8

74 12 3
                                    

Sepulang sekolah nyatanya Jeon nekat menemui guru pembina ekskul paduan suara guna membujuk sang guru agar menyuruh Rose bersedia kembali menjadi rekan duetnya di acara sekolah nanti.
Dengan ragu lelaki itupun masuk kedalam ruang guru yang kini sudah mulai sepi karena memang beberapa guru yang sudah selesai mengajar juga pulang sejak tadi.

Tok.. Tok.. Tok..

"Permisi Pak Gibran.."

"Oh, Jeonathan..??!!
Ada apa..?!"

"Emm.. Maaf Pak, kedatangan saya kesini ada urusannya dengan salah satu murid bapak yang bernama Rosie.."

"Hmm..?!
Iya ada apa sama Rosie.?!"

"Saya minta tolong agar Pak Gibran mau membujuk Rosie untuk berduet dengan saya di acara sekolah bulan depan Pak.."

"Lho, bukannya Rosie juga udah bilang ke kamu kalo dia juga mengajukan hal itu?"

"Dia membatalkan begitu saja Pak, dan dia justru milih bergabung dengan anggota lain yang basicnya bukan di bidang musik." jawab Jeon memelas.

Pak Gibran memandang bingung, dan Rose pun tak mengonfirmasi apapun tentang keputusannya yang baru.
Ditambah siswa didepannya ini nampak begitu ingin membawakan lagu bersama salah satu anak didiknya tersebut.

"Saya mohon Pak, saya pengen banget band saya bisa collab sama dia.
Tolong bujuk dia supaya dia mau menerima tawaran saya ini Pak.." ujar Jeon memohon.

"Kamu suka ya sama Roise..?!" tanya Pak Gibran tersenyum geli.

Jeon tentu saja sedikit kaget mendengar ucapan dari sang guru, namun nyatanya dengan mantap lelaki tersebut menjawabnya.

"Iya Pak, saya suka sama murid bapak.
Maka dari itu saya ingin bisa jadi lebih dekat sama dia di proyek bersama ini.
Apa bapak merestui saya jadi pacar Rosie..?!" tanya Jeon.

"Lho, kok tanya saya..?!
Saya kan bukan bapaknya..?!"

"Ya kalo di sekolah kan njenengan niku bapaknya.." jawab Jeon berusaha berbahasa kromo.

"Yaa.. Asal kamu nggak main-main sama dia, saya setuju aja kok.." jawab Pak Gibran.

"Bener ya Pak, saya di restuin..?!" pekik Jeon kegirangan.

"Iyaaaa..." jawab Pak Gibran tersenyum geli.

"Dan jangan lupa lho Pak, minta dia buat gabung sama saya di acara sekolah nanti.."

"Iya udah, tenang aja.."

"Terimakasih Pak, terimakasih banyak..!!" ujar Jeon kegirangan seraya mencium tangan sang guru berkali-kali.

Pak Gibran pun dibuat kebingungan juga dengan sisi lain dalam diri Jeon yang begitu unik tersebut.
Pasalnya seisi sekolah tau bagaimana sikap anak itu setiap harinya.
Namun hari ini merupakan hari bersejarah bagi pembina ekskul paduan suara tersebut, karena berhasil melihat kekonyolan Jeon saat sedang jatuh cinta.

Evi teelihat baru saja keluar dari toilet setelah pulang sekolah.
Niatnya hari ini untuk pergi menemani Rose guna membeli buku musik yang ia inginkan, harus gagal karena sang ibu yang menelfonnya dan menyuruhnya untuk cepat pulang karena ada keperluan.
Namun tiba-tiba langkah riangnya terhenti kala dua lelaki yang yang amat ia benci kini berdiri menghadangnya di pagar sekolah yang sudah sepi tersebut.
Awalnya tentu Evi mencoba tak peduli dan berniat tetap melanjutkan langkahnya sebelum akhirnya salah satu dari mereka mengatakan sesuatu.

"Ev, kamu serius suka sama Jeon.?" tanya Bimo.

Evi pun menoleh dengan acuh, namun akhirnya tak urung iapun juga membalasnya.

Nada-Nada CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang