Pagi itu di kelas, Reta sudah memasang wajah cemberutnya. Ia pikir, dirinya akan melupakan kejadian kemarin. Namun, bangun tidur tadi saat ia membuka kedua matanya, lintas kejadian kemarin langsung terputar di otaknya seperti sebuah film yang sedang dimainkan. "Dua orang menyebalkan", batin Reta.
"Mau ngambek sampe kapan, Taa?", ucap Harvey dengan nada merajuknya. Reta melihat Harvey sekilas dan dengan cepat ia membuang mukanya kembali. Harvey menghelakan nafasnya.
"Kalau gua jadi Reta sih, gua pindah tempat duduk sekalian", ucap Gabby dengan geli di belakang Reta dan Harvey.
Harvey menengok ke belakang dan menatap sinis ke arah Gabby sambil komat kamit tidak jelas. Gabby hanya menjulurkan lidahnya mengejek Harvey. Sedangkan Reta, ia menyiman barangnya ke tas dan siap-siap untuk berpindah. "Ahhh, Tataaa", rengek Harvey dengan panik sambil mengayunkan tangan kanan Reta.
"Hukum gua deh! Habisin aja duit di dompet gua!", ucap Harvey yang membuat Gabby dan Reta saling menatap.
"Deal!", ucap Reta dan Gabby dengan girang. Reta pun duduk kembali ke tempatnya dan menaruh barang-barangnya lagi di meja.
Harvey membolakan kedua matanya seolah tidak percaya apa yang dilakukan oleh kedua sahabat itu. "Sabtu ya kita ngemallnya!," ucap Reta dengan wajah sumringahnya. Gabby mengangguk dengan senang, sedangkan Harvey mengambil dompetnya dan mengusap wajahnya dengan frustasi.
-------------------------------------------------
"Hari ini, olahraga kita digabung sama kelas sebelah loh!", ucap Gabby pada Reta di ruang ganti pakaian. Mendengar perkataan Gabby, Reta menjatuhkan seragamnya yang baru saja ia ganti dengan baju olahraga. "Kelasnya Theo?", tanya Reta pada Gabby yang sedang menguncir ulang rambutnya. Gabby menganggukan kepalanya "Theo?", ucap Gabby dengan sedikit terkejut dan mengalihkan pandangannya pada Reta yang sedang menepuk-nepuk seragamnya yang jatuh tadi.
"Lu deket sama Theo, Ret?", tanya Gabby dengan tatapannya yang sedang menyelidik Reta.
"Kaga lah! Cuman dia kan pentolan angkatan kita kan?", ucap Reta sambil menyiman seragamnya ke dalam loker yang terdapat di ruang ganti.
Gabby menganggukan kepalanya "Tapi kan di kelas sebelah juga ada Raiden yang engga kalah terkenal!", ucap lagi Gabby dengan curiga.
"Raiden sekelas sama Theo?", tanya Reta yang tidak tahu fakta tersebut.
"Lu kemana aja, neng!", ucap Gabby seolah mengiyakan hal tersebut. Reta mengangkat kedua bahunya. "Udah ayo ke lapangan!", ucap Reta sambil menggandeng tangan Gabby dan bergegas ke lapangan olahraga.
Reta dan Gabby tiba di lapangan indoor sekolah. Setelah kedua kelas digabungkan, jumlah siswa/I di lapangan terlihat semakin banyak bahkan ada muka-muka yang baru saja Reta lihat pertama kali. Reta terus melihat ke sekeliling sampai akhirnya ia melihat seorang laki-laki yang ia kenal, melambaikan tangan padanya. Reta membuang muka dan menarik Gabby ke barisan depan untuk bergabung dengan anak perempuan lainnya yang berada di kelasnya.
"Karena hari ini kelas gabungan maka kalian harus membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang", ucap Pak Hansen selaku guru olahraga. Gabby dengan girang menggandeng lengan Reta, sedangkan dari kejauhan Harvey menghampiri Gabby dan Reta untuk bergabung dalam satu kelompok. "2 perempuan dan 2 laki-laki. Kalian cari kelompoknya sekarang dan lakukan pemanasan terlebih dahulu", ucap Pak Hansen dengan tegas dan langsung membubarkan barisan. "Kita masih kurang satu laki-laki lagi nih!", ucap Gabby pada Reta dan Harvey. "Pii, ajak temen lu siapa gitu", ucap Reta yang mendapat anggukan dari Harvey, ia pun meninggalkan Gabby dan Reta dan mencari seorang teman laki-laki yang ia kenal dengan baik.
"Kalian kurang satu orang ya?", ucap seorang laki-laki pada Gabby dan Reta. Entah mengapa Reta sangat familiar dengan suara laki-laki tersebut. Ia membalikan tubuhnya ke belakang dan terkejut melihat sosok yang dihukum bersamanya kemarin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Switch Turns
FantasyValeria Elanora Celestine, seorang remaja perempuan yang sedang mengalami fase jatuh cinta kepada seorang laki-laki di sekolahnya yang bernama Theodore Wilder Brixton. Valeria tidak berani mengungkapkan cintanya sampai ia bertemu dengan Raiden Wins...