Sejak tinggal bersama keluarga barunya, Naya kira apa yang terjadi pada malam-malam aneh yang membuat bagian paling sensitifnya sangat basah adalah bagian dari mimpi erotis. Ternyata selama ini ia keliru. Sentuhan itu memang nyata.
Beberapa saat setelah lampu kamar tiba-tiba padam, Naya yang pura-pura tertidur mendengar suara derit pintu disusul langkah kaki mendekat ke ranjang. Cahaya dari luar begitu minim hingga membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas siapa yang menyelinap masuk ke kamarnya: Mark, Jendral, atau Nathaniel?
Pria yang selalu menyelinap ke kamar Naya setiap ada kesempatan pun mengeluarkan kain dari saku. Kain hitam itu ia gunakan untuk menutup kelopak mata Naya agar gadis itu tidak melihatnya ketika melakukan ritual tengah malam pada tubuh yang selalu membuatnya bergairah.
Menghidupkan lampu tidur, pria jangkung itu menyeringai melihat kemolekan gadis yang membuatnya hilang kewarasan. Menyibakkan selimut, Jeffrey disuguhi kaki anak tirinya yang putih, mulus, dan terawat. Jari-jari panjangnya pun mendarat di sana, menyentuh lembut, naik menuju daerah yang lebih sensitif. Bibirnya menyusul bersama kecupan-kecupan basah di sepanjang kaki sampai paha.
Dasi yang menggantung di leher, ia tarik sampai lepas, lalu digunakan untuk mengikat kedua tangan Naya yang hampir saja melepas penutup mata. Jeffrey tidak mengatakan apa-apa agar Naya tidak mengenalinya, namun pria itu memberi cekikan di leher dan cengkeraman kuat di rahang gadis itu sebagai peringatan agar tidak memberontak.
"Sakit," rintih Naya yang membuat Jeffrey melepaskan cengkeraman yang membuat rahang gadis itu memerah.
Mendekatkan bibir ke telinga Naya, Jeffrey pun berbisik, "cukup jadi gadis penurut, maka nyokap lo selamat."
Naya kesulitan mengenali suara bisikan itu. Sedikit mirip dengan Mark, tapi ia tidak sepenuhnya yakin karena ada kemiripan dengan suara berat Jendral dan Nathaniel. Siapapun itu, Naya yakin pasti di antara mereka bertiga.
"Jangan pernah buka penutup mata ini," bisik Jeffrey lagi.
Setelah itu, aksinya pun dimulai.
Dengan bantuan gigi-giginya, ia menggigit ujung tali kimono yang Naya kenakan untuk ditarik hingga simpulannya terlepas. Bukan hal sulit untuk Jeffrey yang terlatih menelanjangi perempuan yang pasrah di bawah kungkungannya.
Dasi yang mengikat tangan Naya pun turut dilepaskan sebelum pria itu mengajak Naya untuk duduk di pangkuannya dengan kelopak mata masih tertutup kain.Naya berusaha mempertahankan kimononya namun gagal. Tangan pria yang memangkunya begitu cekatan meloloskan itu dari tubuhnya. Ia nyaris telanjang, hanya tersisa celana dalam. Malam ini Naya memang tidak mengenakan bra.
Untung saja Jeffrey bergerak cepat membungkam bibir Naya dengan ciuman kasar untuk meredam teriakan yang hampir saja lolos ketika ia baru saja menggigit leher dan menarik kuat nipple gadis itu.
"Jangan berisik," bisiknya dengan suara yang tidak Naya kenali.
Detik selanjutnya pria itu memegang kendali pada ciuman yang begitu kasar, terburu-buru, dan membuat anak tirinya sangat kewalahan mengimbangi.Ketika Naya yang nyaris kehabisan napas memukul dadanya, Jeffrey melepaskan pagutannya. Salivanya yang tercecer sampai ke dagu ia seka sembari menunggu gadisnya memasok udara sebanyak-banyaknya.
Meraih tangan anak tirinya, Jeffrey membawa tangan itu dan meminta Naya untuk menggigit guna membantu meredam lolongan desahan yang mungkin akan keluar.
Setelahnya Jeffrey pun menyusuri leher Naya dan meninggalkan banyak tanda di sana sampai membuat gadis itu terus bergerak tidak nyaman. Jeffrey tidak peduli dan mulai turun ke area dada.Jeffrey menjulurkan lidah untuk menjilat ujung nipple Naya yang menegang lalu bergerak memutar untuk menggoda. Itu membuat Naya menggelinjang hebat dan meloloskan desahan. Reaksi yang memuaskan, semakin membuat Jeffrey bergairah dan tidak sabar ingin membuat Naya menjerit kenikmatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Family
RomanceKetiga kakak tirinya yang bejat dan maniak sex; Mark, Jendral, dan Nathaniel adalah mimpi buruk bagi Naya. Naya hancur. Ketika mengadu meminta perlindungan dari ayah tiri yang disegani oleh ketiga kakak bejat-nya, Naya justru dihadapkan pada masal...