0.4 Madness

618 116 23
                                    

"Hyein-ah, dimana tugas milikmu? Aku ingin melihatnya, boleh?" Mata Dain berkedip cepat, layaknya seekor anak anjing yang meminta makanan pada pemiliknya.

Gadis Lee menghela nafas pasrah, tersenyum kecut namun tetap memberikan apa yang Dain minta.

Ia menyuruh Dain untuk segera duduk dan cepat menyelesaikan tugas itu sebelum guru yang bersangkutan datang.

Lima belas menit berlalu bertepatan dengan guru masuk, tugas yang Dain kerjakan pun terselesaikan juga. Gadis itu tersenyum senang dan bernafas lega karena tidak jadi diberi hukuman.

"Segera kumpulkan tugas yang saya beri semalam!"

"Dan kau, Kim Dain! Segera berdiri di depan, saya yakin kau pasti belum mengerjakan tugasmu!"

Dain tersenyum miring. Dengan langkah tegap ia mengumpulkan tugas miliknya tepat di hadapan Boo-ssaem, "Untuk kali ini, tebakanmu salah Tuan Boo Yang Terhormat. Ini tugas milikku."

Guru Boo memutar bola mata jengah, sedikit kesal melihat tingkah murid kesayangannya itu.

"Tumben sekali kau tidak membolos Dain-ah? Ada apa denganmu? Kau sakit?"

Dain berdecih sebal, "Bolos salah, tidak bolos pun sama saja."

"Maksudku bukan seperti itu, hanya saja. Aku cukup kagum, ternyata kau sudah mulai berubah."

"Ya, terserah kau sonsaengnim."

Pembelajaran yang sempat tertunda tadi pun kembali dimulai.

Guru Boo mulai menjelaskan berbagai soal yang tertera pada buku cetak miliknya dan menyalin pada papan tulis.

Sedangkan para murid mencatat semua itu pada buku catatan mereka, tapi tidak dengan Dain yang malah lebih memilih untuk menjadikan tasnya sebagai bantal agar ia dapat tidur.

Teman-temannya yang lain sudah terbiasa akan hal itu, begitu juga dengan Guru Boo jadi sebisa mungkin mereka membiarkan asalkan gadis itu tidak mengganggu proses pembelajaran.

~ T E N G A H ~

Prang!

Suasana kantin yang tadinya riuh dan ramai seketika senyap setelah nampan yang berisi nasi serta lauk pauk itu terjatuh begitu saja pada lantai sesudah berhasil mengotori seragam seseorang.

Si penabrak yang turut terjatuh hanya mampu tertunduk. Tidak berani mendongakkan kepalanya dan menatap pada mata sang korban ketika menyadari siapa seseorang yang telah ia tabrak itu.

"Wah, berani sekali!" Ujar seseorang tersebut dengan menepuk-nepuk rompi yang ia kenakan.

Senyum miring tersungging di bibir tipis sang gadis. Matanya pun turut menatap nyalang pada seseorang yang berada tepat di bawah kakinya.

"Tidak ingin mengatakan sesuatu?" Tanya seorang pemuda bermata sipit dengan tampang tengilnya yang berada di sebelah gadis itu.

Tanpa disangka seorang pemuda lain yang kali ini wajahnya terlihat datar ikut merangkul si gadis penabrak yang sedang terduduk, "C'mon girl, bertanggungjawablah. Kau sadar bahwa dirimu yang salah disini bukan?"

Ia mengangguk dengan gemetar, teramat takut karena saat ini dirinya dikepung oleh empat orang yang masuk ke dalam cirlce yang paling dihindari di sekolah.

"Takagi, Park, hentikan! Kalian membuat dia takut." Tahan Hyein kepada kedua sahabatnya, "Shinhye-ya, ppali wa. Jangan sampai aku yang turun tangan, kau paham bukan?"

Gadis bernama Shinhye itu kembali menggangguk, ia pun bangkit dan berdiri di hadapan Dain masih dengan posisi kepala tertunduk diikuti oleh Justin dan Geonroung.

T E N G A H | BABYMONSTER [ ROYEONCHI ft. TAENNIE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang