Pagi ini Jeon terpaksa harus memutar langkah menuju pagar belakang sekolah setelah dengan terpaksa menitipkan motornya di parkiran luar disamping sekolahnya.
Semua itu dikarenakan pagi ini Jeon bangun kesiangan setelah baru beranjak tidur pukul 2 dinihari.
Bukan tanpa sebab Jeon melakukan hal tersebut, itu dikarenakan ia memang kesulitan untuk tidur semalaman.
Entahlah, hanya saja banyak sesuatu yang ia pikirkan, termasuk memikirkan gadis tersebut.
Jeon tak paham mengapa juga ia sampai begini.
Jadi ia memutuskan untuk bermain gitar dan menulis lirik-lirik lagu saja semalaman.Dengan waspada, ia pun berjalan sesekali sesekali mengendap-endap ataupun menyelinap berjaga-jaga dari atensi para guru yang bisa saja memergokinya keluyuran di jam pelajaran telah berlangsung saat ini.
Hingga saat dirinya mulai berjalan melewati sebuah lorong toilet, dengan tiba-tiba ia dikejutkan oleh seorang siswi yang baru saja keluar dari sana dan hampir menabrak tubuhnya.
Sontak keduanya pun tampak kompak terkejut satu sama lain."Kamu lagi aja..!!
Kenapa sih kamu suka banget seliweran disekitar aku akhir-akhir ini..??!!" pekik Rose kala menatap Jeon didepannya kini."Apa sih..??!!
Justru kamu yang selalu muncul dimana-mana tanpa aku minta." dengus Jeon."Eh siapa duluan yang keluyuran di jam pelajaran kayak gini sambil nenteng ransel dipunggung..?!
Oh.. Kamu pasti telat kan, makanya jalan sambil ketakutan dan akhirnya hampir nabrak aku tadi..!!" cerocos Rose."Ssst.. Udah diem, kamu nie nyatanya cerewet banget ya??
Padahal kata para siswa disini, kamu tuh cukup ramah..!!" kesal Jeon menatap wajah Rose yang sama merengutnya dengannya saat ini."Aku bakal kayak gini cuma sama kamu, karena di sekolah ini nggak ada murid yang senakal kamu..!!" balas Rose.
Jeon hanya mendengar omelan gadis tersebut dengan jengah, walaupun ia sama sekali tak berniat beranjak dari sana.
Dan tiba-tiba ia mendengar suara dua orang guru tengah saling mengobrol dan berjalan mendekat.
Tentu seketika ia panik dan harus bersembunyi saat ini."Liat aja, aku bakal lap... Mmmmppp....!!!"
Belum selesai Rose menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba Jeon membungkam mulutnya dan mendorong Rose masuk ke lorong toilet untuk ikut bersembunyi bersamanya.
Rose dibuat berdebar tak karuan kala dengan seenaknya laki-laki tersebut kini menghimpitnya ke tembok dengan sebelah tangan masih menutup bibir merahnya, sementara tangan yang lain digunakan untuk bertumpu pada tembok, mengunci pergerakannya.
Dalam posisi tersebut mata Rose dapat melihat posisi Jeon yang begitu dekat dengannya.
Bahkan orang yang melihat mungkin bisa mengira bahwa mereka saat ini sedang melakukan tindakan tak terpuji di toilet.
Sementara Jeon justru terlihat tak peduli dan malah berfokus mengintip arah luar, berjaga-jaga agar dua guru tersebut tak melihat keberadaan mereka berdua saat ini.Rose berusaha sekuat tenaga menahan debaran jantungnya yang menggila kala menatap bibir Jeon yang posisinya kini setara dengan keningnya tersebut.
Ya karena perbedaan tinggi kedunya yang tak terlalu jauh, membuat posisi mereka begitu pas dan serasi jika harus berdiri berdampingan.
Hingga akhirnya Jeon pun bernafas lega kala kedua guru tersebut berlalu begitu saja tanpa melihat atensi mereka berdua di lorong toilet tersebut."Hhh.. Selamet juga akhirnya.." desah Jeon bernafas lega.
Hingga kini akhirnya ia kembali sadar dengan apa yang terjadi diantara dirinya dan Rose saat ini.
Perlahan ia menatap gadis didepannya kini yang hanya menatap sayu padanya.
Seketika Jeon pun menjauhkan tangannya dari bibir gadis tersebut dan sedikit memundurkan tubuhnya yang terlihat terlalu menempel pada tubuh Rose.
Sontak Jeon pun merasakan debaran yang menggila di dadanya kala melihat sejak tadi Rose pun menatap lekat padanya."S.. Sorry.." gumam Jeon.
Namun netra sendu milik gadis itu nyatanya seketika berubah menjadi tajam dan tanpa aba-aba justru menendang tulang kering Jeon dengan cukup keras.
Tentu hal tersebut mampu membuat Jeon seketika memekik kesakitan.