Ergh!
Dain kembali mengerang, dengan cepat Ahyeon segera menutup matanya berpura-pura tidur.
Kepala si tengah mendongak, memperhatikan wajah tenang sang kakak yang sedang menutup mata.
Senyum kecil terbit di ranum indah Dain saat merasakan bahwa sang kakak turut membalas peluknya.
"Gommawo unnie untuk pelukannya." Kecupan singkat ia hadiahkan tepat di sudut bibir Ahyeon. Ahyeon berusaha menahan dirinya untuk tidak terlonjak.
Jantungnya seketika hendak jatuh ke perut. Tindakan Dain terlalu tiba-tiba. Memang biasanya Dain sering mencuri kecupan seperti tadi, juga dengan Canny yang dengan sadar sering mengecup sudut bibirnya begitupula sebaliknya.
Tapi pada Dain, mereka tidaklah dekat layaknya hubungan ia dengan si bungsu. Ada jarak tak terlihat di antara mereka.
"Aku menyayangi unnie."
Dain sedikit termenung dalam tidurnya. Tatapannya menatap kosong pada plafon kamar sang kakak. Ahyeon mengintip sedikit dan tidak tau apa yang sedang adiknya pikirkan.
"Apakah unnie juga menyayangiku?" Tanya Dain tiba-tiba, tepatnya pada diri sendiri.
Ia tersenyum kecut, "Ah, sudahlah. Unnie pasti juga menyayangiku, secara aku kan adiknya yang paling cantik." Ujarnya menenangkan diri. "Mianhae Canny."
Ahyeon hendak tertawa mendengar ucapan sang adik. Kepercayaan diri Dain sudah tidak bisa tertolong lagi, sudah berasa di level tertinggi.
Dain melakukan peregangan pada tubuhnya sebelum bangkit untuk duduk, "Aku sangat lapar. Haruskah aku mengajak unnie?"
Menimbang-nimbang hal yang akan ia lakukan, pada akhirnya Dain pun memilih untuk membangunkan sang kakak untuk makan siang bersama.
"Unnie, Ahyeonnie. Ayo bangun, makan siang dulu." Ahyeon pura-pura menguap dan mulai berakting layaknya seseorang yang baru bangun dari tidur.
Matanya menyipit menatap Dain, "Kau? Mengapa kau berada disini?"
Kontan Dain membeku, benar juga. Mengapa ia tidak mengubah posisinya dulu tadi menjadi di luar kasur.
"Hehe, mianhae. Aku hanya mencoba kasur unnie. Sama empuknya dengan milikku atau tidak. Itu saja kok."
Netra Ahyeon kian menajam, menatap tepat di dalam manik Dain. Yang ditetap seketika salah tingkah, mencoba mengalihkan perhatiannya ke arah lain.
"Keluar!"
Dain mengangguk, "Iya, tapi unnie juga ya. Ayo, kita makan siang bersama."
"Tidak." Jawab Ahyeon tegas. "Aku akan makan bersama dengan Canny."
"Tentu saja Canny juga ikut. Kita akan makan bersama."
~ T E N G A H ~
"Canny-ah, ini!" Panggil Ahyeon dengan menyerahkan sepotong ikan yang sudah dipisahkan dari durinya.
Dengan senang hati si bungsu menerima, "Terima kasih."
Dain menatap interaksi antara kedua saudarinya, "Unnie, untukku mana?" Tanya gadis itu meminta bagiannya.
"Apa?"
"Ikan seperti milik Canny."
"Ck, jangan manja. Ambil saja sendiri."
Ia merengut, sedikit merajuk karena sang kakak menolak permintaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
T E N G A H | BABYMONSTER [ ROYEONCHI ft. TAENNIE]
Fanfiction[ O N G O I N G ] Si Sulung milik Ayah. Si Bungsu milik Bunda. Lalu, bagaimana dengan Si Tengah? . . . Update tiap Minggu-Senin.