Pukul delapan malam rosé baru saja sampai di rumah, sedikit tenang karena ternyata sang suami masih belum pulang dari perjalanan bisnisnya.Ia pun menghela nafas lega, kali ini acara kabur keluar sukses. Baru saja melangkah untuk memasuki kamar pribadinya, rose di kejutkan dengan pelayan pribadi nya yang tengah memandang terkejut sebelum tergesa-gesa menghampiri.
"Nyonya, kenapa baru pulang?" Tanyanya, rose mengangguk pelan.
Pelayan itu menutup kedua matanya, merasa lega karena rosé pulang tepat waktu.
"Sebaiknya nyonya cepat ikut saya, tiga jam lagi tuan akan segera tiba, aku tadi menguping dari beberapa bodyguard, bahwa mereka semua bergegas untuk menjemput tuan"
Rose mengangguk, wanita beranak satu itu pun mengikuti sang pelayan pribadi yang berada di depannya. Matanya terlihat memperhatikan keadaan dengan intens, pemandangan indah di setiap dinding dengan lukisan mahal menjadi santapan matanya begitu ia menginjakan kaki kembali dirumah ini.
Mereka berdua berbelok di persimpangan lorong dan sampai di tempat ruangan dengan para pelayan yang tengah sibuk berjalan kesana kemari untuk menyiapkan sarapan.
Aroma harus khas makanan tercium dan menyebar di ruangan itu membuat rosé memandangi satu persatu makanan disana.
Melihat sang nyonya berdiri di ambang pintu, salah satu pelayan yang betugas untuk membuatnya makanan setiap harinya berjalan menghampiri dan segera menuntun rosé.
Walaupun rose sempat terkejut, namun sang pelayan itu hanya memberikan senyuman hangatnya seolah sudah terbiasa dengan kebiasaan perilaku nyonya—nya disana.
"Ayo nyonya, sebelum anna kembali anda harus sarapan terlebih dahulu" Katanya begitu ia mendudukkan rose di salah satu kursi meja makan dengan lembut.
"Sudah aku bilang jangan menambahkan kari kesana! Kau ingin dibunuh oleh tuan hah?! Cepat ganti!"
"Maaf, saya akan mengganti nya!"
"Sekarang!"
Rose meneguk Saliva nya dengan takut begitu mendengar kata bunuh dari mulut wanita yang ia ketahui menjadi kepala pelayan disana.
Bola mata rose bergulir begitu mendapati Anna yang baru saja kembali ke dapur. "Nyonya ayo dimakan, sudah tidak ada waktu" Katanya,
Namun tidak ada pergerakan apapun dari rosé, Anna pun mulai menyuapi nya dengan sabar.
Rose yang memang sudah terkena mental akibat siksaannya yang di lakukan sang suami hampir setiap hari hanya menurut dan mulai membuka mulutnya.
"Rania, tolong siapkan air hangat untuk nyonya, aku akan menyuapi nyonya terlebih dahulu dan kau jangan lupa cari gaun yang cocok untuk nyonya!" Titah Anna lagi.
Mereka pun bergegas cepat ke kamar pribadi rosé, menyiapkan gaun berwarna ungu, serta tak lupa menyalakan air dalam bathtub untuk sang nyonya membersihkan diri.