Bu Kirana alias ibu Jeon pagi ini sampai di rumah sakit.
Ia membuka pintu kamar inap sang putra dengan sedikit kencang karena begitu khawatir pada pemuda itu sejak kemarin.
Bahkan terpaksa meninggalkan sang mertua yang kini sedang berjalan pelan di tuntun oleh sang suami jauh di belakangnya.
Untung nenek Jeon bisa memaklumi tindakan menantunya yang begitu khawatir pada keadaan sang cucu."Jeonathan....!!!" pekik Bu Kirana.
"Mami..!?" kejut Jeon yang ternyata baru selesai membersihkan diri di bantu oleh perawat pria di rumah sakit tersebut.
Begitu tugasnya selesai, sang perawat pun mengucapkan permisi dan segera pergi dari sana.
Bu Kirana mengangguk sekilas, dan setelah semua aman kini seketika ia menghambur ke pelukan Jeon dan menangkup pipi pemuda itu mengecek keadaan wajah Jeon yang sedikit menyedihkan."Ayo jujur sama Mami, kamu tawuran lagi kan..!!??" hardik Bu Kirana.
"Apaan sih Mami, Jeon itu di keroyok..!!
Kalo Jeon tawuran, pasti udah bawa banyak temen..!!" dengus Jeon."Ya masalahnya apa..??
Saling ejek antar sekolah lagi, iya..??!!""Ck.. Bukan..!!
Masalahnya karena Jeon melindungi cewek yang Jeon suka dari orang jahat itu.."Seketika tubuh Bu Kirana melemas mendengar jawaban dari sang putra.
Ya, karena seorang gadis Jeon yang biasanya membuat anak orang babak belur kini harus pasrah menerima karma.
Dan tentu Bu Kirana sedikit tak terima.
Belum sempat sang ibu menjawab, kini sang nenek dan ayahnya ternyata baru sampai dan masuk kedalam kamar inapnya."Jeon, udah mandi kamu Le..!?
Mau sarapan dulu..!?" tanya Nenek Jeon lembut."Mau Nek, tapi Jeon bosen makanan rumah sakit mulu.
Kangen masakan Nenek.." rengek Jeon."Tenang, ini nenek masakin makanan kesukaan kamu.
Chan.. Buka cepet rantangnya biar cucu ibu sarapan sekarang.." perintah sang nenek pada anak lelakinya."Iya Bu'.." patuh Pak Chandra.
Jeon tersenyum senang sembari melirik sang ibu yang hanya terdiam menahan kata-katanya karena kehadiran Nenek Jeon dan Pak Chandra.
Tak bisa di pungkiri, Nenek Jeon tentu sangat memanjakan cucunya dan tentu membuat Bu Kirana kadang hanya mengelus dada.Jeon makan dengan lahap di suapi sang ibu dengan nasi kuning lengkap buatan sang nenek + gudeg hangat sebagai lauknya.
"Hari ini Papi mau ke polres bikin laporan atas kasus kamu." ujar Pak Chandra membuka percakapan.
"Papi udah kumpulin semua buktinya?" tanya Jeon.
"Untuk beberapa bukti sih udah, dan nanti Papi bakal nunggu Bimo dan Miko serta saksi-saksi lain buat datang ke polres sana untuk memberi keterangan."
"Pokoknya kamu harus bicara empat mata sama Mami nanti, Je..!!" dengus Bu Kirana.
"Iya-iya Mi.." jawab Jeon pasrah kala mendapatkan pelototan tajam dari sang ibu.
••••••
Seorang pria paruh baya dengan stelan sederhana namun tetap necis, siang itu datang berjalan mengunjungi Pasar Senthir, khususnya rumah yang kini digunakan sebagai tempat penjualan motor-motor bekas, hasil lelangan atau bahkan hasil curian.
Tak heran Pasar Senthir adalah termasuk pasar gelap di daerah Malioboro karena memang tempat jual beli barang-barang hasil curian juga.
Namun pasar tersebut ramai jika malam hari saja.Seorang pemilik toko, pria sekitar umur 30an menyambut pelanggan pertamanya siang itu.
Ia menyambut ramah dan dan sopan kala melihat pelanggan dengan vibes orang kaya namun sederhana tersebut.
Sepertinya orang itu ingin mencari kendaraan yang lumayan mahal di tokonya.