakak ketika pulang sekolah, tidak pernah kembali bertamu ke rumahnya. Thorn jadi merasa kehilangan, dia jadi lebih betah dengan kasurnya dan terlalu banyak tidur sambil terus memeluk kucingnya yang bernama sunny. Setidaknya Kucing itu sedikit menghibur suasana hatinya yang tengah galau.

Thorn tidak tau dengan suasana hatinya yang sangat tidak karuhan, ini adalah kali pertama thorn merasakan perasaan yang benar benar menyiksa. Sebenarnya Ada apa dengan dirinya? Bukannya dia seharusnya senang jika solar benar benar menjauhinya? Bahkan dia sangat marah saat solar makan di kantin bersama dengan teman perempannya.

Minggu ini sudah jam sudah menunjukan pukul 10.00 tapi tidak ada tanda-tanda keniatan thorn untuk bangun dari tidurnya.

Flores yang tidak kunjung melihat anak bungsunya dari pagi pun membuka pintu kamar anaknya, dia hanya bisa menghela napas sambil berjalan kearah jendela yang masih tertutup gorden menghadang sang sinar membangunkan pemuda yang masih meringkuk di balik selimutnya. Dia menyingkap gorden yang menutupi jendela itu agar ruangan ini terasa lebih Hidup.

Tapi saat dia menyingkapnya dia malah kembali menutupnya karena cahaya mata hari terlalu panas untuk anaknya. Sebagai gantinya flores menyalakan lampu kamar lalu berjalan kearah anaknya yang sedang tidur miring diranjangnya sambil memeluk sunny yang juga ikut tidur.

"sayang.. Aze upan sama sori ngajak main tuh,mama juga mau berangkat kerja nih. Ayo bangun" ujar flores lembut sambil menepuk bepuk bokong anaknya pelan untuk membangunkannya.

Thorn Membuka matanya perlahan lalu menutupnya lagi untuk menyesuaikan cahaya lampu yang terasa menyilaukan yang akan jatuh keretina matanya. Saat dia merasa matanya sudah siap mendapat sinar lampu itu, dia mulai membuka matanya lalu bangun dari rebahannya, duduk di samping ranjang guna mengembalikkan kesadarannya.

"anak mama sebenarnya kenapa sih?" flores menyisir rambut lembut thorn dengan tangannya, dia terkekeh pelan melihat wajah ngantuk thorn.

"thorn nggak papa, mama juga hati hati berangkat kerjanya"

Flores tersenyum sambil mengangguk, sebelum keluar dari kamar dia menyempatkan diri mencium kedua pipi tembem thorn seperti biasanya sebelum pergi bekerja.

Setelah pintu kamarnya benar benar tertutup barulah Thorn menghela nafas, berjalan malas ke arah kamar mandi. Tak lama kemudian thorn keluar dengan keadaan yang berbeda walaupun aura malasnya masih terlihat jelas di wajah segarnya.

setelahnya dia pergi ke lantai satu dimana blaze taufan dan sori yang tengah berebut permen coklat buatan flores Di ruang keluarga. Sebenarnya thorn sangat malas bertemu dengan semua orang hari ini, tapi kalo orangnya mereka mah beda lagi, Bisa bisa mereka malah nerobos masuk ke kamarnya.

"durii... Kita main ke mall yok" teriak sori saat melihat thorn memasuki ruangan dan duduk di sebelahnya.

"time zone aja kita happy happy, ya kan aze? "

"Maaf ya upan, kata aku mah ke pantai enak kayaknya"

"itu sih maunya aze"

"Maaf tapi thorn lagi nggak mau main dulu" Ketiga teman thorn terkejut saat melihat thorn menyenderkan kepalanya di pundak sori dengan tatapan kosong.

"Thorn kenapa? Kok mukanya kaya kusut gitu" tanya taufan saat melihat perubahan thorn 2 minggu ini, dia tidak terlalu bodoh menanggapi ekspresi sahabatnya yang nampak murung dan lesu di banding cerah ceria seperti biasanya.

Thornie🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang