Pagi ini, sinar matahari meyambut mesra seorang perempuan yang sedang melirik ke arah jendela mobil yang sedang berjalan menuju ke sebuah sekolah. Cahaya matahari yang menyinari wajah perempuan itu membuatnya silau namun ia tersenyum sehangat cahaya itu.
Mobil itu berhenti di Peruvian International High School, perempuan itu turun dari mobil setelah supir memparkir mobilnya dengan baik. Ia berjalan dengan santai menuju kelasnya sampai ada seseorang yang menabrak bahunya.
"Sorry!", kata seorang perempuan yang menabrak pemeran utama kita, siapa lagi kalau bukan Auretta.
Baru saja Auretta ingin menerima permintaan maaf itu, tiba-tiba perempuan yang menabraknya itu berbicara kembali dengan pelan "Sengaja", ucap Vale sambil memeletkan lidahnya dan berjalan dengan cepat meninggalkan Reta.
Reta terdiam seketika dan tersenyum, pikirnya ia tidak perlu meladeni tingkah kekanak-kanakan Vale, itu yang ia pikirkan sampai jam istirahat tiba dan kesabarannya mulai menipis.
"Sorry Reta! Asam lambung gua naik, duluan ya!", ucap Vale yang menyerobot antrean Reta yang sudah jelas-jelas berdiri di depan kasir dan hanya tinggal memesan. Reta tersenyum ke arah Vale dan terus membatinkan dirinya untuk bersabar.
"Makasih ya bu!", ucap Vale sambil mengambil segelas jus jeruk dari ibu penjaga kantin. Vale berjalan meninggalkan kasir dan giliran Reta untuk maju, baru saja ia mau memesan nasi goreng, tiba-tiba Vale dengan terburu-burunya berbalik kembali ke arah kasir dan jus jeruk yang ia pegang menumpahi lengan seragam Reta.
"Astaga! Reta!", ucap Vale dengan terkejut.
Reta tidak menghiraukan suara Vale namun ia mendengar dengan jelas sebuah tali yang ia jaga baik-baik di hatinya terputus, tali kesabarannya sudah habis.
"Vale! Tangan lu gapapa kan?", ucap Reta sambil meletakan cangkir jus Vale ke meja kasir dan memegang kedua tangan Vale.
Vale terdiam dan tidak mengerti respon yang diberikan Reta. Seharusnya ia kesal buhkan?
"Gua takut banget kalo tangan lu kayak tangan tante gua suka tremor gitu. Kata dokter sih karena usia tua, tapi kok lu udah nunjukin gejalanya ya?", ucap Reta dengan actingnya yang seperti orang khawatir betul.
Wajah Vale memerah dan baru saja ia ingin melepaskan pegangan tangan Reta, tiba-tiba Reta memeluknya. Tentu saja Reta menyosorkan juga lengan seragamnya yang masih basah ke Vale.
"Gimana kalau gua kenalin lu ke dokter keluarga gua?", ucap Reta pada Vale. Dalam hati, Reta bersorak kegirangan dengan ekspresi yang diberikan Vale.
Dua orang laki-laki yang sedang duduk di meja kantin tampak sedang menahan tawa melihat tingkah laku Reta di depan sana. "E-emang bukan main sih Reta!", ucap Gabby yang masih tidak bisa menahan kegelian yang ia rasakan di perutnya karena melihat seluruh kejadian yang diperani oleh Reta dan Vale.
"Ppii, g-ga kuat gua!", ucap Gabby pada dua laki-laki yang duduk bersamaan dengan dirinya siapa lagi kalau bukan Harvey dan Theo.
Theo menggelengkan kepalanya. Berada di dekat Reta, selalu membawa kehidupan pada dirinya.
Vale melepaskan pelukan Reta "L-lu!", ucap Vale sampai tidak dapat melanjutkan katanya karena dipermalukan oleh Reta di hadapan seluruh siswa/I yang berada di kantin.
Vale dengan tergesa-gesa kabur dari kantin dan disoraki oleh seluruh siswa/I. Reta tersenyum puas. Ia mengambil beberapa tissue dan melap seragamnya yang basah, karena sudah di depan kantin, ia sekalian memesan makanannya.
"Makanannya bungkus aja ya, bu!" ucap seorang laki-laki di belakang Reta. Ia mengenal betul suara tersebut dan membalikan badannya ke belakang "Theo?", ucapnya yang terdengar seperti pertanyaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Switch Turns
FantasiValeria Elanora Celestine, seorang remaja perempuan yang sedang mengalami fase jatuh cinta kepada seorang laki-laki di sekolahnya yang bernama Theodore Wilder Brixton. Valeria tidak berani mengungkapkan cintanya sampai ia bertemu dengan Raiden Wins...