"Apa kau tidak punya mata?!""Dasar! Kau mati hah? Menyebrang begitu saja dasar gadis aneh!"
Rosé hanya mampu menundukkan kepalanya dan terus bergumam kata maaf sambil memeluk tas coklat miliknya dengan erat, dia tidak berani melangkah atau mengangkat kepalanya, gadis itu hanya diam begitu ia di maki-maki oleh para pejalan kaki atau orang-orang yang tidak sengaja ia tabrak.
Wanita berambut coklat pendek mendesis dengan penampilan rosé yang terbilang sangat aneh juga menakutkan.
Wajah sangat pucat, tubuh terlihat tidak bersih, rambut pirang nya terlihat kusut serta acak-acakan juga dress berwarna cokelat kebesaran itu terlihat sangat tidak cocok dengan postur tubuhnya yang benar-benar kurus membuat orang-orang disana menatap nya dengan aneh juga jijik, gadis itu terlihat seperti orang gila daripada orang normal.
Tak heran begitu orang-orang mulai ber-cemooh dengan hanya menggunakan tatapan saja, kedua mata mereka langsung mencibir tak segan memaki rose dan wajah mereka pun terlihat tidak perduli.
"Sudah suamiku, biarkan saja dia pergi jangan berurusan dengan wanita gila ini" umpatnya lagi kedua pasangan itu melewati rosé begitu saja.
Rose hanya mampu melihat kaki telanjang nya yang tidak memakai sandal atau sepatu sama sekali. Ia tidak tahu kemana lagi karena sedari tadi ia hanya berdiri di sisi penyebrangan. Sementara menaiki kereta sudah berkali-kali ia lakukan dan itu cukup membuatnya lelah.
Sekali lagi rosé menatap rambu lalu lintas dan orang-orang di sekitarnya, kalau orang-orang itu menyebrang ia harus mengikutinya dan semuanya ada aturan.
Semenjak ia di bawa oleh suaminya ke daerah Busan, ia sama sekali tidak pernah keluar, dia di kurung di rumah besar bak neraka tersebut dan mengisolasi dirinya selama setahun lebih membuat rosé hampir melupakan aturan yang ada.
Mulai dari cara menyebrang, bersosialisasi dengan orang lain, memesan makanan, bertegur sama bahkan cara untuk berjalan dengan benar pun rasanya rosé benar-benar lupa dan sering melamun membuatnya kehilangan kesadaran dan tanpa sadar berjalan sendiri.
Itulah sebabnya rose harus ke kota besar di Busan untuk memperbaiki mentalnya yang sudah buruk, karena di tempat neraka itu rose di perlakukan bak seekor anjing di kurung dan di siksa membuat gadis itu hampir gila setiap malamnya.
Setelah mengamati dengan serius rosé memperhatikan rambu-rambu itu kembali, beberapa detik telah mundur jauh sebentar lagi adalah waktu untuk menyebrang, ia sangat ketakutan, tetapi rosé bisa apa, ia harus bisa melakukan itu.
"Hei! Cepat!—lau ingin tertabrak mengapa diam saja disitu gadis aneh!" Suara teguran dari seseorang kembali menyeruak.
Rosé langsung mempercepat langkahnya dan menyebrang dengan tergesa-gesa. Orang kota memiliki langkah yang cepat mereka seolah di buru oleh waktu dan rose berusaha mengimbangi langkah-langkah orang tersebut.