P R O L O G

267 82 27
                                    


Hai! ini adalah cerita pertama saya.

Saya akan upload setiap
Hari Selasa/Rabu.

Buat pembaca Baru wajib follow Author
supaya kalian mendapatkan
Notif dari saya.

ig: @putriii_e03

Happy Reading. semoga kalian suka🥀

****

"Langit enggak bisa hidup tanpa mama. tolong bertahan maa, Langit akan lindungi mama!." tangis Langit semakin menjadi.

"Sayang pergi, jangan khawatir mama akan baik-baik saja." ucap Dania--- wanita berusia tiga puluh tahun yang sedang terkapar dijalanan yang merupakan ibunya.

Dania mengusap lembut pipi langit yang terus menangis. "mama enggak apa-apa sayang."

Langit menggeleng cepat "Aku enggak mau pergi maa..." tangis langit histeris kemudian mendekati Dania mencoba untuk melindungi-nya.

"Sekarang giliran lo, Langit Biru Cakrawala."

"Pergiii!..."

"Mamaaa..." teriak Langit seraya bangun dari tempat tidur. "ck sial kenapa mimpi itu lagi?." umpat langit kemudian mencoba menstabilkan tubuhnya yang panas dingin.

kenapa? berkali-kali mimpi itu yang terus hadir. seakan semesta terus mengingatkan atas kejadian pada malam itu.

"Aku janji akan menemukan siapa pelaku-nya, dan aku akan bikin dia merasakan apa yang mama rasakan waktu itu." cairan bening yang langit tahan sejak tadi akhirnya luruh. langit menangis histeris sampai kedua pipinya banjir air mata. tubuh langit bergetar hebat seraya memegang dada-nya yang terasa nyeri.

Cuaca malam ini begitu dingin. diluar sedang hujan lebat beserta kilatan petir yang sudah terdengar di atas sana. semesta seakan merasakan penderitaan seorang Langit Biru Cakrawala.

Pria itu menoleh mencari benda pipih diatas nakas kemudian menekan nomor yang akan dia tuju. " cari tau siapa dalang dibalik pembunuhan nyokap gue! " ucap langit kepada seseorang diujung sana.

"Ma-mamaa langit janji akan menemukan siapa pembunuh itu."
cairan bening itu seketika meluruh membasahi pipi langit begitu derasnya.

******

2 tahun kemudian...

Tahun berganti begitu cepat. semenjak kepergian ibunya langit benar-benar
kehilangan sumber kasih sayang yang dia punya selama ini. cuma ibunya yang sayang. cuma ibunya yang perhatian. cuma ibunya yang selalu ada.

"Maa-- langit kangen." ucap langit gemetar. "Langit manusia engga guna yaa maa, Selama 2 tahun pelaku itu masih bebas." tangis langit kemudian mengusap wajahnya dengan kasar.

pintu kamar langit terbuka lebar menampakan Ardian-- diambang pintu. "Kenapa kamu, masih terus nangis? Dia sudah mati!." ucap Ardian menekan 2 kata diakhir. "Ini semua juga salah kamu langit, karena kamu dania dibunuh. coba aja kamu engga ada di sini semua pasti akan baik-baik aja." lanjut Ardian tanpak emosi.

Langit seakan menulikan pendengarannya,ini bukan pertama kalinya Ayahnya selalu menyalahkan dirinya.
selama 2 tahun langit yang selalu disalahkan atas kejadian itu.

Ardian menatap wajah langit dengan emosi. seakan bak harimau yang ingin memakan mangsanya. " mama kamu itu pelacur, dia pantas mendapatkan siksa itu." ucap Ardian sedikit berteriak.

Garis LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang