Pagi ini Rose dikejutkan dengan kedatangan Enzo yang tiba-tiba menjemputnya tanpa ijin terlebih dahulu.
Begitu Rose keluar dari kamar, nyatanya pemuda tersebut sudah duduk manis bersama keluarganya di meja makan pagi ini.
Dan wajah sang ayah tentu berubah cerah jika Enzo yang datang bertamu kerumahnya.
"Enzo?
Kok tiba-tiba aja kamu dateng?!" tanya Rose terkejut.
"Emm hari ini aku mau ajak kamu berangkat bareng, maaf ya kalo aku gak bilang dulu ke kamu." jawab Enzo.
"T..tapi nanti Pak Parjo kalo dateng kesini buat nganter aku gimana.?!"
"Udah mending bareng Enzo aja, dia juga udah terlanjur dateng kan..?!
Nanti kalo Pak Parjo kesini, biar ayah yang bilang ke dia." jawab Pak Wilman.
"Tauk nih kakak, lebih suka dianter Pak Parjo ya, daripada dianter gebetan..!?" goda Mitha.
Rose seketika menatap tajam sang adik yang kini justru tertawa menyebalkan setelah menggodanya.
Sementara Enzo hanya tersenyum tipis menahan malu dengan ucapan adik Rose tersebut.
Sementara Bu Ajeng hanya menggeleng pelan menanggapi tingkah kedua putrinya.
"Ayo duduk Nak, cepet sarapan.
Nanti keburu telat." ujar Bu Ajeng menengahi.
"Hffft.. Iya Bu'.." jawab Rose malas lalu beranjak duduk di kursinya.
Mereka menikmati sarapan bersama dengan suasana hangat.
Tak ada raut dingin di wajah Pak Wilman seperti saat kehadiran Jeon beberapa hari lalu.
Tak dapat dibohongi bahwa Enzo adalah calon menantu yang diharapkan Pak Wilman untuk putrinya kelak.
•••••
Pukul 06.40 Enzo dan Rose sampai di sekolah.
Rose segera turun dari motor begitu sampai di parkiran.
"Lain kali chat dulu aja ya Zo kalo mau jemput, aku gak enak aja sama Pak Parjo.
Beberapa hari ini kan dia gak nganter aku, tar dikiranya aku udah gak butuh ngojek dia lagi." gerutu Rose.
"Ya kalo gitu biar aku aja yang ngojekin kamu tiap hari." usul Enzo.
"Ck.. Kamu nih.." dengus Rose sembari hendak melepas helmnya.
Namun nyatanya ia sedikit kesulitan dengan tombol unlock pada tali helm yang sedikit macet.
Enzo pun tersenyum geli melihat tingkah Rose yang lucu berusaha melepas benda dikepalanya tersebut.
Hingga akhirnya ia kini turut membantu gadis itu melepaskan helmnya.
"Kamu nie kayak bocah banget sih.." kekeh Enzo melepas pelan helm itu dari kepala Rose.
"Ya helm kamu tuh pake macet segala..
Besok-besok minyakin tuh tombol unlocknya.." omel Rose.
"Hehe.. Iya-iya.." jawab Enzo.
Masih dengan kecemberutannya, kini tiba-tiba atensi Rose justru terpaku pada seseorang yang berdiri tak jauh dari tempatnya berada.
Orang itu menatap datar kearahnya dan Enzo berada saat ini.
Dapat dilihat ternyata motor besar miliknya sudah terpakrir lebih dulu di parkiran sebelum Enzo sampai.
Lalu kenapa ia tiba-tiba pergi ke parkiran lagi dan justru menonton keebersamaannya dengan Enzo.?
'Jeon..!?' batin Rose menatap sedikit salah tingkah dengan keterdiaman pemuda tersebut.
Tanpa diduga kini Jeon justru beranjak pergi meninggalkan Rose yang masih mematung menatapnya.
Seketika Rose merasa tak nyaman dalam dirinya, entah mengapa seolah ia merasa bersalah dan menyakiti hati lelaki tersebut.
"Rosie...
Hey.. Kamu denger aku..!?" ujar Enzo membuyarkan lamunan Rose.
"Hah.. I..iya, ke..kenapa Zo..?!" pekik Rose terkejut.
"Kamu ngelamun..!?
Mikirin apa.!?" tanya Enzo.
"B..bukan apa-apa..
Kamu tadi ngomong apa.!?"
"Emm.. Aku besok mau ajak kamu jalan, mumpung libur.
Kamu mau..??"
