08

143 11 6
                                    

"Ahh" laras merebahkan tubuhnya kembali mengingat kejadian di sekolah tadi

Flasback on...

"Ada apa" ucap noe kembali mengengam tangan laras

"Apakah ada masalah?" tambah nya,laras tetap diam lalu melepaskan tangan noe

"Ayo pulang" ucap laras menoleh kedua teman nya

"hei, apakah aku membuat kesalahan atau ada perkataanku yang menyakiti kamu" ucap noe kembali karna merasa diabaikan

"Larasss! Bukan kah kita teman sekarang hei" noe menatap pungung laras yang mulai menjauh di ikuti nona dan icut

Flasback off....

Laras menghelah napas sebenarnya dia mulai menyukai lelaki itu setelah 5 tahun melajang dia menyadari hatinya kembali luluh setelah melihat sosok noe walau kelihatan cupu namun noe sangat berbeda dari lelaki yang sudah banyak dia tolak namun walau bagaimanapun dia akan segera menikah sebaiknya dia membatasi perasaan nya.

Tok tok tok

"Laras papa masuk ya" ucap alle dari luar

"Iya paa" sahut laras

Alle masuk lalu menatap mata laras begitu lama mengusap rambut laras

"Maapin papa ya" ucap nya merasa bersalah

"Gapapa kok pah" laras tersenyum tapi tidak dengan hatinya yang begitu hancur mengingat pernikahan nya hanya karna bisnis alle yang bergantung pada lelaki yang bahkan dia belum tau asal usul serta wajah nya

"Setelah menikah kamu masih bisa bersekolah" ucap alle laras hanya tersenyum mengangguk

"Kamu dandan yang cantik sebentar lagi kita akan menemui calon suami kamu" ucap alle mengetahui itu laras sangat terkejut

"Tapi pah secepat ini? ayas belum siap pah" tampa sadar pipih nya mulai basah air mata yang sedari tadi dia tahan dengan cepat mengalir begitu saja

"iya papa ngerti" ucap alle sebenarnya dia juga tidak tega mengorbankan laras demi bisnis nya

"Laras" alle berlutut menatap wajah laras yang di penuhi air mata dia mengusapnya

"Apa kamu mau kalo kita hidup kaya dulu lagi papa ga masalah kalo kamu siap papa cuma takut kamu terbawah susah nantinya" ucap alle

"Kaya dulu" laras kembali mengingat saat mereka masih susah jangan kan bersekolah bisa makan sehari² saja sudah sangat bersyukur dan dulu alle hanya seorang kuproy dia tidak tega jika ayahnya kembali banting tulang mengingat dulu ayahnya selalu di bentak oleh atasan nya tidak laras tidak mau itu terulang lagi

"Papa laras mau menikah" ucap laras

"Jangan memaksakan diri ga seharusnya papa mengorbankan kamu demi bisnis papa" ucap alle laras mengeleng

"Ayas gapapa ayas gamau papa jadi kuproy lagi jelek soalnya" ucap nya tersenyum alle juga ikut tersenyum lalu memeluk tubuh anak nya itu

"Kamu siap² ya" ucap alle laras menganguk

"iya pah"

"Calon suami kamu ganteng kok dia juga satu kelas sama kamu" ucap alle laras sontak menatap alle terkejut

"Siapa pah" tanya laras

"Ada deh nanti juga kamu tau sana siap² papa tunggu di bawah ya" ucap alle lalu berlalu pergi

" Ganteng, satu kelas, jangan²"

"Whatt jangan² egend amit²" ucap laras mondar mandir dengan panik

"Nona gue harus ngabarin nona"

"Ah ngak deh yang ada malah makin ribet"

"Icut hah iya icut"

"Tapi dia ember nyampe juga tuh ke nona kalo satu sekolah tau gue nikah bisa di out gue" ucap laras masih dengan acara mondar mandir nya

Tok tok tok

"Larasss di pangil papa katanya cepet" ucap rini sedikit berteriak

"Eh iyaaa" laras melempar henpone nya segera menganti pakaian nya

15 menit kemudian laras turun dengan dres putih di paduhkan dengan kalung emas menambah kencantikan nya alle tak bisa menahan kekaguman nya menatap putrinya yang saat ini akan segera menikah

"Beautiful" ucap alle dengan sok gaul nya

"Gendutan tau" sahut laras

"Pah ini langsung nikah apa bagimane?"

"iya sayang karna papanya selalu sibuk di luar negri anaknya jadi selalu tingal sendiri makanya papanya mencarikan istri untuk anak nya itu" ucap alle laras menganguk paham

"Jadi kalo udah nikah ayas ga bisa tingal disini lagi dong" sahut laras cemberut

"Ini tetap rumahmu pulanglah kapan pun kamu mau jangan lupa ajak suamimu" ucap alle

"Pah temen laras ga di undang nih"

"Jangan terlalu mencolok laras nanti bocor kemana²" ucap alle lalu mengandeng tangan laras dan rini

"Ayo kita pergi" ucap nya laras dan ibunya mengikut

Setelah perjalanan yang cukup jauh akhrinya mereka sampai ada banyak satpam yang menyambutnya lalu membuka kan gerbang

"Silakan, tuan sudah lama menungu kalian" ucap salah satu penjaga itu lalu membuka kan pintu

"Baiklah" sahut alle sedangkan laras menatap bingung rumah di depanya ah ralat ini tidak seperti rumah lebih tepatnya ini mansion sekaya itu pasangan nya pikirnya

"Ayo laras" ucap rini melihat laras yang masih belum masuk

"I-iya" laras merutuki dirinya yang seperti org bodo

Sesampainya di dalam mereka sudah di sambut dengan hidangan yang mewah disana ada lelaki yang tersenyum menatap laras

"Anjir bau tanah ini mah yang bener aje" ucap laras pelan menatap lelaki itu horor bukan tampa sebab lelaki itu tampak lebih tua dari papanya

"Selamat malam alle jadi apakah anda sudah mempertimbangkan dengan baik" ucap nya mengulurkan tangan yang langsung di sambut oleh alle

"Tentu"

"Silakan duduk sebaiknya kita makan bersama terlebih dahulu sebelum membicarakan soal pernikahan"

"Trimakasih andreson" alle dengan senang hati menuruti laras dan rini juga ikut duduk

"Pah papah" laras yang berada di sebelah alle berulang kali menyikutnya

"Anakmu sangat cantik sepertinya saya tidak salah pilih" ucap andreson laras melotot

"Pah kata papa ganteng masih sekolah ini udah bau tan-" alle menutup mulut laras lalu memberi kode untuk diam

"Hahaha" andreson tertawa begitu mendengar ucapan laras

"M-maapkan anak saya" ucap alle

"Maap O-om" cicit laras

"Kamu akan menikah dengan anak saya, saya ini sudah tua tapi kalo kamu mau jadi sugar baby saya sangat siap kebetulan saya duda" ucapnya laras mengeleng cepat

"Hahaha hanya bercanda" ucap andreson

"Nah itu anak saya" semua mata beralih menatap anak tangga sosok lelaki berjas hitam menuruni anak tangga

"Malam" ucap lelaki itu laras tentu mengenali wajah itu

"I-irsyad"

Fake Nerd?  : Noe Laras:Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang