9

15 1 0
                                    

"Ta, jangan kemana-mana sendiri", ucap Harvey yang melihat Reta baru saja akan bangun dari tempat duduknya.

"Kan lagi istirahat pii!", ucap Reta memelas.

"Lu mau apa? Gua ke kantin", ucap Harvey.

"Mie ayam dong!", ucap Gabby yang mendengarkan percakapan dua sahabatnya itu sedari tadi.

Harvey melihat ke arah Gabby yang memasang wajah kasiannya, ia hanya bisa membuang nafas. "Gua nasi uduk deh!", ucap Reta pada akhirnya. Harvey pun pergi meninggalkan kelas dan membeli pesanan sahabat-sahabatnya itu.

Gabby pindah dari tempat duduknya menuju ke bangku sebelah Reta, ia menggantikan posisi Harvey terlebih dahulu. Setelah kepergian Harvey, tatapan tak suka dan bisik-bisikan mulai menyebar lagi ke seluruh kelas.

"Ga usah dengerin, Ret!", ucap Gabby pada Reta. Sahabatnya itu menganggukan kepalanya dan mereka mulai berbicara tentang drakor yang sedang mereka tonton.

"Bagus! Lo rebut cowok gua dan masih bisa ketawa sama temen lo?", ucap seorang perempuan. Reta dan Gabby melihat ke arah perempuan itu dan kedua perempuan lainnya yang berdiri di sisi kanan dan kiri perempuan yang berbicara itu.

"Itu Kak Anggie, Ret!", bisik Gabby pada Reta.

Reta melihat ke arah Anggie, rupanya deskripsi Gabby terhadap perempuan itu begitu tepat.

"Semua yang ada di kelas ini keluar kecuali lo berdua!", ucap Anggie yang mampu membuat seluruh siswa/I di kelas Reta keluar. Anggie merupakan salah satu primadona sekolah yang memiliki segudang prestasi, baik di bidang akademik maupun non akademik.

"Kenapa ya, kak?", tanya Gabby basa-basi. Kedua gadis disebelah Anggie tersenyum meremehkan Gabby dan Reta.

"Lo Auretta, kan?", tanya Anggie dengan matanya yang tajam menatap Auretta dengan penuh intimidasi.

"Iya, kak", ucap Auretta dengan tenang tanpa merasa terintimidasi sedikitpun.

"Bangun lo!", ucap Anggie sambil menepuk meja Reta dengan keras.

Gabby menahan tangan Reta yang ingin bangun dari posisinya namun Reta menggelengkan kepalanya seolah semuanya akan baik-baik saja. Pada akhirnya Reta pun berdiri berhadapan dengan Anggie sedangkan Gabby dihalangi oleh kedua teman Anggie.

"Gatel ya lo? Sampe cowok gua lu embat juga?", ucap Anggie sambil menunjuk-nunjuk bahu Reta yang membuat badannya tergerak.

"Kak, gua bahkan engga kenal cowok lu!", ucap Reta sambil menyingkirkan tangan Anggie.

"Mana ada maling mau ngaku, gie!" ucap teman Anggie yang rambutnya dikepang. Temannya yang lain menganggukan kepala tanda setuju.

"Berani bohong ya lo!" ucap Anggie sambil mendekatkan wajahnya ke Reta.

"Cewek murahan, emang harus dikasih pelajaran!", ucap Anggie yang baru saja akan menampar Reta namun dari pintu kelas muncul kedatangan seorang laki-laki yang tidak Reta kenal.

"Yang!", ucap laki-laki itu berlari ke arah Anggie dan menahan tangannya.

"Kamu apa-apaan sih? Aku kan udah jelasin!", ucap laki-laki itu menatap kekasihnya.

Anggie membuang muka "Bahkan lo belain selingkuhan lo ya sekarang", ucap Anggie pada Steven dengan sinis.

"Aku bukan belain dia! Dia memang bukan pelakor dan aku engga selingkuh!", ucap Steven sambil menunjuk ke arah Reta. Anggie terlihat semakin kesal pada Reta karena ia merasa Reta dan Steven masih mengelak.

"Kak, aku minta bukti", ucap Reta tiba-tiba.

"Ini termasuk pencemaran nama baik!", ucap lagi Reta menatap ke arah Anggie tanpa ada rasa takut sedikitpun.

Switch TurnsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang