Lelah berkepanjangan, tidak hanya dari penyiksaan yang di alami rosé namun sekumpulan mimpi buruk seperti pisau yang terus menancap di kepalanya.
Kadang kala rosé mempertanyakan apa artinya bertahan hidup jika terus saja mendapatkan siksaan seperti ini? Sampai kapan ia akan terus bertahan? Tapi sialnya, ia masih kekeuh tidak ingin mati padahal hatinya nya sudah kosong, pikirannya sudah terganggu.
Tapi kenapa? Pikiran untuk bertahan hidup masih menggebu di dalam jiwanya? seolah ada sesuatu yang besar untuk menahan ia harus tetap hidup, tapi itu apa? Rosé tidak tahu.
Seperti sekarang rose terbangun dari suasana hampa yang menyulitkan dadanya, dia kira dia sudah mati tapi ternyata badannya hanya mati rasa akibat tembakan yang sempat melukai pergelangan kakinya.
Sekarang ia ingat, ia sempat melarikan diri bersama Anna, namun lagi-lagi nasib sial menimpanya ia berhasil di tangkap kembali dan berakhir di siksa belum lagi rose di masukan kedalam gudang gelap belakang.
Tidak perduli dengan seluruh luka ditubuhnya dan merasakan sakit luar biasa, rose kembali merangkak pelan keluar saat ia merasakan tidak ada kehidupan selain dirinya disana.
Suaminya itu memiliki tubuh yang besar seperti Kim Mingyu maka tidak sulit bagi pria itu mengangkat dan membanting nya ke dalam gudang plus suaminya itu adalah pria yang tidak pernah segan untuk melayangkan tinjunya atau melemparkan sesuatu yang bahaya untuknya jadi tak heran kalau tubuhnya penuh banyak luka dan penyiksaan.
Dengan bukti seakurat ini seharusnya ia bisa melaporkan nya bukan? Namun rosé malah memilih untuk bungkam demi keselamatan hidup dan anak nya. Alasan yang klise, ia tahu ia adalah wanita naif, ia tahu ia bertahan bukan karena dirinya dan anak, namun karena cintanya terhadap sang suami begitu besar, maka mati di tangan pria itu adalah pilihan yang terbaik menurutnya.
Rose dengan hati-hati dan banyak istirahat menyeret tubuhnya untuk sampai daun pintu. Masih merasakan nafasnya yang sesak, Rose mendongkrak dia memandang sangat sulit ke depan, sebelum kesadarannya benar-benar menghilang rosé pergi meneguk seteguk air di kamar mandi ia juga membasuh wajahnya yang sudah sangat pucat seperti itu kemudian melanjutkan perjalannya.
Dia sampe tidak menyangka bahwa salah satu kakinya sudah tidak bisa di gerakan sama sekali karena timah panas itu sepertinya masih menempel di pergelangan kaki rosé, membuat seluruh tubuhnya menjadi sangat lemas dan tidak bisa di gerakan dengan mudah.
Rose menghapus air matanya dengan punggung tangannya, wanita ini masih di posisi yang sama masih terus bergelut dengan hati yang masih sulit ia ungkapkan. Rose melirik jam dinding yang masih berdetik berisik, ini sudah pukul setengah dua belas malam itu berarti suaminya akan kembali lagi sekarang.
Jika suaminya kembali menyiksanya sepertinya rosé akan benar-benar mati hari ini, tubuhnya yang sudah tidak bisa lagi menahan siksaan hari ini mungkin bisa hari terakhirnya untuk hidup.