1. Awal Pertemuan

214 94 142
                                    


Hai-hai kalian baca cerita ini siang, sore atau malam nih? absen dong..

***

Jangan lupa vote dan komennya.

***

1. Awal pertemuan.

Langit sedang duduk menyendiri dibalkon kamarnya, sambil menikmati semilir angin yg menembus kepermukaan kulitnya.

langit menatap kosong kearah depan. terus meneratapi kehampaan dan kekosongan kehidupannya.
sebenarnya kebahagiaan itu terletak dimana? di bumi atau di akhirat?

"Mungkin mati lebih baik." monolog langit. cairan bening seketika menetes membasahi kedua pipi cowok itu.

"Langitt..." ucap Ardian sedikit berteriak. pintu kamar Langit terbuka lebar menampakan Ardian.  "turun sebentar papa mau bicara."  lanjut Ardian kemudian pergi meninggalkan langit sendiri.

Langit nampak bingung apa yang akan Ardian bicarakan, nampaknya sesuatu hal yang serius. apakah ini tentang ibunya? atau...
tak ambil pusing kemudian langit menemui Ardian yang sejak tadi sudah menunggunya.

Sesampainya diruang tamu. Langit mengerutkan dahinya bingung karena disana bukan hanya Ardian--- Ayahnya saja. tetapi terdapat 2 orang yang nampak asing. "Mereka siapa pah?" ucap langit melirik seseorang yang dihadapannya itu. sepertinya mereka seorang ibu dan anak. Langit nampak semakin tegang, suhu badannya panas dingin padahal kini langit berada diruangan ber Ac. Langit merasakan akan ada sesuatu hal yang buruk terjadi.

"Mawar dan Samudra..." ucap Ardian---  "Istri dan Anak saya, Samudra Biru Cakrawala." lanjut Ardian pelan tapi menusuk bagi Langit.

Bagai tersambar petir. Langit tidak menyangka bahwa dua orang dihadapannya itu seseorang yang selama ini Langit benci.  "Ma-- maksud papah? mereka..."  ucap Langit gemetar.

Ardian menoleh menatap langit. sedetik kemudian Ardian merasa bersalah atas perbuatannya. tetapi Ardian masih memiliki gengsi yang cukup besar sampai menutupi fakta yang sebenarnya.

Karena rasa gengsi dan amarah yang cukup besar terhadap Dania--- mantan istrinya. Ardian mendidik Langit cukup keras. "Iyaa mereka adalah istri dan anak papah, mereka juga akan tinggal di sini."
ucap Ardian kemudian menatap Langit yang sepertinya sedang berfikir keras.

Kenapa? kenapa Langit yang terus merasakan penderitaan ini, kenapa harus dia yang merasakan kehilangan. dua tahun dia Hidup sendiri tanpa sosok seorang Ibu, Langit ingin merasakan kasih sayang dari Dania sekali lagi.

"Ma--mama aku capek, ikut mama aja boleh nggak?."  batin Langit.

******

Kebahagiaan, kasih sayang, perhatian dan dimengerti. Mungkin semua kalimat itu sudah asing dan seakan hilang dari diri Langit Biru Cakrawala.

Langit tumbuh menjadi manusia kejam, tidak berperikemanusiaan, brutal, dan memiliki sifat dendam terhadap seseorang.

tidak ada belas kasih dalam diri Langit untuk orang yang sudah mengusik kehidupannya.

Apapun yang akan terjadi Langit tetap bertekad untuk membalaskan dendamnya. "Nyawa dibalas dengan nyawa!."  ucap langit lirih.

"LANGIT!..."
Langit sedikit terlonjak kaget, karena teriakan seseorang. cowok itu pun langsung menoleh kebelakang, dan melihat Samudra berjalan kearahnya.

"Lagi ngalamunin apa lo?." tanya Samudra kemudian duduk disebelah Langit.

Dia Samudra Biru Cakrawala. cowok berparas tampan,tinggi, berwajah manis dan yang sekarang notabe nya sebagai Adek seorang Langit Biru Cakrawala.

Garis LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang