Dini hari, tidur Naya terusik oleh suara denting ponsel yang ia letakkan di bawah bantal membuatnya terjaga paksa. Dengan kesadaran yang belum terkumpul sempurna, tangannya meraih ponsel dan memeriksa notifikasi yang masuk.
Pesan dari Jendral dan Nathaniel.
Pengirim pesan itu sukses membuat mata si gadis berkimono satin itu terbuka sempurna.Belum apa-apa, debaran di dada Naya menggila. Ia mulai diliputi cemas ketika menatap layar ponsel. Dengan penuh keraguan, jemari lentiknya pun membuka pesan-pesan itu dimulai dari Jendral.
Kerutan di dahi Naya terlihat jelas bersamaan dengan raut tidak suka setelah tahu alasan mereka mengganggu tidurnya.
Ngomong-ngomong mereka baru pulang sepagi ini?Meletakkan ponsel kembali, Naya mengumpulkan rambut untuk diikat lantas turun dari ranjang. Sebelum kakinya terayun untuk melaksanakan perintah dua kakak tirinya, Naya memperbaiki ikatan tali kimononya. Selesai dengan itu, Naya bergegas menuju lantai dasar dengan terus merapalkan doa. Semoga tidak ada hal buruk yang mereka lakukan padanya.
"Argggh." Naya yang baru membukakan pintu, memekik keras ketika lengannya ditarik kuat oleh Jendral. Pria dengan kaus hitam dibalut leather jacket itu membawa Naya ke garasi dan mengempas tubuh mungil si gadis hingga membentur dinding. Sebelum Naya yang terlihat panik berhasil kabur, sepasang lengan dengan otot-otot menonjol milik Jendral sudah mengungkung di sisi kanan-kiri. Nathaniel yang baru keluar dari mobil mengambil langkah cepat untuk menutup pintu samping dan menguncinya dari luar untuk antisipasi.
Tindakan Jendral sontak saja membuat Naya diserang panik.
Tidak mau diam saja, gadis itu mengerahkan seluruh tenaga untuk mendorong dada bidang Jendral.
Hasilnya nihil.
Dorongannya tidak membuat pria itu bergerak sedikit pun. Alih-alih menjauh, Jendral justru memangkas jarak hingga bagian selangkangnya merapat ke tubuh Naya.
"Kak Jendral mau ngapain? Bisa tolong menjauh?""Nggak."
Menyeringai mesum, tatapan Jendral turun. Tahu ke mana mata itu menyorot, Naya bergerak untuk menjaga tali kimono-nya. Sialnya ia terlambat. Pergerakan jendral lebih cepat. Dengan satu kali tarikan, tali kimono Naya terlepas. Tidak berhenti sampai di situ, saat Naya berusaha memperbaiki, Jendral meringkus kedua tangan Naya dan mengunci di atas kepala."Kak!" bentak Naya sembari meronta untuk dilepaskan.
"Jangan teriak-teriak, orang rumah udah pada tidur," bisik Jendral santai lantas mengecupi garis rahang Naya. Kecupannya turun ke leher dan berakhir di dada bersamaan dengan Nathaniel yang datang ingin ambil bagian.
"Lepas!"
"Huuussst, jangan berisik," bisik Nathaniel. Lidahnya menjulur keluar menjilati daun telinga Naya, sesekali memberi gigitan di sana.
Jendral melepaskan tangan Naya membuat gadis itu memukulinya dengan brutal sebelum akhirnya terhenti karena rahangnya dicengkeram kuat oleh Nathaniel.
Naya berusaha mempertahankan kimononya namun gagal, tangan kakak tirinya terlalu ahli melucuti kimononya hingga bahunya yang terekspos sempurna menjadi sasaran cumbuan pria brengsek itu.
Mata Naya memejam ketika merasa perih di bahu akibat gigitan kuat kakak tirinya.
Puas dengan bahu, Jendral menginvansi payudara putih dengan puting merah muda yang mulai mengeras. Diremasnya payudara yang sangat pas dalam genggaman tangannya dengan tenaga penuh membuat empunya merintih kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Family
RomansaKetiga kakak tirinya yang bejat dan maniak sex; Mark, Jendral, dan Nathaniel adalah mimpi buruk bagi Naya. Naya hancur. Ketika mengadu meminta perlindungan dari ayah tiri yang disegani oleh ketiga kakak bejat-nya, Naya justru dihadapkan pada masal...