Laras berdiri di depan cermin dengan dres putih miliknya sejak tadi ia terus di beri make-up tebal, membuatnya sangat risih
"Maap kak ini make-up nya ga selesai²ya" tanya laras dengan sedikit kesal
"Iya teh soalnya dari tadi teteh nya nangis mulu sih jadi kan kehapus terus" wanita dengan keringat di seluruh wajah nya mengaruk tengkuknya yang tak gatal
"Yaudah ini terakhir gue ga nangis kok org kelilipan tadi" laras menarik napas nya dalam lalu
"Hiks, kenapa gue harus nikah secepat ini sih"
"Ras itu make-up lu mau di tambah 2 jam lagi?" kini sheren bersuara karna merasa lelah menungu laras
"Diem lu sini lu aja nikah sama tuh org" laras menatap sheren tajam
"Gue sih mau aja tapi kan gue bukan selera nya dia, gue liat² cakep juga tau ras udah gitu bokapnya tajir lagi kurang apa coba" ungkap sheren dengan mengebu²
"Kurang ajar, hiks huaa mama ayas ga mau nikah muda" wanita dengan seragam biru itu hanya bisa menghelah napas memegang make-up di tangan nya
"Yas itu udah di tungu loh di bawah" ucap sheren
"Iya teh ini kapan selesainya kalo gini"
Laras menatap sheren dan tukang rias itu bergantian lalu menganguk
"Keluar" ucapnya membuat sheren bingung
"Lu ngusir gue ras?"
"Gue mau ganti baju sher, mbak ini udah biarin aja gini nanti aku lap lap pake tisu aja"
"Jangan di lap teh nanti kehapus atuh ini kan belum selesai juga teh"
"Enga bakal udah sana uang nya minta sama papa" laras menarik tangan wanita itu dan sheren menyeretnya keluar kamar
"Yaudah ini ga mau di temenin ras, mana tau lu tiba² bunuh diri" laras melotot mendengar itu
"Enga lah!"
"Yaudah gue kebawah ya"
Brak
Sheren mengelus dadanya
"Maap ya kak temen saya emang gitu kalo lagi sedih"
"Iya teh gapapa ini saya mau pamit kalo gitu" sheren menganguk lalu mereka turun kebawah
"Laras belum selesai?" tanya alle saat melihat sheren turun
"Lagi ganti baju om" balasnya alle menganguk
"Tungu sebentar lagi ya pak" menatap tak enak melihat andreson yang sedari tadi melirik jam tangan nya
***
"Gue harus keluar dari sini persetan gue ga mau nikah dulu masalah kantor nanti gue pikirin lagi deh" laras mengikat satu persatu baju daster miliknya berharap itu bisa menjadi jalan keluar untuknya
Setelah cukup panjang ia menariknya terus menerus dengan kuat, memastikan itu aman ketika menahan beban tubuhnya nanti, membuka jendela lalu mengeluarkan daster yang kini sudah berubah menjadi tali panjang
Laras menarik napas panjang lalu melihat kebawah ia bergidik ngeri, perlu di ingat jika laras sangat takut ketinggian 'phobia'
"ini kok tingi banget sih ya ampun" laras menelan ludah nya berputar dan menarik napas berkali² setelah dirasa yakin ia akhirnya mencoba turun dengan kain itu
Laras memejamkan matanya setelah melihat kebawah terdiam sejenak lalu setelahnya mulai turun dengan perlahan
"Alah gampang ini" ucapnya setelah cukup dekat dengan tanah namun siapa sangka ikatan baju itu akhirnya terlepas juga membuat laras yang tak siap segera akan jatuh, ia memejamkan matanya bersiap menerima sakit di pungung atau kepalanya nanti.
![](https://img.wattpad.com/cover/361922253-288-k288096.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd? : Noe Laras:
Short Story- Tidak Ada Deskripsi Kalo Minat Baca Saja - - Vote/ Komen Sebagai Bentuk Menghargai Penulis. - Jadwal Up : Acak