0.10 Resah

532 108 16
                                    

"Bagaimana ini unnie? Perlombaannya sebentar lagi dan aku belum memberitahuknnya pada eomma ataupun appa."

Gurat cemas terlihat begitu jelas di raut wajah Dain. Buliran keringat pada sekujur tubuhnya bahkan belum kering dan kini lelahnya malah bertambah dengan pemikiran akan lomba yang akan datang nanti.

Haram mengajak Dain untuk keluar dari ruangan tersebut, mencari tempat yang lebih sepi agar perbincangan mereka tidak diketahui oleh orang lain.

Genggaman hangat pada telapak tangannya mampu sedikit menenangkan perasaan Dain yang sedang diserang resah, "Tenang dulu Dain-ah, minum ini dulu." Lanjutnya dengan memberikan sebotol air mineral pada sang adik.

Dain meneguk air tersebut dengan rakus tanpa menyisahkannya sedikit pun, pikirannya sedang kusut dan ia membutuhkan banyak cairan untuk menenangkan diri.

Dengan lembut Haram mulai kembali mengajukan pertanyaan yang sempat ia tahan, "Waeyo? Kenapa belum memberitahu imo dan samchon?"

"Unnie tau sendiri bagaimana kerasnya mommy dan daddy melarang kami untuk menjadi seorang idol."

"Tapi kan kau belum mencobanya, Dain-ah. Bagaimana kau bisa tau?"

Erangan penuh amarah Dain lontarkan karena tidak bisa menahan rasa kesalnya pada diri sendiri, "Tidak bisa unnie, dan tidak akan pernah bisa. Seberapa keras pun aku mencoba hasilnya akan tetap sama."

Haram berpikir keras mencari jalan keluar yang baik agar Dain bisa tetap mengikuti perlombaan itu, banyak ide yang berlalu lalang di otaknya namun satupun belum ada yang ia rasa cocok.

Sampai pada, "Masker!"

Dahi Dain berkerut dengan penuturan sang kakak, "Maksud unnie."

"Kostum tarian kalian nanti, pergunakan masker saja. Ada kemungkinan identitasmu tidak akan diketahui jika kau menggunakan masker."

Dain menimang ide yang disampaikan oleh Haram. Boleh juga.

"Tidak bisa, kemungkinan besar benda itu akan terbang karena pergerakan kami."

Haram tampak kembali berpikir, matanya menerawang ke atas memikirkan jalan keluar lain untuk sang adik.

"Bagaimana dengan topeng? Kalian bisa menggunakan topeng bergambar hewan atau lainnya."

"Ah, matta. Baiklah, akan kusampaikan pada teman-temanku nanti."

Senyum lebar timbul di ranum indah Haram ketika saran yang ia sampaikan di terima dengan baik oleh Dain.

"Baiklah, sekarang ayo kita makan. Perut unnie sudah sangat kosong dan sedang membutuhkan asupan."

"Ayo!"

~ T E N G A H ~

Seperti saat berangkat tadi, kini Dain juga turut pulang bersama dengan kedua saudarinya. Ya, walaupun dengan sedikit paksaan dan rengekan yang dilakukan oleh Canny.

"Unnie, unnie-" Seruan dari Canny berhasil menyentak Dain dari lamunannya. "Unnie kenapa melamun? Masih sakit?"

Dain menggeleng, "Tidak, tidak apa-apa. Hanya sedikit, lelah-"

"Tidur saja dulu, ayo berbaring disini." Ujar Canny dengan memberikan bahunya sebagai sandaran, "Unnie kan baru sembuh, jadi wajar masih merasa lemas dan mudah lelah. Jadi, sekarang tidur saja. Jika sudah sampai nanti akan kubangunkan."

"Terima kasih Canny-ah, unnie benar-benar membutuhkannya."

Percakapan yang dilakukan oleh dua orang gadis yang lebih muda itu tidak luput dari pandang Ahyeon yang sedang sibuk dengan ponselnya.

T E N G A H | BABYMONSTER [ ROYEONCHI ft. TAENNIE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang