Rose sampai di RSU Dr.Sardjito jogja setelah menempuh perjalanan kurang lebih 45 menit.
Setelah membayar ongkos, iapun segera berjalan cepat menuju ruang UGD yang Bimo sebutkan.
Langkahnya terhenti saat ia ada seseorang yang memanggilnya ketika ia melewati ruang tunggu, dan ternyata orang itu adalah Miko.
Disana sudah ada Bimo dan kedua wanita paruh baya yang Rose perkirakan pasti keluarga Jeon."Mik.. Gimana keadaan Jeon..!?" tanya Rose khawatir.
"Jeon masih diruang operasi, karena tangannya luka parah akibat tebasan parang." lirih Miko.
Seketika Rose menutup mulutnya menahan keterkejutan.
Dan ia berdoa semoga Jeon tak apa-apa setelah ini."Tapi kamu gak apa-apa kan Sie..?!
Kayaknya pelakunya si Junno lagi ya, mantan kamu.." ujar Miko."Hah.. Kamu tau darimana?" tanya Rose.
"Temen aku ngejar mereka, sebelum kabur mereka mampir ke gudang kosong dipinggiran kota yang dijadiin mereka markas."
"Lalu selanjutnya gimana?
Kalian udah lapor polisi?""Mungkin kita nunggu orangtua Jeon aja nanti datang, gimanapun mereka yang lebih berwenang ngurus permasalahan ini." jawab Miko.
"Iya, kebetulan bapaknya Jeon kan jendral polisi, pasti bsa lebih gampang tuh buat ngeringkus setan alas itu." timpal Bimo.
Rose beralih pada budhe Surti dan nenek Jeom yang masih duduk menunggu dengan cemas disana.
Dengan pelan Rose mendekati keduanya dan menjabat tangan."Selamat siang..
Perkenalkan, saya Rosellyn Patriccia teman Jeon satu sekolah..""Iya Nak..
Saya Ratih Pramesti, eyangnya Jeon..""Kalo saya panggil aja budhe Surti, saya karyawan sekaligus asistennya eyang Ratih.."
Rose mengangguk dan tersenyum sekilas, namun tak dipungkiri ada rasa cemas dihatinya.
Hingga kini akhirnya ia bergabung dengan nenek Jeon dan budhe Surti duduk disana.
Sejenak ia mengambil ponselnya dari dalam tas bermaksud menghubungi Enzo jika ia terpaksa membatalkan janji mereka secara mendadak.
Lagipula saat ini Enzo justru bersama gadis lain disana, Rose pun tak ingin jika hanya dijadikan obat nyamuk oleh Enzo dan gadis yang kemungkinan kekasih Enzo tersebut.Begitu ia membuka ponselnya, kini iapun cukup terkejut.
Pasalnya terdapat 20 panggilan tak terjawab, dan 5 pesan masuk dari nomor Enzo.
Enzo pasti sekarang masih menunggunya.
Akhirnya dengan terpaksa kini ia berinisiatif menelfon Enzo dan berbicara jujur bahwa ia batal untuk datang.
Maka segera ia berdiri sedikit menjauh dari keluarga Jeon dan memilih menelfon disudut tempat lain."Halo Rosie, kamu dimana sih..?!
Aku dari tadi nunggu kamu lho..""Ee.. M..maaf Zo..
Aku mendadak banget ngomongnya, tapi aku gak bisa dateng kesana sekarang."