bab 9

204 15 0
                                    

Tolong di voteee yaaa.....




Selesai mereka semua membersihkan diri, devano dan ke empat putranya pergi ke ruang makan untuk memulai makan malamnya. Tapi, karena shaka tidak ada devan menyuruh gevan untuk membangunkan shaka.

"Gevan bangunkan shaka untuk makan malam." ucap devan datar

"Hmm"

Setelahnya, gevan berlalu meninggalkan meja makan dan pergi ke kamar sang adik.

Tokkk.......  Tokkkkk......  Tokkkk.........

"Shaka buka pintunya, di suruh daddy makan." ucap gevan lembut

Tapi, berulang kali gevan mengetuk pintu itu, shaka tidak kunjung keluar. Perasaannya jadi tidak enak. Akhirnya, dia memanggil yang lainnya.

"Daddy, bang al, bang leo, gavin." teriak gevan.

Mendengar teriakan gevan, mereka langsung saja naik ke atas untuk mengecek apa yang terjadi.

"Ada apa gevan? Kenapa kamu berteriak seperti itu?" tanya Leo

"Bang, gua udah coba ketuk pintu shaka beberapa kali. Tapi, shaka sama sekali ga bukain pintunya. gua takut dia kenapa-kenapa." jelasnya khawatir

"tunggu sebentar." devan mengeluarkan kunci cadangan kamar shaka. Saat pintu sudah di buka. Dia melihat shaka sedang tertidur di kasurnya dengan selimut yang menutupi badannya.

"Shaka bangun, heyyy shaka." ucap devan membangunkan shaka sambil menepuk-nepuk pipi yang sedikit berisi itu.

"Heyyy, shaka jangan bercanda. Bangun shaka. SAYA BILANG BANGUN." habis sudah kesabaran devan.

"Dad kayanya shaka pingsan, dan kenapa tubuhnya banyak bintik-bintik merah?" tanya gavin

"Bentar, jangan-jangan dia makan- " belum sempat gavin menyelesaikan ucapannya devan dengan segera membopong tubuh anaknya menuju rumah sakit di ikuti yang lainnya.

20 menit kemudian........

Mereka semua telah sampai di rumah sakit. Dan dengan segera membawa shaka agar mendapatkan perawatan medis.

"TOLONG ANAK SAYA." teriak devan. Anak-anaknya yang melihat daddynya seperti berusaha untuk menenangkan sang daddy.

"Keluarga pasien harap tunggu diluar." ucap sang suster

"Kalian harus bisa nyelamatin adik saya kalau sampai terjadi apa-apa sama adik saya. Saya tidak segan-segan menghancurkan rumah sakit ini." ancam al kepada sang suster

"Kami akan berusaha sebaik mungkin tuan muda." ucap si suster setelah itu masuk kedalam ruang IGD.

"Daddy, bang al, kalian harus tenang. Kalau kalian kaya gini. Bakal bikin suasana tambah runyam." ucap gevan memperingati daddy dan abangnya.

"Bagaimana daddy bisa tenang son? Anak bungsu daddy lagi dalam keadaan seperti ini. Orang tua mana yang bisa tenang lihat anaknya seperti ini?" ucap devan dengan suara yang gemetar. Sungguh, dia takut anaknya akan sama seperti mendiang istrinya. Dia tidak mau kehilangan lagi untuk yang kedua kalinya.

Mereka disana hanya bisa diam dan berdoa sambil menunggu dokter keluar dari ruangan.


       Hallo guys, maaf yaa baru up
     Soalnya kemarin sibuk bangettttt.
Ga sempet bikin dan makasihh yaaaaa
Untuk kalian yang masih nungguin cerita
Akuuuuu!!!!!!!!

TRANSMIGRASI SHAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang