"Eh! Katanya kemarin lu jadi rebutan Theo sama Raiden?", tanya Gabby tiba-tiba. Kedua gadis itu baru saja keluar dari kantin untuk membeli jajanan mereka. Reta melirik ke arah Gabby dan mengingat kejadian kemarin.
"Raiden mau pizza juga?", batin Reta. Ia melepaskan genggaman tangan Raiden "Raiden, mau pizza juga?", tanya Reta dengan serius. Ini tandanya ia tidak dapat membawa pulang pizzanya nanti. Biasanya porsi makan laki-laki banyak buhkan?
Theo menutup mulutnya dan berusaha menahan tawa. Dengan satu tangan ia kalungkan ke bahu Reta "Ayo! Tar keburu rame!", ucap Theo yang membawa Reta pergi sedangkan Raiden hanya bisa melihat Reta dibawa kabur oleh Theo. Tidak ada yang tahu apa yang dipikirkan laki-laki itu.
Reta menggelengkan kepalanya "Wajar, pizzanya emang enak sih", gumam Reta dengan pelan. "Hah? Apa ret? Gimana jadinya kemarin?", tanya Gabby dengan gemas karena Reta yang asik dengan dunianya sendiri.
Tiba-tiba Reta berhenti "Gab! Gua lupa kerjain tugas bahasa!", ucapnya dengan panik. "Gua ke perpus dulu deh!", ucapnya lagi dan langsung berlari menuju perpustakaan. Gabby menggelengkan kepalanya melihat tingkah absurd sahabatnya itu.
Reta sampai di perpustakaan dan langsung mencari buku yang ia perlukan untuk mengerjakan tugasnya. Ia melihat ke arah jam dinding dan melihat waktu istirahat yang tersisa 20 menit, ini tandanya ia hanya memiliki waktu 20 menit untuk mengerjakan tugasnya karena setelah istirahat maka pelajaran berikutnya adalah bahasa. Reta duduk di paling ujung, dengan jarak tiga bangku dapat ia lihat seorang siswa tertidur dengan pulas.
Reta kembali fokus pada tujuan awalnya. Ia terus menerus menulis di sebuah lembar kertas sampai akhirnya 10 menit berlalu dan ia hampir selesai.
"Kerjain apa tuh?", ucap seseorang yang membuat Reta terkejut. Ia melihat ke sebelah kanannya dan tampak seorang laki-laki yang mengajaknya makan pizza kemarin.
"Kamu disini dari kapan?", tanya Reta dengan bingung sambil menatap Theo sekilas dan lanjut mengerjakan tugasnya kembali.
"Dari tadi, numpang tidur", ucap Theo. Reta menoleh ke belakang Theo, rupanya siswa yang tertidur pulas itu adalah Theo.
Theo terus menatap Reta yang fokus pada tugasnya sampai akhirnya Reta menyelesaikannya dengan baik.
"Akhirnya!", ucap Reta dengan legah.
Theo tersenyum melihat tupai kecil di depannya ini. "Mau balik ke kelas?", tanya Theo. Reta menganggukan kepalanya "Boleh!".
Mereka berdua pun berjalan bersama menuju kelasnya masing-masing. Tiba-tiba Reta memikirkan sesuatu.
"Theo, kamu dekat sama Raiden ya?", tanya Reta sambil menatap Theo. "Engga", ucap Theo dengan datar.
"Tapi kalian kan anggota tim basket, pasti ada tahu-tahu dikit kan?", ucap Reta yang membuat Theo mengernyitkan dahinya. "Kamu mau tahu apa emangnya?", tanya Theo dengan nada tidak suka. Mengapa tupai kecil ini membahas laki-laki lain disaat ada dirinya dihadapannya?
"Tipe cewek Raiden itu kayak gimana sih?", tanya Reta yang membuat langkah Theo terhenti.
Reta masih terus berjalan sambil membuka halaman paling belakang buku catatannya dan tidak lupa juga ia mengeluarkan pulpen dari kantong roknya.
"Loh, Theo?", ucap Reta yang sadar akan ketidakhadiran Theo disampingnya. Ia menengok ke belakang dan melihat Theo yang berdiam diri menatapnya. Reta pun menghampiri Theo. "Kok diem?", tanya Reta sambil memiringkan kepalanya tanda bingung. Theo menatap Reta dan membuang nafasnya. "Kamu suka Raiden?", tanya Theo yang berusaha tenang. Reta menggelengkan kepalanya "Temen aku yang suka, aku mau tahu tipe Raiden makanya", ucap Reta dengan santai. Sebenarnya, Reta berbohong. Gabby menyukai Leo dan hanya Gabbylah salah satu teman terdekatnya. Theo tampak tidak percaya dan terus menatap Reta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Switch Turns
FantasyValeria Elanora Celestine, seorang remaja perempuan yang sedang mengalami fase jatuh cinta kepada seorang laki-laki di sekolahnya yang bernama Theodore Wilder Brixton. Valeria tidak berani mengungkapkan cintanya sampai ia bertemu dengan Raiden Wins...