16

241 11 10
                                    

Laras dan rini kini sedang menungu diruang tunggu

"Laras tadi itu pacar kamu?" tanya rini membuat laras yang tadi menatap kosong tersentak, dengan cepat mengeleng

"Bukan mah cuma..temen, iya temen"

"Temen apa temen" goda rini

"TEMENN"

"Permisi,transfusi nya sudah selesai kalian bisa jenguk kedalam"

"Eh, gimana suami saya dok"

"Alhamdulilah darahnya cocok jadi suami ibu sudah pulih sayangnya-"

"Kenapa dok"

"Suami ibu butuh banyak darah untuk kembali pulih beruntung pendonornya bersediah memberikan dua kantong darahnya" jelas dokter itu laras terdiam mendengar itu

"dua kantong? Dia bisa keritis kalo gitu, dia ngelakuin itu buat apa?"

"Kalo gitu saya permisi dulu"

"Ah iya dok terimakasih, laras ayo kita liat papa kamu"

"Ras"

"Hm eh iya mah"

***
"Larass" laras mengalihkan perhatiannya melihat alle yang berusaha untuk duduk ia dengan cepat membantunya

"Iya pah ayas disini" laras mendekati lelaki paruh baya itu

"Kamu kemana aja papa cariin kerumah temen kamu satu persatu ga ketemu" alle menatap khawatir putri satu²nya

"Maapin ayas pah soal itu ayas-"

"Udah papa ngerti kita jangan bahas itu dulu ya yang penting kamu sekarang sudah pulang papa seneng"

"Tapi pah perusahaan papa"

"Papa akan merintis dari awal lagi" ucap alle dengan tatapan mantap menyakinkan laras

"Papa ga marah?" tanya laras menatap alle dengan mata yang sembab alle mengeleng

"Ini tangung jawab papa"

"Kita pulang ya papa ga suka bau obat disini" laras menganguk

"Eh tapi katanya papa di donorin darah sama temen kamu dia mana?" alle menatap laras yang juga tampak bingung

"Gatau pah udah pulang kali" sahutnya

"Hm yaudah lain kali ajak kerumah ya biar papa bisa bilang makasih langsung" laras menganguk

"Dia kemana ya gue kan ga suka hutang budi"

"Kita pulang yok"

"Larass"

"Ayaas itu papa kamu mangilin loh kok kamu suka banget ngelamun" ucap rini sembari menepuk bahu laras

"Eh iya mah hehe yaudah yok biar ayas tanya dulu bayaran nya"

"Semoga ga mahal ya papa cuma pegang uang 2 jt itu juga buat keperluan rumah

"Ayas ada 500 rb"

"Nih mamah juga ada 300"

"Jangan lah itu kan jajan kalian kamu tanya dulu aja ya nanti kalo kurang papa pinjem uang kamu aja" ucapnya menatap laras karna ia tau uang yang rini pegang adalah uang terakhinya

"Iya pah"

Setelah mengemas beberapa pakaian serta mengambil resep obat mereka hendak membayar namun ternyata biaya mereka sudah di tangung lelaki atas nama seno selama sebulan tentu saja alle menolak karna merasa dirinya sudah sehat

"Bentar ya pah ayas nelpon taksi dulu"

"Ck kok lama sih harus nungu 1 jam" laras menatap jengkel layar henpone nya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fake Nerd?  : Noe Laras:Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang