4. Tragedi Masa Lalu

144 65 100
                                    


‼️Jangan lupa vote dan Komennya‼️

📍Sebelum baca follow dulu ya📍

👑Happy Reading👑

******

4. Tragedi Masa lalu.

"Lun! Awass" teriak seorang dari belakang yang membuat Langit reflek mendorong tubuh Aluna menjauh sampai gadis itu terjatuh ke lantai.

JLEBB.

Darah segar kini mengalir dari lengan Langit, cowok itu mengedar pandangannya mencari keberadaan Aluna. "Lo nggak papa kan Na?" ucap Langit memeriksa tubuh gadis itu.

Aluna yang masih syok hanya menggelengkan kepalanya, mata brown milik Aluna menahan cairan bening yang sebentar lagi meluruh. "Gue gk papa, ta--tapi lo?" ucap Aluna terbata-bata, seketika cairan bening menetes membasahi kedua pipi gadis itu.

"Gue gk papa, Na." ucap Langit menyakinkan bahwa dia baik-baik aja.
"Jangan Nangis Na, gue nggak bisa liat lo nangis" lanjutnya kemudian mengusap lembut air mata yang membasahi pipi Aluna.

"Maaf karena gue, tangan lo jadi terluka" ucap Aluna yang masih terus menangis sesenggukan.

Langit menarik tubuh Aluna ke dalam dekapannya, demi menyalurkan ketenangan atas kejadian yang tak terduga hari ini. "Ini bukan salah lo kok." ucap Langit mengusap pelan tubuh mungil Aluna.

"Lo gk papa kan Na? mana yang sakit?"  ucap Deon tiba-tiba menarik tubuh Aluna dari pelukan Langit, lalu memastikan kondisi gadis itu. "Kita ke UKS!" final Deon yang harus dituruti Aluna.

Di sisi lain, Samudra dan teman-temannya yang baru datang setelah mengejar pelaku penyerangan terhadap Langit. "Pe--pelakunya kabur!" ucap Samudra yang masih menetralkan napasnya.

"Gue tadi liat dia pake jubah hitam, lo tau dia siapa?" lanjut Samuel dengan nada serius.

Jika kalian tanya di mana Alfian dan Alvaro, mereka ada di pojokan masih lemas katanya karena habis lari-larian mengejar buronan.

"Nggak ada gitu yang mau ngasih gue air, huh cape kali" ucap Alfian mengipasi wajahnya sendiri. "Hooh gue juga cape, mana laper lagi" tambah Alvaro yang terus memegang perutnya.

Sagara yang menatap malas perilaku random sahabatnya, cowok itu hanya bisa mengusap dadanya untuk bersabar. 
"Ck,  bisa serius dulu kan!." ucap Sagara memutar bola matanya malas.

"Canda gue elah, biar gk tegang-tegang amat gitu." ucap Alfian memasang senyum khasnya.
"Ampun bos gue juga bercanda" timpal Alvaro mengangkat jarinya berbentuk V.

"Gue tadi nemuin ini" ucap Sagara lalu memberikan amplop putih itu.

Samudra langsung membulatkan matanya terkejut atas isi amplop putih itu.

"Lo punya musuh, Bang?" tanya Samudra dengan tatapan seriusnya.

Langit hanya menggelengkan kepalanya, kemudian cowok itu mengedarkan pandangannya dia merasa bahwa pelakunya masih berada di sekitar SMA Merpati.

"Lak, ikut gue ke UKS" ucap Samuel menarik paksa Langit supaya mengikuti keinginannya.

Di lain sisi, terdapat seseorang yang tengah menatap benci ke arah laki-laki di sebrang.
"Kenapa dia gk mati sekalian aja sh!" ucap---Nya lirih kedua tangannya mengepal erat, kemudian meninggalkan tempat itu dengan emosi memburunya.

******

Langit hanya menghela nafas berat, cowok itu berfikir sejenak kemudian mengingat kembali tragedi dua tahun silam yang di mana Dania di bunuh oleh laki-laki berjubah hitam.

Garis LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang